Papua Barat

Peran Babinkamtibmas di Papua Barat Belum Dikenal, Tapi Polisi Disayanggi Masyarakat

150
×

Peran Babinkamtibmas di Papua Barat Belum Dikenal, Tapi Polisi Disayanggi Masyarakat

Sebarkan artikel ini
Print
Data Grafis: LITBANG KOMPAS./FOTO: scrtangkap layar/papuadalamberita.com
Data dan grafis Litbang Kompas kedekatan figur polisi dengan masyarakat. FOTO: tangkap layar/papuadalamberita.com

PAPUADALAMBERITA.COM. MANOKWARI – Peran Bintara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Babinkamtibmas) di wilayah hukum Polda Papua Barat belum terlalu dikenal.

‘’Namun setelah diinformasikan apa tugasnya, mayoritas masyarakat merasa, minat terhadap pemberitaan mengenai kinerja polisi menunjukkan kepedulian masyarakat dan potensi kedekatan yang besar terhadap polisi, ada harapan warga kepada polisi harus lebih sering ke daerah pelosok,’’ jelas Peneliti Utama dari Devisi Penelitian dan pengembangan (Litbang) Kompas BE Satrio dihadapan Kapolda Papua Barat, Wakapolda Papua Barat, Irwasda Polda Papua Barat, PJU Polda Papua Barat serta wartawan di ruang Vicom Polda Papua Barat, Kamis (19/9/2019).

Data ini terungkap dari laporan riset Litbang Kompas pada evaluasi kinerja Polda Papua Barat sesuai kebutuhan yang dilakukan pada bulan Juli 2019.

Satrio mengatakan, kesimpulan lain yang diperoleh adalah dari segi perilaku dan kepatuhan, warga sudah paham apa yang seharusnya, namun belum diikuti dengan perilaku dan kepatuhan yang sesuai.

Masalah mabuk adalah yang paling dirasakan sebagai gangguan keamanan, termasuk dilakukan oleh oknum polisi.

Umumnya responden sudah menilai positif kinerja polisi, meski demikian kehadiran polisi belum terlalu dirasakan padahal sangat diharapkan.

Sebagian besar responden merasa ada kedekatan (sayang) dengan figur polisi, rasa simpati dan empati ini bisa lebih dikembangkan lagi oleh Polda Papua Barat kedepannya.

‘’Harapan Meningkatkan keamanan, berantas warga yang mabuk dan narkoba, harus datang ke pelosok, Jangan memilih kasih dalam menyelesaikan masalah dan harus adil, diadakan patrol,’’ ujarnya.

Ia mengatakan warga juga mengharapkan meningkatkan pelayanan, sering mengadakan sosialisasi, kedekatan polisi terhadap masyarakat, lebih tegas ke warga, cepat memberantas kejahatan, mengayomi masyarakat, perbanyak jumlah polisi, mengurus masalah dengan hukum yang berlaku di negara kita.

‘’Indeks kepuasan masalah,  orang mabuk dan lalu lintas juga masih sangat bisa ditingkatkan untuk mengangkat apresiasi warga,’’ urainya.

Dari hasil survei Litbang Kompas menunjukan, bahwa penilaian warga secara umum hampir mencapai angka puas, artinya kinerja polisi di Papua Barat masih bisa terus ditingkatkan.

Kepuasan: Imej polisi mayoritas responden menilai figur polisi sudah baik dan ramah, mayoritas responden menilai positif figur polisi.

Kepuasan sikap adil: Mayoritas responden menilai figur polisi kurang dekat dengan orang muda, sebagian responden menilai polisi sudah bersikap adil,

Kepuasan Solutif: Sebagian responden sudah menilai kinerja polisi solutif, Inisiatif polisi :Di luar tugasnya, warga belum melihat polisi melakukan inisiatif lain.

Kehadiran Polisi : Keberadaan polisi patroli dan mengunjungi warga masih kurang dirasakan.

Kehadiran Polisi: Kehadiran polisi untuk membuat acara bersama warga kurang terlihat, namun sesungguhnya diharapkan oleh warga.

Kehadiran Polisi : Kehadiran polisi menimbulkan rasa aman warga,  seperti ada polisi di tengah keributan (mis: perkelahian, perang antar kelompok) 90.0 persen.

Sosok penengah : Polisi masih menjadi tumpuan pengaduan warga, diikuti oleh tokoh dan ketua adat.

Keterlibatan polisi : Keterlibatan polisi yang paling sering dilihat di acara keagamaan dan kelompok suku menurut responden msaih sangat kurang.

Kapolda Papua Barat bersama wartawan di Mapolda Papua Barat, Kamis (19/9/2019). FOTO: papuadalamberita.com/rustam madubun

 Apak tanggapan Kapolda Papua Barat Brigjen Pol Drs Herry Rudolf Nahak, MSI atas hasil survei Litbang Kompas? Ini jawabannya.

‘’Yang perlu kita evaluasi bahwa sebagian yang kita anggap Babinkamtibmas sudah banyak jalan, ternyata hasil survei menyebutkan dikenal saja nga (tidak) gitu. Mungkin sosialisasi Babinkamtibmas perlu diperkuat, kemudian Babinkamtibmas harus banyak jalan. Kita juga harus mengevaluasi  apa sampai Babinkamtibmas tidak dikenal, apakah karena jalannya pakai baju preman atau karena dia polisi tapi tidak dikenal sebagai Babinkamtibmas,’’ jelas Kapolda.

Sehingga Itu menjadi bahan evaluasi Polda Papua Barat supaya lebih banyak memang harus Babinkamtibmas turun, kemudian evaluasi juga mengenai kegiatan-kegiatan polisi yang di luar kegiatan berseragam, misalnya kegiatan bersama tokoh-tokoh, kepala suku, kegiatan keagamaan, seni budaya, olahraga itu juga sangat kurang polisi terlibat.

‘’Jadi menjadi perhatian kami supaya, dengan demikian lebih banyak ada kegiatan polisi terhadap masyarakat,’’ ujarnya.

“Yang menggembiraklan adalah walaupun dengan segala keterbatasan polisi diperlukan bahkan disayanggi, itu yang membuat kita bersemangat kita untuk berbuat lebih banyak,’’ tutup Kapolda.(tam)

 

 

 

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *