PAPUADALAMBERITA.COM.MANOKWARI – Kota Manokwari memecahkan rekor dunia yang tercatat di Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) sebagai provinsi yang membentang kain berwarana merah putih terpanjang 12.77 kilometer.
Baca juga: Manokwari Pecahkan Rekor Dunia, Bentang Bendera Merah Putih 12,77 Kilometer
Rekor yang dipecahkan di Kota Manokwari itu yang gelar Pemerintah Provinsi Papua Barat bnersama seluruh lapisan masyarakat,.
Rekor dunia sebelumnya dipegang Kota Jayapura, Papua dengan panjang bentangan kain merah putih 10.76 kilometer pada Mei 2024 lalu.
Keberhasilan Provinsi Papua Barat meraih piagam penghargaan dan medali yang diberikan MURI kepad Pemda PApua barat sebagai provinsi juara dunia tidak terlepas dari komitmen dan kerjasama yang kuat antara pemerintah provinsi dengan masyarakat.
Kerjasama yang erat ini menjadi tonggak keberhasilan dalam menjaga keutuhan NKRI serta meningkatkan rasa nasionalisme.
‘’Kemarin telah membentangkan bendera merah putih sepanjang 13.270 m, bentangan ini adalah bentangan seluruh masyarakat di provinsi Papua Barat,’’ jelas Penjabat Gubernur Papua barat Ali Baham Temongmere MTP saat sambutan pada Pengukuhan Paskibra di Gedung PKK Provinsi Papua Barat Jalan Brigjen Mar (Purn) Abraham O Atururi, Arfai Manokwari Kamis (15/8/2024) malam.
‘’Atas nama gubernur, karena gubernur adalah organisasi pemerintahan di mana mewakili seluruh rakyat Papua Barat dan pemerintah provinsi Papua Barat, oleh karena itu ketika ada penghargaan dari MURI kepada provinsi Papua Barat melalui gubernur,’’ jelas Ali Baham disambut tepuk tangan meriah undangan.
Penjabat Gubernur menjelaskan, maka penghargaan berupa piagam dan medali yang diberikan MURI adalah milik seluruh masyarakat provinsi Papua Barat tercinta.
‘’Pada tanggal 1 Mei 2024 lalu Jayapura Provinsi Papua membentangkan kain merah putih sepanjang 10.76 kilometer, dan kemarin Rabu tanggal 14 Agustus 2024, Manokwari Papua Barat membentangkan lebih dari yang dibentangkan Jayapura,’’ sebut Ali Baham.
Panjangan bentangan di Manokwari belum ada yang terbandingi, hingga dengan kini Agustus, masih warga Papua Barat yang menunjukkan kemampuannya untuk membentangkan.
‘’Pada hari itu semuanya keluarga, ibu-ibu, anak-anak, penjual ikan, semuanya ikut membentangkan bendera merah putih, itu adalah pondasi objektif rasa cintanya masyarakat Papua Barat pada bangsa Indonesia,’’ jelas Ali Baham Temongmere.
Kepala Biro Administrasi Pimpinan Setda Papua Barat, Helen Frinda Dewi ditemui wartawan di Gedung PKK Papua Barat, Kamis (15/8/2024) malam.FOTO: RUSTAM MADUBUN.PAPUADALAMBERITA.
Secara terpisah Kepala Biro Administrasi Pimpinan Setda Papua Barat, Helen Frinda Dewi,Kita kepada wartawan mengucap syukur bentangan bendera dengan ukuran yang sesungguhnya adalah 13 270 meter.
Namun setelah diukur kembali berdasarkan hasil bentangan, panjang yang dicapai 12.7 70 meter.
‘’Artinya, kami bersukacita, bergembira bisa memperjuangkan semangat kekeluargaan, gotong royong, semangat cinta tanah air untuk masyarakat di Papua Barat khususnya di Manokwari,’’ jelas Helen.
Menurut Helen, MURI menyatakan itu hasil perjuangan seluruh masyarakat Manokwari dan Papua Barat yang hari itu dipimpin Penjabat Gubernur Papua Barat, Ali Baham Temongmere.
‘’Ini tanggung jawab penuh adalah Pemerintah Daerah Provinsi Papua Barat, yang saat ini dipimpin pejabat Gubernur, semua bersukacita, bersyukur atas berhasil memecahkan rekor dunia pembentangan bendera terpanjang di dunia,’’ sebut Helen.
‘’Artinya gubernur bertanggung jawab mulai dari persiapan dengan hasil yang dicapai, tetapi ketika kemarin terjadi kekurangan atau terdapat kendala, atau tidak berhasil itu yang bertanggung jawab juga adalah nanti gubernur atas nama pemerintah Provinsi Daerah Papua Barat,’’ sambung Helen.
‘’Mari kita berpikir positif untuk kepentingan masyarakat, dan kepentingan bangsa, dan Negara, kita dukung Pemerintahan Provinsi Papua Barat siapapun pemimpin kita, dan saat ini adalah Bapak Ali Baham Temongmere MTP,’’ ajak Helen.
Kata Helen, penjabat gubernur akan memberikan yang terbaik kepada masyarakat, berikan support besar kepada masyarakat.
‘’Apalagi dalam hal mempertahankan eksistensi Negara Republik Indonesia itu harus digerakkan secara keseluruhan semua stakeholder, bahkan masyarakat yang terkecil pun harus digerakkan untuk bisa bersatu padu memerdekakan Indonesia,’’ pesan Helen.(rustam madubun)
