Kapolda Papua Barat Irjen Pol daniel Tahi Monang Silitonga SH, MA didampingi Dirlantas Polda Papua Barat Kombes Pol Raudian Kokrosno yang ditemui wartawan di Lapangan Tembak adhi Pardana Polda Papua Barat, Selasa (13/6/2023). FOTO: RUSTAM MADUBUN.PAPUADALAMBERITA.
PAPUADALAMBERITA.COM.MANOKWARI – Direkertur Reserses Kriminal Khusus (Dir Krimsus) Polda Papua Barat ketika dijabat Kombes Pol Rommy Tamtelahitu hingga Drikrmus Polda Papua Barat Kombes Pol Sonny Tampubolon cukup menguras waktu, tenaga menyelesaikan aroma tidak sedap di KONI Papua Barat.
Mencari saksi, memburu barang bukti untuk melengkapi berkas perkara dugaaan tindak pidana korupsi dan tindak pidana pencucian uang hibah induk dari organisasi olah raga di Papua Barat, KONI, Krimusus harus mencari hingga keluar Papua Barat.
Kapolda Papua Barat Irjen Pol Daniel Tahi Monang, SH MA melalui Dirrekrimsus terus mengusut tuntas dugaaan kasus money laundry ini.
Perjalanan penjang pengusutan pengguna anggaran untuk memacu prestasi olaraga Papua Barat telah menetapkan tiga orang yang disangka paling beratngungjawab, dan wajib dihukum badan setelah sangkaanya terbukti di sidang pengadilan.
Ketiga orang yang disangka tidak bisa lagi mengelah dari pemeriksaan penyidik, hasil pemeriksaan, barang bukti, pengakuan sejumlah saksi sebagai dasar Krimsus Polda Papua Barat menetapak ketiganya sebagai oarang yang patut disangka mengetahui dan terlibat anggara besar itu kemana dia mengalir.
Prestasi olahraga di Papua Barat tidak sementreng besaran dan yang dikucurkan pemerintah daerah ke KONI Papua Barat, lihat data Klasemen Akhir Perolehan medali emas pada PON XX 2022 di Jayapura, dari 34 Provinsi di Indonesia (sebelum pemekaran, red) Papua Barat hanya memperoleh tiga medali emas, 14 medali perak dan 15 medali perunggu.
Dengan total 32 medali hanya menempatkan Papua Barat di urutan ke-24 dari 34 Provinsi yang mengikuti PON XX di Jayapura ketika itu, lantas uang besar sebanyak untuk pembinaan atlit dan cabang olahraga kemana?
Seusai PON XX di Jayapura nama KONI Papua Barat mulai populer, namun bukan karena prestasi atlet dan cabang olahraga, tetapi nama miring pengurus KONI Papua Barat menjadi populuer seakan menutup cerita keberhasilan atlit yang memperoleh medali emas dan membangakan Papua Barat.
Ketika warga ceritra tentang KONI Papua Barat ceritra tentang dugaan penyelewengan anggaran yang tengah ditangani Polda Papua Barat, bukan tentang prestasi, karena kasus yang sangat memprihatinkan terus diseriusi Polda Papua Barat.
Dugaan cuci uang di KONI Papua Barat tidak hanya menyulut amarah masyarakat, tetapi membuat atlit, pelatih dan pengurus cabang olahraga di bawah naungan KONI menjadi meradang, atlit, pelatih bermandikan keringat di latihan untuk meraih prestasi mengharumkan naman daerah, apa daya KONI tersandung masalah.
Konsukwensinya, harta berharga, barang bergerak, mobil, tanah, rumah dari hasil dugaan kejahatan disita dan diamankan polisi dari tersangka untuk dikembali ke negara, karena uandana hibah dari pemerintah provinsi ke KONI adalah uang dari hasil pembayaran pembayaran masyarakat dan retrebusi.
Polisi berupaya mengembalikan sebanyak-banyak, diharapkan secepatnya berkas tersangka dan barang bukti di limpahkan ke jaksa untuk duduk dikursi pesakitan.
‘’Tiga tersangka sudah ditahan, selanjutnya akan melakukan penelusuran harta, keberadaan uang, beberapa aset sudah dilakukan pembekuan, penyitaan untuk dikembalikan kepada Negara,’’ jelas jenderal bintang dua di Polda Papua Barat, Irjen Pol Daniel Tahi Monang SH, MA yang ditemui wartawan di Lapangan Tembak Adhi Pradana Polda Papua Barat, Selasa (13/6/2023).
Tujuan Polda Papua Barat dalam kasus ini selain penegakan hukum, juga adalah mengembalikan sebanyak-banyaknya uang yang diduga telah disalahgunakan dan diselewengkan.
‘’Kita sudah koordinasi dengan kejaksaan agari nanti berkasnya secepatnya bisa terima jaksa dan diajukan ke persidangan pengadilan negeri,’’ ujar Kapolda yang kemarin (Selasa,red) baru saja menjuari lomba menembak HUT Bhayangkara 77 Kelas Forkopimda dengan capai poin 85,01.
Dugaan tindak pidana korupsi dan tindak pidana pencucian uang ini bersumber dana hibah KONI Papua Barat tahun anggaran 2019, 2020 dan Tahun 2021 berkisar senilai Rp224,7 Miliar, sehingga kerugian negara dugaan penyalahgunaan mencapai Rp32,7 Miliar.
Selain tiga tersangka dalam pdugaan penyelewengan dana yang mencapai Rp32 miliar, Ditkrimsus Polda Papua Barat masterus bekerja, apakah ada tersangka lain atau tidak yang terkait dengan barang bukti.
‘’Hasil penyidikan, pengembangan kita pada tiga tersangka, nanti kalau ada hasil pengembangan lain-lain penelusuran kita menunggu analisis PPATK, nanti muncul akan kita kembangkan yang menuju kepada alat bukti,’’ jelas Kapolda.
Yang sudah disita bukan berarti sudah selesai sampai disitu, Krimsus terus memburu aset-aset milik tersangka, bahkan hingga ke luar Manokwari, Papua Barat.
‘’Beberapa aset yang di luar kita sitak, itu di luar kota Manokwari ada, kita sedang menunggu analisis PPATK di situ ada aliaran pembayaran ke mana, nanti kita akan lakukan penyitaan atau pembekuan,’’ tegas lagi Kapolda menyebutnya.
Dana hibah KONI Papua Barat tahun lalu tersandung kasus, kini menjadi jalan terjal KONI Papua Barat memperoleh hibah pada tahun ini, sebagai persiapan Papua Barat menuju Pra PON XXI.
Lantaran Penjabat Gubernur Papua Barat Komjen Pol (Pur) Drs Paulus Waterpauw tidak mau gegabah, Ia berharap selesaikan dulu kasus yang kini terjadi di KONI.
Kepada wartawan pada Mei 2023 lalu jenderal polisi bintang tiga ini mengakui jika pembasahan mata anggaran KONI adalah kewajiban pemerintah provinsi, tetapi Ia berharap selesaikan persoalan internal dulu, kini KONI tersandung karena dana hibah tahun lalu.
Tetapi bukan Waterpauw kalau dia tidak punya solusi, solusinya untuk pembinaan atlit dan cabang olahraga, karena pembinaan dan kejar prestasi harus berjalan, bisa jadi dana diberikan langsung kepada cabang olahraga, tetapi ini pun tidak semudah membalik telapak tangan, perlu dibicarakan bukan satu dua orang tentu ada KONI ada pemerintah provinsi, cabang olahraga, dan Dispora dan KONI.(rustam madubun)