Olahraga

Atlet Juara Lahir dari Pelatih Unggul

138
×

Atlet Juara Lahir dari Pelatih Unggul

Sebarkan artikel ini
Print
PELATIH mengikuti pada acara Training Of Trainer di Hotel Sahid, Rabu (20/3). FOTO: humas koni papua

PAPUADALAMBERITA.COM, JAYAPURA – Prestasi Atlet ada ditangan pelatih. Seorang pelatih jika ingin atletnya juara harus punya strategi. Tanpa strategi jangan berharap atlet yang ditangani bisa juara. Selain itu, seorang pelatih harus memiliki mimpi dan tujuan yang hebat untuk melahirkan seorang atlet jadi juara. Jadi jangan pernah menyalahkan atletnya jika tidak bisa berprestasi. Salahkanlah diri sendiri karena tidak mampu melahirkan atlet juara.

Hal itu disampaikan pemateri dari pusat, Paulus L Pesurnay pada acara Training Of Trainers (TOT) dengan tema pelatih unggul, atlet Juara di Hotel Sahid, Rabu (20/3). Turut hadir Kasdam XVII/ Cenderawasih. Brigjen TNI, Irham Waroihan juga sebagai ketua Pusatlaprov PON XX Tahun 2020. Pengurus KONI, masing-masing pelatih cabor terukur. ” Saya minta semua pelatih secara serius dapat mengikuti pelatihan. Karena TOT ini sangat penting untuk diikuti pelatih dalam menyiapkan atlet juara di PON XX Tahun 2020,” kata Irham.

Lebih lanjut dikatakan, Paulus L. Pesurney menjelaskan tidak waktu bagi atlet untuk latihan. Artinya seorang atlet bila ingin latihan bukan harus di lapangan yang bagus. Seorang atlet jika memang betul -betul ingin berprestasi kapan dan dimana saja bisa latihan fisik.

“Saya sudah usia 78 tahun. Sebagai mantan atlet nasional sampe sekarang saya secara rutin tiap pagi melakukan olahraga ringan.

Usia 78 tahun bukan menjadi alasan buat saya untuk tidak olahraga,” kata Paulus yang mengaku menjadi atlet Nasional tahun 1967.

Paulus yang sengaja di datangkan oleh KONI Papua memberikan materi tentang Kemampuan Gerak Dasar Manusia. “Seorang pelatih barus punya mimpi dan tujuan untuk melahirkan seorang atlet berprestasi. Seorang pelatih harus punya mimpi atlet harus juara dunia. Tanpa mimpi dan motivasi ini jangan pernah berharap seorang pelatih bisa melahirkan atlet juara. motifasi disertai latihan rutin akan melahirkan atlet juara.

Kelemahan pelatih Indonesia menurut dia, terletak pada  daya tahan dan kekuatan. Biasanya atlet Indonesia misalnya saat pertandingan bulutangkis. Set pertama Indoensia menang. Set ke dua kalah. Set ketiga minta doa, karena apa fisik atlet Indonesia tidak kuat. “Kelemahan pelatih Indonesia pada persepsi yang salah. Pelatih Indonesia menginginkan atletnya cepat-cepat menang. Padahal fisik memiliki keterbatasan. Kecepatan hanya 10 persen.  Tingkat daya tahan tubuh dikesampingkan. Sehingga jangan salah bila daya tahan fisik atlet Indonesia cepat menurun alias tidak kuat.

Menurut Paulus, untuk menjadikan seorang atlet jadi juara ada 10 prinsif latihan diantaranya pertama ada harus hubungan yang optimal antara pembebanan dan pemulihan prinsip super kompensasi. Dua, pembebanan yang progresif. Ketiga, pembinaan jangka panjang. Ke empat, pembinaan dengan periodesasi. Ke lima, hubungan oftimal fisik, tehnik kecabangan olahraga, taktik cabang olahraga dan peningkatan intelektual termasuk di dalamnya pembinaan psykologi terutama kemauan keras. Ke enam, hubungan antara pembinaan yang khusus dan bertambahnya latihan-latihan spesialis (cabor). Ke tujuh, latihan yang bervariasi baik isi, metode termasuk pula norma-norma beban latihan. Ke delapan, individualitas. Ke sembilan, pengukuran pengembangan /peningkatan prestasi dan ke sepuluh yakni pengulangan.”Penyebab atlet tidak maju atau tidak berprestasi. Bukan dari atlet, tetapi faktor utama ada di pelatih. Jadilah pelatih yang unggul. Oleh karena itu, seorang pelatih harus memiliki strategi. Tanpa punya strategi jangan coba-coba jadi pelatih,” tegasnya.

Tanpa menerapkan frinsip latihan ini ujar Paulus, jangan pernah berharap mimpi dan tujuan  anda terwujud.

Pembinaan training itu harus punya periodisasi yakni prencanaan yang disusun secara sistematis dan berkesinambungan. Artinya dilakukan secara terus menerus agar mencapai kondisi fisik. Tehnik tidak akan pernah meningkat.

Sebab apabila atlet sudah capek saat bertanding. Maka teknik dengan sendirinya akan menurun. Lantaran atlet sudah kecapekan. Jadi yang harus dibangun kepada atlet adalah motivasi dan rasa percaya diri. Jangan atlet dibebani saat mau bertanding. Motivasi dari dalam sendiri harus slalu dibangkitkan oleh pelatih.

Rasa percaya diri juga dibentuk oleh pelatih. Psykologi paling besar buat seorang atlet adalah pelatih. Latihan harus dilakukan secara berulang-ulang. “Tidak ada latihan hanya sekali dua kali seorang atlet jadi juara. Jadi 10 prinsip ini menjadi patokan bagi seorang pelatih untuk mencapai prestasi,” paparnya.(tam)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *