Ilustrasi: Bandara Domine Eduard Osok Kota Sorong adalah Bandara termegah di Provinsi Papua Barat yang merupakan Bandara transit wisata Raja Ampat. FOTO: ernes kakisina/antara/papuadalamberita.com
PAPUADALAMBERITA.COM. JAKARTA – Perpanjangan landas pacu (runway) Bandara Marinda atau Bandara Raja Ampat di Papua Barat molor dari target, karena baru bisa diselesaikan pada 2020.
“Bandara Raja Ampat selesai tahun depan, 2020,” kata Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi seusai rapat bersama para kepala daerah Provinsi Papua dan Papua Barat di Jakarta, Minggu.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada akhir 2017 lalu menargetkan perpanjangan landas pacu Bandara Marinda, atau yang biasa disebut Bandara Raja Ampat itu, bisa selesai pada 2018/2019. Perpanjangan dibutuhkan agar pesawat berbadan besar bisa masuk ke destinasi wisata tersebut.
Namun, hingga saat ini, proses perpanjangan landas pacu Bandara Raja Ampat baru akan dirampungkan sepanjang 1.525 meter.
“Yang pasti bandara (Raja Ampat) ini akan segera diselesaikan dulu. Sekarang kurang panjang dan masalah safety,” kata Menhub.
Menhub Budi Karya sendiri mengaku berharap panjang landas pacu Bandara Marinda bisa mencapai 2.000 meter untuk mengakomodasi potensi wisata di Raja Ampat.
“Kita lihat dulu. Karena informasi itu belum pasti. Kalau nanti ada obstacle (halangan) ‘kan belum bisa,” ujar Menhub.
Sementara itu Bupati Raja Ampat Abdul Faris Umlati berharap perpanjangan runway Bandara Marinda dapat membuat wisatawan bisa langsung terbang ke Raja Ampat tanpa perlu menghabiskan waktu lama untuk transit di Sorong.
“Karena kita tahu kalau ke Sorong, lalu naik kapal mungkin tidak seberapa Rp100 ribu-Rp200 ribu, tapi waktunya (lebih lama),” ujarnya.(ant)