HUT Papua Barat
Papua Barat

Jubir Covid Papua Barat: Sabtu Sembuh 16 Orang, Kasus Positif Tak Tahu Kapan Berakhir

106
×

Jubir Covid Papua Barat: Sabtu Sembuh 16 Orang, Kasus Positif Tak Tahu Kapan Berakhir

Sebarkan artikel ini

Juru Bicara Satuan Tugas Percepatan Penaganan COVID-19 Papua Barat, dr Arnold Tiniap. PAPUADALAMBERITA. FOTO: rustam madubun

PAPUADALAMBERITA.COM. MANOKWARI – Juru  Bicara  satuan Tugas Percepatan Penanganan CoronaDisease (COVID-19) Papua Barat, dr Arnold Tiniap mengatakan ada penambahan 16 orang postif corona yang sembuh akhir pekan, Sabtu (5/6/2020) di Provinsi Papua Barat, namun jika ditanya kapan virus yang mematikan tetapi dapat disembuhkan ini kapan akan berakhir, tidak ada yang mengetahuinya.

‘’Hari ini (Sabtu, 5/9/2020) ada tambahan  16 orang yang dinyatakan sembuh berasal dari Kabupaten Teluk Bintuni sembilan (9) orang, Kabupaten Fakfak tiuga (3) orang, Kabupaten Manokwari dua (2) orang, Kabupaten Teluk wondama sayu (1) orang, dan Kabupaten Sorong Selatan satu (1) orang,’’ jelas Juru Bicara Satuan COVID-19 Papua Barat secara tertulis dalam siaran persnya kepada wartawan, Sabtu (5/9/2020) kemarin.

Arnold Tiniap mengatakan, untuk angka positif pada hari yang sama ada tambahan tujuh (7) orang dari dua wilayah di Papua Barat.

”Hari ini ada tambahan tujuh (7) orang positif yang berasal dari Kabupaten Teluk Bintuni lima (5) orang dan Kabupaten Teluk Wondama dua (2) orang,’’ tulis dr Arnold.

Dokter melanjutkan, bahwa sampai Sabtu kemarin, jumlah orang terkonfirmasi positif Corona di Papua Barat sudah mencapai 895 orang atau 13, 4 persen. Sedangkan orang yang smebuh menjadi 620 orang atau 69, 3 persen.

Dalam satu kesempatan pekan lalu di Rumah Sakit Umum Provinsi, Papua Barat, kepada wartawan Ia menjelaskan jumlah kasus positif di Papua Barat masih terus bertambah, dan tidak ada yang mengetahui sampai kapan  Corona hilang dari Papua Barat.

‘’Caranya, warga harus mentaati protocol kesehatan, hal ini harus terus dipaksakan kepada warga untuk mentaati, jika tidak dipaksakan sangat sulit untuk memutus mata rantainya,’’ ujar Arnold  prihatin, dengan melihat pembukaan fasilitas umum, laut udara serta rendahnya kesadaran dalam netaati memakai alat pelindung diri seperti masker di ruang-ruang publik dan kerumunan.(tam)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *