Titik nol kilometer kota Manokwari. PAPUADALAMBERITA. FOTO: RUSTAM MADUBUN.
Tugu Pepera di kota Manokwari. PAPUADALAMBERITA. FOTO: RUSTAM MADUBUN.
PAPUADALAMBERITA.COM. MANOKWARI – Ada 14 monumen, seperti tugu dan patung seakan menjadi ikon Kota Manokwari.
Dari titik nol kilometer Kota Manokwari hingga tugu Pdt IS Kijne pertigaan jalan baru ada 13 tugu di pusat kota Manokwari satu patung di pulau Mansinam, wow banyak sekali, tidak terasa kan.
Kalau yang sering terbang dengan pesawat, saat mau mendarat di Bandar Udara Rendani, dari dalam pesawat kita dapat melihat patung putih tinggi di pulau yang terpisah dari Kota Manokwari.
Itu namanya patung Kristus Raja di Pulau Mansinam.
Tinggi patungnya 30 meter di resmikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, bersamaan dengan meresmikan situs pekabaran injil.
Pembangunan patung Kristus Raja sebagai peringatan kedatangan utusan zending pertama di Pulau Mansinam Manokwari Papua 5 Ferbruari 1855, Ahad (24/8/2014).
Keluar dari Bandara Rendani, dipertigaan sebelah kiri lampu pengatur lalu lintas Jalan Esau Sesa ada taman dengan patung terbuat dari logam, adalah replika Pendeta IS Kijne.
Pembangunan taman dan patung itu sebagai tanda masuknya pendeta yang terkenal dengan pesannya yaitu:
Barang Siapa yang bekerja di Tanah ini dengan setia, jujur dan dengar-dengaran, maka ia akan berjalan dari tanda heran yang satu ke tanda heran yang lain.” (Pdt. I.S. Kijne, 1947)
Selepas pertigaan Jalan Esau Sesa, kita akan temukan perempatan lampu pengatur lalu lintas, dari arah bandar udara tepat di lampu merah Wosi Haji Bauw akan kita temukan taman dan tugu.
Taman kecil dan tugu di sebelah kanan membawa pesan keagamaan.
Di sebelah kiri berdiri tugu tampak tidak terurus dalam taman kecil, pada tugu itu ada bekas jam dinding yang sudah tidak ada jamnya, hanya tampak lambang Pemnda Kabupaten Manokwari.
Jalan maju lagi masih searah sampai depan Kantor Pengadilan Negeri Manokwari berhadapan dengan Kantor Kejaskaan Negeri Manokwari, di Jalan Pahlawan membelah dua jalur poros pemisah berdiri dua tugu sangat berdekatan, aneh ka tidak.
Tugu pertama yang tidak terurus, berwarna putih ada bekas jam dinding juga, dan ada logo Bank Indonesia (BI), sejajar dengannya sekitar 10 meter berdiri tugu besar, tinggi.
Tugu itu mengisahkan ketika Kabupaten Manokwari di jaman Bupati Salabai memperoleh penghargaan kota terbersih, lingkungan hidup.
Sebagai peringatan atas prestasi, dibangunnya tugu itu pada tahun 2014, pembangunan tugu itu saya sudah tinggal di Manokwari.
Kita tinggalkan Jalan Pahlwan, masuk Jalan Yos Sudarso, tepat di pertigaan sebelum Hotel Swesbel Manokwari, berdiri tugu ada replika orang dari beton memekai seragam militer berdiri di atas tiga replika tifa bermotif Papua.
Tugu ini tampak pucat karena warna cat mulai memudar.
Melewati Hotel Swesbel, di perempatan lampu pengatur lalu lintas Makalo coba tengok ke kiri di pertigaan Fanindi ST depan SMP YPK 1 Jalan Gunung Salju Manokwari ada tugu berornamen ukiran Papua berdiri di atas lingkaran beton biru putih, tugu ini baru dibangun sekitar tahun 2017.
Di atas tugu itu ada lampu penerangan jalan.
Sebelum ke arah pelabuhan di Jalan Borobudor ada satu taman di pertigaan, taman ini tampak sedikit bersih walaupun rumput sudah tumbuh, ada pagar dicat warnah merah putuih, karena baru saja dicat saat peringatan 17 Agustus 2022.
Dalam taman itu ada tugu yang berlambangkan Kabupaten Manokwari.
Dari Jalan Gunung Salju kita berkendaraan lurus sampai arah pelabuhan, di pertigaan Kantor Pos, Kantor Bea dan Cukai Manokwari mata kita akan melihat dua tugu lagi, banyak skali tugu di Manokwari. ya memang banyak.
Satu tugu tepat depan kantor Bea dan Cukai berwarna putih dengan konstruksi berlapis batu marmer, di puncaknya ada atap rumah adat, di badan tugu ada bekas jam dinding yang sudah tidak ada jamnya, serta ada logo Kabupaten Manokwari.
Di tugu ini ada tulisan timbul bertuliskan Tanan Narpi Sosanebesien, saya juga tidak tau artinya, beberapa warga yang melintas di situ saya tanya arti dari tulisan itu mereka juga tidak mengerti.
Sedangkan di sebelah kiri Kantor Pos Jalan Siliwangi ada berdiri dua replika patung pria dan wanita bertelanjang dada, disampingnya ada perahu, dua orang itu mengakat tanganan kanan sedangkan tangan kiri sang laki-laki memegang pangayung (dayung, red).
Tugu Penghargaan Adipura Manokwari sebagai salah kota terbersi di Indonesia pada tahun 2014. PAPUADALAMBERITA. FOTO: RUSTAM MADUBUN.
Kemudian hanya beberapa meter dari kantor Pos kita temukan bekas Kantor Gubernur Papua Barat, dalam halaman kantor itu ada tugu Pepera.
Tugu ini juga terbengkala, di sudut kiri dan kana ada berdiri bendera merah putih yang sudah pudar dan mau roboh.
Tugu Pepera ini baru dipugar Kodam XVIII/Kasuari yang peresmian pemugaran prasastinya di tandatangani Gubernur Papua Barat, Dominggus Mandacan, Pangdam XVIII/Kasuari Mayjen TNI I Nyoman Cantiasa dan Kapolda Papua Barat Irjen Pol Doktor Tornagogo Sihombing, SIK MSI.
Acara penandatangan prasasti pemugaran tugu Pepera bertepan dengan peringati hari Pahlawan 10 November 2021, dan yang diperingati di tugu Pepera.
Keluar dari tugu Pepera belok ke kiri sekitar satu meter dijumpai taman sepatu, salah satu warga yang ditanya papuadalamberita.com, Sabtu (5/11/2022) kenapa nama taman itu taman sepatu, ia mengatakan karena ada bentuk sepatu.
”Ok sudah om terima kasih,” jawab saya tergelitik.
Namun taman ini tidak terurus, padahal cukup luas, kerap menjadi tempat minum-minuman keras, di atas replika sepatu ada berjejer sejumlah botol bekas minuman keras yang sudah kosong.
Depan taman sepatu ada satu tugu kecil di pertigaan Kantor BPJS Kesehatan, tepat depan RSUD Manokwari itulah titik nol kilometer, dari situ kita menghitung nol kilometer mulai dihitung.
Sayangnya tugu, taman dan replika yang dibangun dengan susah paya, memaknai susahnya perjalanan tokoh yang menjadi sejarah bgangsa, dan dibangun dengan susah memakai anggaran pemerintah daerah tampak terlantar seakan susah diurus, tidak ada yang mengurusnya.
Tugu Pdt IS Kijne di kota Manokwari. PAPUADALAMBERITA. FOTO: RUSTAM MADUBUN.
Tugu S Kijne, dan tugu di Haji Bauwa memang tampak terawat.
Namun, tugu Pepera yang mengisahkan naska hasil sidang Pepera pada 29 Juli tahun 1969 terlantar, tumbuh rumput dan ilalang.
Saya tidak menyebut kondisi itu menyedihkan atau tidak.
Tetapi tugu, taman -taman yang telah menjadi ikon-ikon kota Manokwari ini terbuka, terlihat orang sasat berkunjung ke Manokwari, apa kesan mereka setelah melihatnya, entahla?
Selain di kota Manokwari, kecuali Patung Kristus Raja di Pulau Mansinam yang agak jauh, warga harus mengarungi selat Doreri untuk sampai di Pulau Mansinam, kemudian berjalanan beberapa kilometer baru melihat patung Kristus Raja.
Terhitung dari Sabtu 5 November 2022, tiga hari lagi ibu kota Provinsi Papua Barat, Kabupaten Manokwari berusia 124 tahun. Yaitu 8 November 2022.
Selamat merayakan hari jadi Kota Manokwari, Acem Akwei, Acem Ambut (Selamat datang dan selamat jalan red).
Tinggal siapa yang merasa punya wewenang dan peduli, mau mempercantik tugu, taman-taman itu? Entah siapa yang mau.
Penjabat Gubernur Papua Barat, Komjen Pol (Pur) Drs Paulus Waterpauw, MSI setelah dilantik menjabat gubernur dan mengunjungi Pulau Mansiman, Manokwari merasa prihatin pengelolaan Situs Mansinam. Klik video dibawah berita ini.(rustam madubun)
Tugu dan taman di kota Manokwari. PAPAUDALAMBERITA. VIDEO DAN FOTO:: RUSTAM MADUBUN.