Papua Barat

Kunjungi Posyandu Manokwari Selatan 5 Pejabat Ini Jadi Orang Tua Asuh 50 Anak Stunting

138
×

Kunjungi Posyandu Manokwari Selatan 5 Pejabat Ini Jadi Orang Tua Asuh 50 Anak Stunting

Sebarkan artikel ini
Print

Penyerahan bantuan dari orang tua asuh untuk anak stunting yang diterima pendamping di Posko Stunting Ransiki, Manokwari Selatan, Sabtu (22/7/2023). FOTO: RUSTAM MADUBUN.PAPUADALAMBERITA

PAPUADALAMBERITA.COM.MANOKWARI – Kepala satuan tugas khusus penaganan stunting, Ketua Koordintaor wilayah penaganan stunting Manokwari Selatan, pimpinan OPD dan Asisten III Setda Papua Barat mengunjungi Kabupaten Manokwari Selatan, meninjau penimbangan bayi di Posyandu Kemala Ransiki Manokwari Selatan, Sabtu (22/7/2023).

Baca juga: Komitmen Gubernur Waterpauw Bawa Kesembuhan Bagi Dua Anak Penderita Stunting di Manokwari Selatan

Dalam kunjungan itu Asisten III Setda Pemerintah Provinsi Papua Barat menyaksikan penyerahan bantuan senilai Rp50.000 dari lima pejabat di lingkungan Pemerintahan Provinsi (Pemprov)  PPapua Barat yang menjadi orang tua asuh bagi anak pendirita stunting kepada koordinator pendaping di Posko Manokwari Selatan.

Kelima pimpinan OPD yang menjadi orang tua asuh anak stunting di Manokwari Selatan adalah, Kepala BPKAD Agus Nurrodi, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Papua Barat Lasarus Ullo, Kepala Dinas Penanaman Modal dan PTSP Supriatna Jalimon, Kepala Biro Umum  Juliana Antoneta Maitimu Kepala Biro Barang dan Jasa Jimi Pigome, kelima ini mengangkat 50 anak asuh.

Sebelum kelimanya, penjabat gubernur Papua Barat Paulus Waterpauw telah mengangkat 12 anak asuh, Ketua TP PKK Papua Barat mengangkat delapan (8) anak asuh dan Kepala Bapenda Papua Barat mengangkat 11 anak asuh.

Ketua Koordinator Wilayah Penanganan Stunting Manokwari Selatan DR Bachri Yasim SE, MM pada kesempatan itu mengatakan terima kasih atas kepada kelima pejabat ini yang telah mengangkat anak asuh di Kabupaten Mansel.

Menjadi orang tua asuh dari anak stunting untuk menekan stunting dengan pemberian makanan tambahan sesuai yang ditentukan ahli gizi di Kabupaten Mansel.

“Itu adalah kepedulian, kepada anak-anak stunting yang merupakan masyarakat di Mansel sehingga dengan dorongan hati agar anak – anak itu keluar dari data stunting, diasuh dengan memperhatikn makanannya dan lain,” jelas Bachri Yasin.(tam)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *