Papua Barat

Lorong Pasar Wosi Manokwari Mulai Berubah Wajah

150
×

Lorong Pasar Wosi Manokwari Mulai Berubah Wajah

Sebarkan artikel ini

Jalan utama depan Pasar Wosi Manokwari, yang kerap menimbulkan kemcet paling menyebalkan Selasa (31/5/2022). PAPUADALAMBERITA. FOTO: RUSTAM MADUBUN

PAPUADALAMBERIT.COM. MANOKWARI –  Ada perasaan duka di hati ketika melintasi lokasi Pasar Wosi Manokwari Papua Barat, saat mengantar istri berbelanja kebutuhan hari-hari. Kini, wajahnya berubah.

Sebagian pedagan langganan yang menempati lorong-lorong pasar tidak lagi kami lihat. Kecuali pasar di sebelah timur sampai kembelakang masih dijumpai mama- mama penjual sayur, pasar ikan dan los pasar yang masih kokoh selamat dari jilatan si jago merah ketika itu.

Dari depan sebelah barat dan timur pasar ada lima jalan lorong sebagai akses penjual dan pembeli masuk dan keluar Pasar Wosi Manokwari.

Sekitar enam los dan 300 toko baru saja hangus terbakar yang apinya bersumber dari salah satu los pasar tiga pekan lalu.

Pasar Wosi satu pusat perbelanjaan yang menjajakan kelontongan, bahan pokok makanan selain Pasar Sanggeng di pusat kota Manokwari.

Dulunya pasar yang tampak kumuh, padat, jalan yang macet kini mulai berbenah dan berubah wajah.

Pantauan papuadalamberta.com Selasa (31/5/2022) pagi dan sore, tidak ada lagi bara, api, arang atau puing bekas kebakaran di lokasi insdein. Yang dijumpai sedang berlangsung penimbunan lokasi kebakaran dan pengerasan oleh kendaraan “berat”, sejumlah anak anak dari warag yang mendiami di sekitar pasar bermain bola.

Sedangkan depan pasar terparkir kendaraan angkutan umum trip Manokwari – Bintuni mencari penumpang, dari arah barat ada pejasa angkutan roda dua (ojek, red) menanti penumpang menjemput rejeki.

Bekas los Pasar Wosi yang kini dalam tahapan penimbunan dan pengerasan, setelah mengalami kebakaran tiga pekan lalu di bulan Mei 2022,  Selasa (31/5/2022). PAPUADALAMBERITA. FOTO: RUSTAM MADUBUN

Walaupun tidak seperti dulu, ada tenda dan para-para sebagai tempat berteduh sementara pejasa ojek sementara, kini mereka hanya jongkok atau duduk di kendaraannya masing masing.

Kawasan Pasar Wosi memang mangnet bagi warga Manokwari berkunjung dan berbelenja, alasannya sederhana Pasar Wosi tersedia bahan pokok sehari-hari dengan harga terjangkau, dan ladang bagi pedagang mengumpulkan pundi-pundi rupih.

Jangankan pedagang roko, penjual sayur atau penjual bahan bangunan, penjual togel yang biasanya terselip dicela-cela jalan-jalan lorong pun entah kemana menguji nasip dari ramalan angaka yang nyaris 99 persen tebakannya salah.

Tahun 2021 dan 2022 pedagang Pasar Wosi ditimpa musibah,  kebakaran Senin 9 Mei 2022 dan Ahad 24 Oktober 2021. Kebakaran di tahun 2022 adalah ujian paling terberat dan menyedihkan, enam los 300 toko di pasar serta isinya menyisahkan arang, besi rosngsonkan dan puing.

Memori duka panjang  yang tidak dapat dilupakan pedagang dan warga Manokwari, duka itu belum hilang hingga sore tadi.

Disamping kanan pasar yang terkenal dengan kemacet lalu lintas paling menyebalkan ini berdiri terminal angkutan umum menghubungkan Manokwari dan Kabupaten Manokwari Selatan.

Jalan lorong samping Pasar Wosi Manokwari, Selasa (31/5/2022) sore. PAPUADALAMBERITA. FOTO: RUSTAM MADUBUN

Ketika musibah itu belum diberikan Allah, warga Manokwari menjajal Pasar Wosi, walupun harus menyusuri lorong ke lorong dengan menahan pengapnya udara yang bercampur sampah dan aroma tidak sedap dari genangan dan endapan sampah di parit, serta harus desak-desakan karena padatnya warga mencari kebutuhan.

Hampir tidak sepihnya Wosi dikunjuggi warga, walaupun Pasar Wosi tidak senyaman mall, supermarket, atau swalayan yang menjajakan kebutuhan serba lengkap dan suguhan areal parkir yang representatif, bersih, berubin rmarmer mengkilap, atau suhu udara yang rendah.

Tetapi Pasar Waosi yang selama ini menjadi pilihan warga kini menyisahkan satu jalan lorong di sebelah timur sebagai akses masuk ke belakang pasar menemui pedagang sayur dan kebutuhan pokok lainnya, lorong itu kini jalan lorong dan macet number one di Manokwari walaupun jaraknya pendek kisaran tiga ratus meter.

Deretan kios-kios samping pos polisi hingga depan jalan lorong ke arah belakang menyishkan kenangan warga yang biasanya melengkapi kebutuhannya jika belanjaannya terlewatkan seusai berbelanja dalam Pasar Wosi.(rustam madubun) 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Maaf Tidak Bisa Dicopy !!