DLHP Provinsi Papua Barat bekerjasama dan Komunitas Mangrove Sopan serta warga pesisir pantai Arfai menanam anak bibit mangrove . Jumat, 15/07/2022. PAPUADALAMBERITA. FOTO: DLHP
PAPUADALAMBERITA.COM. MANOKWARI – Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan (DLHP) Provinsi Papua Barat bekerjasama dengan Komunitas Mangrove Sowi pantai “Sopan” dan Yayasan Taruna Cenderawasih; Himpunan Mahasiswa Jurusan Teknik Pertanian dan Biosistem Unipa; Mahasiswa Boven Digoel (Asrama Anim-Ha Papua Selatan) Unipa; Mahasiswa Asrama Villanova Unipa serta warga pesisir Pantai Arfai menanam anakan bibit mangrove sekitar 1.700 anakan Mangrove. Jumat, 15/07/2022
Winston Robert Suebu, SH., Kepala Bidang Pengendalian Kerusakan Lingkungan Hidup Provinsi Papua Barat, dalam membuka Kegiatan Penanaman Mangrove, menyampaikan Ekosistem Mangrove merupakan sumber daya pesisir yang bersifat dapat dipulihkan dan memiliki nilai manfaat ekonomi dengan kegunaannya yang beragam, selain itu esensi dari fungsi hutan mangrove bagi kelangsungan hidup kita adalah penghasil oksigen (O2) dan penyerap karbon dioksida (CO2).
“sayangnya sampai saat ini sumber daya pesisir dan laut di Papua Barat belum mendapatkan perhatian serius seperti halnya pembangunan di wilayah daratan”, ujar Suebu.
“Santusias dari beberapa komunitas masyarakat dan mahasiswa yang sangat peduli terhadap pesisir dan lautan terutama pelestarian Mangrove di Kabupaten Manokwari, ini sudah menjadi harapan dan penghargaan dari kami mewakili pemerintah Provinsi Papua Barat,” tegas Winston Suebu.
Ketua Komunitas Mangrove Sowi Pantai Kabupaten Manokwari, Agus Stepanus Fonataba, menjelaskan, tujuan utama ia adalah menggerakan fokus pemuda dalam komunitas untuk pemulihan ekosistem Mangrove yang mulai terganggu pada beberapa lokasi seperti terdegradasinya ekosistem sekitar pulau Raimuti dan Pantai Arfai.
“Kami berharap Mangrove yang sudah ditanam ini menjadi perhatian dan komitmen bersama untuk menjaganya, dan kegiatan menanam bisa kami selesaikan pada hari Minggu serta akan kami lakukan pengawasan dan pemeliharaan kedepan sehingga dapat tumbuh maksimal,” ucap Agus Fonataba.
Melengkapi penjelasan Ketua Komunitas Mangrove “Sopan”, Yohanes Ada’ Lebang, Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran, Pengelolaan Keanekaragaman Hayati dan Pengaduan Lingkungan, DLHP Kabupaten Manokwari, juga selaku Pembina Komunitas Mangrove “Sopan”, menerangkan bahwa turut hadir dan berpartisipasi Ka. Kanwil Kemenag Provinsi Papua Barat dan jajarannya, Kepala Distrik Manokwari Selatan, Babinsa, Pemilik Hak Ulayat, serta perwakilan RT/RW.
Sementara proses penanaman dikoordinir Komunitas Mangrove “Sopan” dan Yayasan Taruna Cenderawasih dengan dukungan Himpunan Mahasiswa Jurusan Teknik Pertanian dan Biosistem UNIPA, Perwakilan Masyarakat Arfai Pantai, Ikatan Mahasiswa Boven Digoel Papua Selatan UNIPA, dan Mahasiswa Asrama Villanofa.
“Ada 3.000 anakan bibit Magrove yang di sediakan oleh Komunitas Mangrove “Sopan” yang kami bagi sekitar 1.000 anakan pada penanaman di pesisir pantai Arfai bersama dengan sekitar 1.700 anakan Mangrove yang berasal dari Kampung Wamesa Distrik Manokwari Selatan dan kami menyediakan sekitar 2.000 anakan untuk penanaman pada pulau Raimuti dengan metode penanaman rumpun berjarak dengan kotak kayu yang ditutupi jaring dengan tiap rumpunnya sekitar 20-30 anakan dengan sistem Ajir,” jelas Lebang.(tam)