NasionalPapua Barat

Buka Capacity Building Jurnalis dan Protokoler BI Sebut Peran Penting Media

443
×

Buka Capacity Building Jurnalis dan Protokoler BI Sebut Peran Penting Media

Sebarkan artikel ini
Kepala Divisi Relasi Media dan Opini Maker Bank Indonesia saat membuka capasity biilding yang digelar KPw Bank Indonesia Papua Barat, Selasa (23/4/2024) di Jakarta. FOTO: RUSTAM MADUBUN.PAPUADALAMBERITA

PAPUADALAMBERITA.COM.JAKARTA – Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Papua Barat menggelar capacity building bagi wartawandan protokoler pemerintah daerah selama tiga hari mulai 22 hingga 25 April 2024 di Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta Selasa (23/4/2024).

Baca Juga: KPw BI Papua Barat Ajak Jurnalis Dan Protokoler Dua Provinsi Ikut Capacity Bulding Di Jakarta

Capasity building jurnalis protokoler Papua Barat dan Papua Barat Daya di Hotel Indonesia Kepinksi, Jakarta Selasa (23/4/1024).FOTO: RUSTAM MADUBUN. PAPUADALAMBERITA.

Capacity building wartawan dan protokoler sebagai upaya komunikasi, Bank Indonesia.

Baca Juga:

Sehingga diperlukan peran wartawan sebagai salah satu Mitra Utama bagi Bank Indonesia dalam perluasan informasi dan ekspektasi masyarakat.

Kepala Divisi relasi media dan opini Maker, Bank Indonesia Syachman Perydmer mengatakan, media memiliki arti penting saat ini, jika opini yang berkembang itu tidak baik, apapun yang dilakukan menjadi tidak efektif.

“Kita bilang ke kiri orang malah ke kanan karena orang tidak percaya, sehingga Bank Indonesia itu merasa mefia menjadi penting, sehingga tim kami itu ada, bagaimana membangun hubungan yang baik,” ujar Kepala Divisi Relasi Media dan Opini BI.

Ia menegaskan hal itu, saat membuka capacity building jurnasli, protokoler se Papua Barat dan Papua Barat Daya di Jakarta.

Syachman Perdymer mengtakan, Media bagi Bank Indonesia merupakan institusi yang spesial.

“Bank Indonesia melihat komunikasi media sesuatu yang berbeda, komunikasi tidak dipandang hanya sekedar membangun image, bahwa korporasi punya yang baik baik saja di masyarakat, tidak hanya itu,” sebut Dia.

“Tetapi bagi bank sentral di seluruh dunia, komunikasi dipandang penting karena kesadaran, bahwa penting untuk membentuk persepsi atau ekspektasi,” sambungnya.

Menurutnya, ekspektasi itu adalah harapan, harapan apa yang di respect oleh masyarakat.

“Contoh kalau publik punya ekspektasi yang jelek terhadap inflasi misalnya, orang akan berpikir bahwa harga akan naik,” jelas Syachman.

“Sehingga yang orang akan melakukan adalah dia beli hari ini sebelum harga naik,” sambungnya lagi.

Sehingga kata Dia, kalau semua orang berpikir begitu, harga bukan naik besok tetapi hari ini sudah naik.

“Karenan itu penting bagi Bank Sentral seperti Bank Indonesia ekspektasi, persepsi, bagaimana untuk menjaga persepsi itu,” ungkapnya.

Untuk itu Bank Indonesia tentunya tidak bisa bekerja sendiri, yang ada dalam konteks komunikasi dengan publik yaitu adalah media.

“Bank sentral di seluruh dunia penting berkolaborasi, tidak hanya melihat media sebagai saluran penyampaian pesan, tetpi juga untuk berkolaborasi bekerja sama,” tuturnya.

Kolaborasi artinya, tidak hanya mengirim pesan melalui media, namun media adalah instrumeb yang paham apa yang publik ingin mengetahui bagaimana cara kita mengkomunikasikan dengan publik.

“Bahasa yang digunakan untuk Bank Indonesia kadang-kadang sulit dipahami masyarakat, tetapi karena media punya keunggulan memahami dalam audiens, dapat memberikan pemahaman pada masyarakat tentang Bank Indonesia dengan berbagai yang mudah dipahami masyarakat,” tambahnya.

“Karena sehari-hari media telah bergelut dan berurusan pemberitaan bisnis, ekonomi, dan juga terikat dengan kaidah-kaidah ekonomi, kadang-kadang mungkin menjadi tidak mudah untuk memahami masyarakat punya latar belakang, pendididkan yang beragam,” terangnya.

Untuk menjembatani itu, Ia menangatakan media punya peran yang strategis dan penting.(tam)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *