Sembilan OKP di Fakfak usai aksi damai depan Sekertariat Dewan Adat Mbaham Matta. FOTO: RICO LETS/papuadalamberita.com
PAPUADALAMBERITA.COM. FAKFAK – Sejumlah Organisasi Kepemudaan Di Kabupaten Fakfak, Selasa (20/8) menggelar aksi damai di perempatan lampu merah Thumburuny jalan Yosudarso.
10 OKP yang melakukan aksi damai di lampu merah Thumburuny yakni Aliansi Pemuda Dewan Adat Mbaham Matta, PMKRI, GMNI,GMKI, KNPI, LBH Gerimis Cabang Fakfak, Prima DMI, Pemuda Katolik dan Kader HMI MPO (Majelis Penyelamat Organisasi).
Aksi damai 9 OKP yang turun di jalan dengan membawa panflet bertuliskan, “Fakfak Untuk Indonesia, Stop Intimidasi Saudara Kami Di Kota Study, Surabaya, Malang dan Bali, Persatuan Indonesia Tanpa Diskriminasi dan Rasisme,” jangan Ada Rasisme Di Antara Kitong #Savepapua”, dan salah satu panflet bertuliskan, “Ralawan Rasisme”.
Akasi damai 9 OKP yang turun ke jalan untuk menyerukan Damai Untuk Indonesia, di pimpin langsung Kordinator umum aksi damai Kabupaten Fakfak, Amin Jabir Suaery, S.Pd, yang juga mantan ketua senat STIKIP Nuu War Fakfak dan mantan ketua Himpunan Mahasiswa Fakfak (HIMAFAK).
Aksi damai yang dipimpin Amin Jabir Suaery berlangsung aman dan tertib sehingga mengundang perhatian masyarakat Fakfak yang melewati jalur tersebut walaupun aksi seruan damai itu di kawal anggota Polres Fakfak.
Aksi seruan damai untuk Indonesia yang dilakukan 9 OKP di Kabupaten Fakfak terkait dengan persoalan rasisme terhadap Mahasiswa Papua di Suraya dan Malang yang berbuntut aksi demo besar – bersaran yang terjadi Di Manokwari Papua Barat hingga terjadi pembakaran Kantor DPRD Manokwari yang merembes hingga terjadi kekacauan di Sorong dan beberapa daerah di Papua Barat dan Papua.
Setelah melakukan aksi damai untuk Indonesia di perempatan jalan Yosudarso, kawasan Thumburuny Fakfak, 9 OKP itu kembali ke Sekertariat Dewan Adat Mbaham Matta yang terletak di jalan Dr. Salasa Namudad, kawasan reklamasi pantai Fakfak Papua Barat.
Kordinator umum aksi damai Kabupaten Fakfak, Amin Jabir Suaery, S.Pd, kepada awak media di depan Sekertariat Dewan Adat Mbaham Matta, mengatakan, berbagai aksi yang terjadi di Papua Barat dan Papua akibat dari persoalan rasisme yang menimpa Mahasiswa Papua di Surabaya dan Malang Jawa Timur, membuat 9 OKP di Kabupaten Fakfak harus turun ke jalan untuk menyuarakan keprihatinan masyarakat Fakfak atas persoalan yang menimpa adik – adik mahasiswa Papua yang berada di Surabaya dan Malang.
Karena itu, menurutnya, dengan aksi damai dari Kabupaten Fakfak Papua Barat untuk Indonesia, 9 OKP yang ada di Kabupaten Fakfak mengutuk keras tindakan rasisme yang menimpa mahasiswa Papua di Surbaya dan mengutuk pernyataan Wakil Walikota Malang yang menyerukan akan mengembalikan mahasiswa Papua ke daerah asalnya.
Menurutnya Amin, bila ada adik – adik Mahasiswa yang sementara kulaih di luar pulau Papua terjerat dengan persoalan hukum kiranya dapat diselesaikan sesuai dengan proses hukum yang berlaku.
“Kalau ada adik – adik Mahasiswa yang terjerat masalah hukum di kota study agar kiranya dapat diproses sesuai dengan aturan hukum yang ada di NKRI ini, jangan ada tindakan represif terhadap mahasiswa asal Papua seperti yang terjadi di Surabaya dan Malang Jawa Timur,” tegas Amin Jabir Suaery, S.Pd. kepada waka media di depan Sekertariat Dewan Adat Mbaham Matta.
Amin Jabir juga meminta agar Polri melakukan pengusutan terjadap oknum Polisi maupun mereka yang melakukan tindakan rasisme terhadap orang Papua serta memproses mereka yang menyebarkan video HOAX pengrusakan bendera merah putih di depan asrama mahasiswa di Surabaya yang sampia saat itu belum terbukti dirusakan adik adik mahasiswa asal Papua.(RL 07)