Papua Barat

Ketua MUI Papua Barat: Puasa Jadikan Pribadi yang Bertaqwa, Ada 3 Ciri, Ciri Ketiga Paling Berat

137
×

Ketua MUI Papua Barat: Puasa Jadikan Pribadi yang Bertaqwa, Ada 3 Ciri, Ciri Ketiga Paling Berat

Sebarkan artikel ini
Print

Khutbah subuh Ketua MUI Provinsi Papua Barat di Masjid Nurul Fatah Manokwari, Sabtu (1/3/2023). FOTO: RUSTAM MADUBUN/PAPUADALAMBERITA.

PAPUADALAMBERITA.COM.MANOKWARI – Sudah 10 hari umat muslim menunaikan ibadah puasa ramadhan 1444 hijriah, Sabtu (1/4/2023).

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Papua Barat Ustadz, KH Ahmad Nausrau, SPdI, MM dihadapan puluhan jamaah Masjid Nurul Fatah Reremi Puncak Kompleks Manoriang, Manokwari membuka khutba dengan menyebutkan pesan dari Allah SWT tentang puasa kepada hamba-Nya dapat mengubah diri menjadi pribadi bertaqwa.

‘’Seperti termaktub dalam ayat wajibnya puasa; La‘allakum tattaqūn”, (QS. 2:183), itulah menjadi prestasi seorang hamba,’’ kutip Ketua MUI Papua Barat.

KH Ahamad Nausrau dalam khutbahnya mengatakan, tujuan utama puasa sebagaimana disebutkan dalam surat al-baqarah ayat 183 la’allakum tak takum, maka mencari ridho kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala supaya menjadi orang-orang yang muttaqin.

‘’Supaya menjadi orang-orang yang Muttaqin Allah Subhanahu Wa Ta’ala memerintahkan kepada kita berlomba-lomba untuk menjadi yang terbaik, karena muttaqin merupakan tingkatan tertinggi dari orang-orang yang beriman,’’ ujar KH Nausrau.

Beliau menegaskan, dalam surat Al Imran ayat 134 Allah Subhanahu Wa Ta’ala menyebutkan tiga ciri  orang bertaqwa  yaitu berinfak, menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain, karena an Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan.

CIRI PERTAMA ORANG BERTAKWA:

‘’Yaitu, orang  yang menginfakkan hartanya baik dalam keadaan lapang maupun, sempit,’’ sebut KH Nausrau, karena setiap kebaikan yang dilakukan akan berlipat 10, bahkan sampai 700 kali lipat, itu kebaikan yang kita peroleh ketika berbuat kebaikan, ketika kita menginfakkan harta kita di jalan Allah itu di hari-hari biasa,’’ sebut KH Nausrau.

‘’Bagaimana kalau kita menginfakkan harta kita di bulan Ramadan, bulan yang sangat dimuliakan Allah Subhanahu Wa Ta’ala, bulan yang satu-satunya disebutkan dalam Alquran, dan bulan ini dimuliakan karena permulaan turunnya Alquran,’’ sambung Ustadz Ahmad Nausrau.

Karena itu di bulan ramadan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam memperbanyak infaq dan sedekah, maka umatnya dianjurkan berinfaq dan sedekah, ini adalah Madrasah lembaga pendidikan yang melatih kita, membiasakan kita berbuat kebaikan, membiasakan kita berinfak dan sedekah.

Perbuatan baik lain seperti memberikan makan orang yang berpuasa, pahalanya sama dengan orang yang sedang berpuasa dan tidak mengurangi sedikitpun kebaikan atau pahala orang yang sedang menikmati hidangan, Justru orang yang memberi makan orang yang berpuasa pahalanya berlipat ganda.

‘’Dalam hasihadist lain Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda, senyummu terhadap saudaramu adalah sedekah, kalau senyum saja dinilai pahala sebagai sedekah maka berinfak bersedekah jauh lebih besar pahalanya,’’ kata Nausrau.

CIRI KEUD ORANG BERTAQWA:

KH Nausrau melanjutkan, bahwa ciri kedua orang bertaqwa adalah orang yang mampu menahan amarahnya.

Ia pun mengisahkan, bahwa ada sahabat rasulullah datang pada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam Ia meminta wasiat kepada rasulullah.

‘’Ya Rasulullah berilah aku wasiat singkat dan aku mudah mengingat ,maka rasulullah mengatakan jangan kamu marah, kemudian sahabat mengulang lagi, ya rasulullah berilah aku wasiat, maka rasulullah mengatakan jangan kamu marah, sahabat minta lagi, ya rasulullah berikan aku wasiat maka yang ketigalnya rasulullah mengulang jangan marah,’’ sebut Nausrau mengenang kisah rasulullah.

Lanjutanya, bahwa dalam hadis lain juga disebutkan jangan kamu marah, maka bagimu surge, karena kata amara itu bisa menjadi sebab masuknya setan ke dalam diri kita, dan mengendalikan emosi kita pikiran kita bisa melakukan hal-hal buruk.

‘’Maka Rasulullah mewasiatkan kepada sahabat kalimat pendek saja jangan kamu marah, karena itu rasulullah mewasiatkan atau menasehatkan kepada kita kalau kita marah dalam posisi berdiri, kita duduk, kalau kita duduk masih saja marah berbaringlah, tetapi kalau kita masih marah berwudhu supaya amarah itu bisa hilang dari pikiran kita,’’ ujar Nausrau mencontohkan.

Karena amarah itu sesungguhnya adalah sifat-sifat setan, karena kita marah itu banyak bisikan-bisikan di luar kemampuan kita. Maka Rasulullah menyebutkan salah satu ciri orang orang yang bertakwa adalah menahan amarah sungguh sangat luar biasa.

‘’Puasa termasuk melatih kita untuk mengendalikan emosi dan amarah kita, kalau kita sudah mampu mengendalikan emosi dan amarah kita insya Allah kita termasuk kategori dalam orang-orang yang bertakwa,’’ sebutnya.

CIRI KETIGA ORANG BERTAQWA:

Diakhir kultumnya, Ustadz menjelaskan ciri orang bertaqa yang ketiga ini terbilang cukup berat, karena harus memaafkan orang yang menzolimi kita.

‘’Ketiga, ciri orang yang bertaqwa adalah memaafkan kesalahan orang ini, ini termasuk yang berat, misalkan ada orang menzalimi kita, menyakiti kita, memfitnah kita padahal kita sudah berbuat baik, tetapi kita dizalimi, difitnah lalu kita diminta untuk memaafkannya,’’ ujar ustadz.

Ustadz berpesan diakhir klutumnya, bahwa Allah menykuai orang yang berbuat kebaikan, orang yang suka berinfak, bersedekah dan orang-orang mengenalikan amarah dan emosinya, orang yang mau memaafkan kesalahan orang lain.

‘’Maka Allah mencintai kelompok ini, tiga ciri orang bertaqa ini kita amalkan  dalam kehidupan, Insallah kita keluar dari ramadhan ini kita menjadi orang bertaqwa yang mendapat derajat yang tinggi  di sisi Allah SWT,’’ tuutup Ketua MUI Papua Barat KH Ahamd Nausrauw.(rustam madubun)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *