Papua Barat

Kunjungi Manokwari, Menteri Kesehatan Apresiasi Kerja Pemda Papua Barat Tangani COVID-19

97
×

Kunjungi Manokwari, Menteri Kesehatan Apresiasi Kerja Pemda Papua Barat Tangani COVID-19

Sebarkan artikel ini

Men Kesehatan RI, Letjen TNI (Pur) DR, dr Terawan Agus Putranto SP.RAD. Menteri Koordinator PMK Muhadjir Effendy, Gubernur Papua Barat, Drs Dominggus Mandacana, Selasa (7/7/2020) di Manokwari. PAPUADALAMBERITA. FOTO: rustam madubun.

PAPUADALAMBERITA.COM. MANOKWARI- Etos kerja Pemerintah Daerah Provinsi Papua Barat, TNI/ Polri,  Gugus Tugas Percepatan Penanganan CoronaVirusDisease 2019 (COVID-19) Papua Barat dan  kabupatendan kota di Papua Barat memperoleh apresiasi dan pujian dari Menteri Kesehatan RI Letjen TNI (Pur) DR, dr Terawan Agus Putranto SP.RAD.

‘’Saya sangat menghargai etos kerja dan bagaimana semangat dari Provinsi Papua Barat, kalau saya melihat juga angka terkonfirmasi positif (COVID-19, red) juga rendah dan saya harapkan memang daerah ini dengan traklackibg terus meningkat,  saya melihat sudah sampai 4.988 menjalani pemeriksaan, mudah-mudahan akan terus ditingkatkan oleh laboratorium-laboratorium beroperasi setelah setelah pelatihan,’’ ujar Menkes RI di dalam kunjungan kerja ke Manokwari.

Dalam kunjungan itu Menkes bersama Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Nasional, Doni Monardo, Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy, Komisi VIII dan IX DPR, Pangkogabwilhan III, Letjen TNI Ganip W, Selasa (7/7/2020) di Manokwari.

Men Kesehatan RI, Letjen TNI (Pur) DR, dr Terawan Agus Putranto SP.RAD, Selasa (7/7/2020) di Manokwari. PAPUADALAMBERITA. FOTO: rustam madubun.

Menteri kesehatan mengatakan, terkait laboratorium yang sebagian belum beroperasi karena sementara melakukan pelatihan-pelatihan di Makasar diharapkan cepat bisa selesai, dengan pelatihan yang baik ini bisa mencegah sumber-sumber episentrum.

Ia menjelaskan, mengenai tenaga medis seperti diketahui dengan digugatnya Perpres Nomor 4 tahun 2017 wajib kerja dokter spesialis dimana penempatan dokter spesialis menjadi terhambat, maka dikeluarkan Perpres Nomor 31 tahun 2019 mengenai pendayagunaan dokter spesialis itu akan membutuhkan etos dari pemerintah daerah.

‘’Luar biasa kita lihat betapa penawaran untuk dokter spesialis yang bekerja gajinya sampai Rp75 sampai 80 juta rupiah perbulan ini kami akan sondingkan ke teman-teman spesialis,  yang dibutuhkan itu dokter spesialis mana saja selain anestesi paruh,’’ ujar Menkes.

Kepada Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat  Ia meminta dapat memberikan informasi secara rinci kebutuhan apa saja yang dibutuhkan di Papua Barat.

‘’Dinkes saya minta untuk memberikan informasi detil mengenai kebutuhannya, informasikan keinginan apa dari daerah akan kita siasati hambatan-hambatan peraturan yang terbatalkan ini bisa dipenuhi di daerah,’’ pinta Menkes.

Terkait Rumah Sakit Umum Provinsi, Manokwari diharapkan dapat diresmikan tahun 2021 kalau sesuai target dan meskipun belum selesai betul sebagian sudah bisa termanfaatkan ruangan-ruangannya.

Kunjungan Menkes, Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Doni Monardo, Menteri Menko PMK) Muhadjir Effendy, Komisi VIII dan IX DPR, Pangkogabwilhan III, Letjen TNI Ganip W, Selasa (7/7/2020) di Manokwari. PAPUADALAMBERITA. FOTO: rustam madubun.

Ia berpesan warga tetap menjaga protocol kesehatan. ‘’Saya kira nomor satu yang paling penting tetap sama, yaitu protokol kesehatan harus dilaksanakan dalam lingkungan pribadi, dalam rumah,  lingkungan kerja, pasar,  termasuk di rumah sakit juga memang harus diterapkan protokol kesehatan secara ketat,’’ tambah Menkes.

Pentingnya protocol kesehatan yang ketat menurut Menkes, supaya tenaga kesehatan jangan, aparat keamanan juga memperhatikan protokol kesehatan supaya tidak terpapar.

‘’Kalau aparat kemanann terpara, tenaga medisnya terpapar ya kita bisa terkapar semuanya,  karena itu nomor satu protokol kesehatan harus betul-betul menjadi kearifan lokal,  menjadi budaya,  yang terus tertanam disanubari semua warga Indonesia bahkan dunia,  namun khususnya untuk Provinsi Papua Barat bisa terus dicanangkan, digiatkan,  digalakkan sehingga betul-betul angka konfirmasi positif makin lama makin turun,  makin rendah,  dan kita harapkan akhirnya hilang,’’ ujar Terawan diakhir materinya.(tam)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Maaf Tidak Bisa Dicopy !!