Filep Karma semasa hidup. PAPUADALAMBERITA. FOTO: ISTIMEWA.
PAPUADALAMBERITA.COM. MANOKWARI – Di kontrakanku Reremi Manoriang, Manokwari Papua Barat Ahad 30 Oktober 2022 malam saya bersama wartawan Kompas Manokwari Adlu Raharusun berceritra tentang sejumlah kejadian di Papua Barat.
Cerita kami malam itu termasuk perjalanan organisasi Papua Merdeka di Papua, bahkan terselip ceritra tentang kematian Theys Hiyo Eluay pada 10 – 11 November 2001 silam, yang ditemukan tewas di jalan poros Koya Timur Jayapura.
Theys waktu itu dikabarkan hilang sejak 10 November 2001 dan ditemukan 11 November 2001 di Koya Jayapura Papua.
Hari ini Selasa, 1 November 2022, kabar kematian, menggegerkan warga pantai Base G Jayapura tadi pagi.
Belakang diketahui sesosok mayat dengan pakaiaan selam (diving) yang tampak sedikit membengkak itu adalah aktivis Papua Merdeka, Filep Karma.
Pemilik nama lengkap Filep Jacob Spener Karma merupakan putra pertama dari mantan Bupati Jayawijaya dan Kabupaten Yapen Waropen.
Filep dia orang Papua paling kental berteriak merdeka, ingin Papua keluar dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Ingat pengibaran bendera bintang kejora di Tower Menara Air Minum Puskesmas Biak Kota 6 Juli 1986 silam.
Atas tuduhan makar Pengadilan Negeri Biak memvonisnya 6,5 tahun penjara, setelah banding Filep Karma bebas pada 20 November 1999.
Filep kembali mengibarkan bendera bintang kejora di lapangan Trikora Abepura 1 Desember 2004.
Atas tuduhan itu, almarhum di vonis 15 tahun penjara oleh Pengadilan Negeri Jayapura pada Kamis (26/5/2004) dengan jaksa penuntut umum saat itu Maskel Rambolangi SH.
Waktu itu Filep tidak sendiri, Filep bersama Yusak Pekey yang divonis 10 tahun penjara terlibat menaikkan bendera bintang kejora di Lapangan Trikora, Abepura pada 1 Desember 2004.
Semasa hidup, penampilan Filep Karma yang PNS Kantor Gubernur Irian Jaya dan ASN di Diklat Pendidikan Kota Raja Jayapura itu rajin memilihara jenggot dan breok,
Ia suka mengenakan seragam PNS coklat-coklat selalu memakai bendera bintang kejora berukulan id card menempel terus di dadanya.
Dari pengamatan saya sebagai jurnalis di Irian Jaya sejak 1993 kematian Filep Karma hari ini 1 November 2022 ada beberapa kesamaan waktu dengan kematian Theys Eluay.
Kesamaan pertama, keduanya sama-sama aktivisi giat meneriakan Papua Merdeka.
Theys juga Ketua Dewan Persedium Papua waktu itu, organisasi yang getol meneriakan pelurusan sejarah Irian Jaya.
Kesamaan berikutnya, kedunya meninggal di bulan yang sama, yaitu November, beda pada tanggal dan tahun.
Filep ditemukan tewas 1 November 2022, Theys Eluay ditemuka tewas pada 11 November 2001 atau 21 tahun setelah Theys Eluay meninggal.
Perbedaan keduanya, waktu itu, sebelum Theys ditemukan tidak bernyawa di perbatasan PNG dan Indonesia, sejak malam hari hingga pagi berita hilangnya Theys sudah tersebar.
Sedangkan Filep Karma ditemukan meninggal dunia dengan kondisi tubuh yang tampak bengkak dan wajah nyaris tak dikenal, tidak ada informasi soal Filep Karma.
Bulan meninggal kedua tokoh ‘’oposisi” pada November hanyalah kebetulan, tetapi ke dua tokoh yang terkenal sejak Papua dan Papua Barat masih satu Irian Jaya adalah menyuarakan Papua Merdeka.
Terlepas idiologinya, keduanya tokoh-tokoh intelktual terbilang cerdas asli Papua, Filep selain sebagai ASN, ia pernah mengenyam pendidikan di Filipina, Theys Eluay tokoh yang pernah sebagai anggota DPR Irian Jaya.
Pertama jadi wartawan di Cenderawasih Pos Jayapura, kedua tokoh ini menjadi sumber utama berita-berita politik.
Bahkan keduanya waktu itu yang bermukim di DOK V Jayapura msaih satu kompleks dengan kantor Redaksi Cenderawasih Pos di DOK V, kedua almarhum selalu menyapa kami jika melintas depan kantor kami.
Harian Cenderawasih Pos saat itu paling top, karena ditahun 1993 sampai tahun 2.000 satu-satunya media cetak harian yang terbit di Irian Jaya yaitu Cenderawasih Pos, ada juga wartawan mingguan Tifa Irian, Kantor Berita Antara, RRI, kemudian muncul RCTI yaitu kaka Stev Dumbon.
Sedangkan kontributor beberapa media luar Papua seperti wartawan Kompas Niko Swages, Suara Pembaruan almarhum Soehendarto, Usman Fakaubun Jawa Pos juga sudah ada.
Jaman itu belum ada media online dan sosial media seramai sekarang, jadi kami wartawan Cenderawasih Pos paling laris manis di sumber berita dari semua kalangan termasuk paling mengenal tokoh-tokoh Papua seperti almarhum Theys Eluay dan Filep Karma.
Mengenal keduanya karena liputan pada insiden-insiden dan saat-saat pengibaran bendara sampai pada sidang vonis kasus makar Filep Karma.(rustam madubun)