
PAPUADALAMBERITA.COM. MANOKWARI – Penyakit kurang darah (Anemia) sering sekali kita dengar di kehidupan kita sehari-hari.
Anemia merupakan suatu kondisi tubuh yang terjadi ketika darah kekurangan sel-sel darah merah (eritrosit) dan atau hemoglobin (Hb)yang cukup, yaitu berada dibawah nilai normal (kurang darah). Nilai normal hemoglobin pada pria dewasa 13- 17,5gr/dl pada wanita dewasa 12-15,5gr/dl.
Indonesia tercatat sebagai salah satu negara yang jumlah penderita anemianya cukup banyak. Anemia masih menjadi masalah serius di dunia kesehatan global.
Data dari World Health Organization (WHO) menunjukkan bahwa jumlah penderita anemia secara global mencapai 2,3 miliar orang.
Prevalensi tertinggi tercatat di Asia dan Afrika, yaitu 85%. Sebagian besar penderitanya adalah wanita dan anak-anak. Di Asia Tenggara sendiri, ada 202 juta wanita yang terkena anemia.
Di antara negara-negara Asia Tenggara, Indonesia tercatat sebagai salah satu negara yang jumlah penderita anemianya cukup banyak.
Menurut data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, jumlah penderita anemia di Indonesia terdiri dari 26,4 persen anak-anak, 12,4 persen laki-laki usia 13-18 tahun, 16,6 persen laki-laki di atas 15 tahun, 22,7 persen perempuan usia 13-18 tahun, 22,7 persen wanita usia 15-49 tahun, dan 37,1 persen ibu hamil. Riskesdas 2018 mencatat peningkatan anemia pada ibu hamil meningkat menjadi 48,9%.
Tingginya angka tersebut pun cukup mengkhawatirkan karena anemia merupakan masalah kesehatan yang dapat menurunkan kualitas hidup.
Pengertian Anemia
Anemia adalah penyakit darah yang sering ditemukan. Anemia (dalam bahasa Yunani : anaimia, artinya kekurangan darah, an “tidak ada” + haima, “darah”) adalah keadaan saat jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin (protein kaya zat besi pembawa oksigen yang memberi warna merah pada darah) dalam sel darah merah berada di bawah normal. Sel darah merah mengandung hemoglobin untuk mengangkut oksigen dari jantung yang diperoleh dari paru-paru, dan kemudian mengantarkannya ke seluruh bagian tubuh.
Jenis-jenis Anemia
Ada bermacam-macam penyebab anemia sesuai dengan jenis anemianya dan terdapat lebih dari 400 jenis anemia, yang secara garis besar dibagi menjadi tiga kelompok:
- Anemia karena kehilangan darah menyebabkan tubuh kehilangan darah lebih cepat dibanding kemampuan tubuh untuk memproduksi darah
- Anemia karena kurangnya produksi sel darah merah
- Anemia karena kerusakan sel darah merah
Anemia karena kehilangan darah
Sel darah merah dapat hilang ketika seseorang mengeluarkan darah atau berdarah oleh sebab apapun seperti kecelakaan, terluka, dan lain sebagainya. Namun perdarahan dapat juga terjadi perlahan-lahan dalam jangka waktu panjang, dan adakalanya tidak terdeteksi. Ini disebut sebagai pendarahan kronis yang biasanya disebabkan oleh :
- Penyakit pencernaan seperti maag, wasir (ambeien), dan kanker
- Penggunaan obat anti nyeri dalam jangka waktu lama seperti aspirin dapat menyebabkan perdarahan saluran cerna
- Menstruasi yang berlebihan dan saat melahirkan pada wanita

Anemia karena kurangnya produksi sel darah merah
Anemia bisa terjadi karena kurangnya kuantitas dan kualitas sel darah merah, yakni kurangnya produksi sel darah merah atau terganggunya pembentukan hemoglobin. Selain itu dapat pula terbentuk sel darah merah dan hemoglobin yang tidak bagus sehingga fungsinya tidak optimal. Biasanya terkait dengan kekurangan mineral dan vitamin yang dibutuhkan dalam memproduksi sel darah merah dan hemoglobin. Kondisi yang terkait, antara lain :
- Anemia sel sabit
- Anemia defisiensi besi
- Kekurangan vitamin B12, Asam Folat
- Masalah pada sumsum tulang
Anemia karena kerusakan sel darah merah
Ketika sel-sel darah merah rapuh dan tidak dapat menahan stres rutin dari sistem peredaran darah, maka dapat pecah secara prematur, sehingga menyebabkan anemia hemolitik. Anemia hemolitik dapat hadir pada saat lahir atau berkembang kemudian. Kadang-kadang tidak diketahui penyebabnya.
Penyebab Anemia
- Kekurangan vitamin dan zat besi, karena mengkonsumsi makanan yang rendah vitamin B12, asam folat, dan zat besi
- Gangguan pencernaan pada usus, pada penyakit Crohn dan penyakit celiac menyebabkan gangguan penyerapan nutrisi di usus
- Menstruasi, pada perempuan usia reproduktif disebabkan kehilangan darah pada saat terjadinya menstruasi
- Keadaan hamil, yang tidak mengkonsumsi suplemen asam folat dalam jumlah cukup
- Penyakit kronis, pada penderita kanker, gagal ginjal, atau penyakit kronis lainnya
- Riwayat anemia di keluarga, dimana bila memiliki anggota keluarga dengan riwayat anemia bawaan (diwariskan secara genetik) seperti anemia sel sabit, berisiko tinggi untuk terkena kondisi yang sama
- Usia, pada lansia sering terjadi kekurangan vitamin B12 dan asam folat
- Faktor lain, seperti infeksi, kelainan darah, penyakit autoimun, kecanduan alkohol, terkena zat kimia beracun, dan efek samping dari obat
Gejala Anemia
- Selalu merasa mudah marah
- Tubuh cepat lemas atau lelah terutama saat beraktifitas
- Jantung berdebar terutama saat beraktivitas
- Napas pendek
- Pusing dan berkunang-kunang terutama saat berdiri
- Sulit berkonsentrasi atau berpikir
- Mudah mengantuk
- Tangan dan kaki terasa dingin
- Kuku menjadi rapuh
- Pusing ketika berdiri
- Kulit terlihat putih pucat
- Mata pucat
- Sesak napas
Pencegahan Anemia
Beberapa jenis anemia tidak dapat dihindari, akan tetapi anemia yang
disebabkan oleh kekurangan vitamin dan zat besi dapat dicegah dengan cara
mengatur pola makan. Beberapa makanan yang dapat membantu mencegah anemia
antara lain :
- Makanan yang kaya akan zat besi, seperti daging sapi, kacang-kacangan, sereal yang diperkaya zat besi, sayuran berdaun hijau gelap dan buah kering
- Makanan yang kaya akan asam folat, seperti buah-buahan, sayuran berdaun hijau gelap, kacang hijau, kacang merah, kacang tanah, gandum, sereal, pasta dan nasi
- Makanan yang kaya akan vitamin B12, seperti daging, susu, keju, sereal, tempe dan tahu
- Makanan yang kaya akan vitamin C, seperti jeruk, brokoli, tomat, melon, dan stroberi
Penanganan Anemia
Penentuan penanganan anemia diambil berdasarkan dengan penyebab yang mendasari penyakit tersebut. Ketika kadar hemoglobin (Hb) <7 gram/dl, maka akan disarankan untuk dilakukan transfusi darah. Karena penyebab terbanyak dari penyakit kurang darah adalah kekurangan zat besi, maka sangat disarankan untuk mengkonsumsi makan makanan yang banyak mengandung zat besi.
Penyakit anemia adalah penyakit yang merepotkan karena bisa menganggu kehidupan sehari-hari, ada baiknya menghubungi dokter keluarga anda untuk mendapatkan penanganan anemia segera, agar dapat diketahui penyebabnya dengan pasti, mengingat penyebab anemia sangat banyak dan sulit dideteksi oleh orang awam.(*/tam)