Kapolda Papua Barat dan Pamgdam XVIII/Kasuari memberika penghormatan duka cita kepada keluarga, istri dan putra-putri mendiang almarhum Abraham O Atururi di rumah duka Jalan Bandara Taman Ria, Manokwari. Senin (23/9/2019). FOTO: papuadalamberita.com
Wajah-wahaj kesedihan para pejabat, Kapolda Papua Barat, Gubernur Papua Barat, Wagub Papua Barat ikut larut dalam duka cita atas berpulangnya Abraham O Atururi, pelepasan jenzah dari keluarga kepada pemerintah daerah. Senin (23/9/2019) di rumah duka untuk dipersemayamkan di Kantor Gubernur Papua Barat, Senin (23/9/2019). FOTO: papuadalamberita.com/rustam madubun.
Almarhum tiba di Kantor Gubernur Papua Barat untuk dipersemayamkan sebelum dibawah ke Gereja Katolik Imanuel Sanggeng Manokwari untuk ibadah missa arwah, Senin (23/9/2019). FOTO: papuadalamberita.com.
Sekda Papua Barat membawa foto almarhum dan Asisten Satu Setda Papua Barat membawa karangan bungga mengawali iring-iringan jenazah masuk ke lobi utama Kantor Gubernur Papua Barat untuk persemayaman sejenak, Senin (23/9/2019). FOTO: papuadalamberita.com/rustam madubun.
Gubernur Papua Barat memimpin prosesi persemayaman almarhum di lobi utama Kantor Gubernur Papua Barat sebelum dibawah ke Gereka Katolik Imanuel Sanggeng Manokwari untuk missa arwah, Senin (23/9/2019). FOTO: papuadalamberita.com/rustam madubun.
PAPUADALAMBERITA.COM. MANOKWARI – Kepergiaan Gubernur Papua Barat Pertama Brigjen TNI (MAR) (pur) Abraham Octavianus Atururi menjadi catatan sejarah besar bagi Provinsi Papua Barat.
Ia tidak hanya meningalkan duka bagi istrinya , Julieta Ximenes Atururi, dan empat putri, satu putra, yakni Elisabet Dirsya Natalia Atururi, Armi Ifana Dias Octaviana Atururi, Ursula Amanda Pamela Autururi, Alieila Valeria Estelia Atururi dan bungsu (kelima) Israel Armindo Lambert Atururi.
Baca juga: Tangisan Panjang Penulis Buku Abraham O Atururi Sang Jenderal Pejuang Sejati
Baca juga: Perginya Bapak Pembangunan, Bram Atururi
Tetapi berpulangnya jenderal bintang satu baret unggu ini meninggalkan duka mendalam bagi provinsi ke 33 di Indonesia. Rasa haru terasa sejak kabar duka cita pada Jumat (20/9/2019) pukul 00.15. WIT dinihari tersiar.
Papuadalamberita.com mengikut jalannya pelepasan dari rumah duka, persemayamana di Kantor Gubernur Papua dan pemakaman di TMP melihat ada suasana haru. Haru tidak hanya terasa di rumah duka. Namun, hingga di Kantor Gubernur Papua Barat dan Taman Makam Pahlawan (TMP) Trikora Manokwari, Senin (23/9/2019).
Isak tangis keluarga di rumah duka terasa mendalam, tak kuasa Pangdam XVIII/Kasuari Mayjen TNI Joppye Onesimus Wayangkau menarik napas dalam menahan tangis, Pangdam berulang-ulang menyeka air matanya ketika ucapan duka cita disampikan kepada sang istri dan putra-putri mendiang almarhum, mata Pangdam pun sembab.
Pimpinan dan staf Kanwil Dephuham Papua Barat memberi jajar hormat kepada almarhum saat meninggalkan kantor gubernur menuju Gereja Katolik Imanuel Sanggeng Manokwari untuk missa arwah, Senin (23/9/2019). FOTO: papuadalamberita.com/rustam madubun.
Gubernur Papua Barat, Drs Dominggus Mandacan yang suka tersenyum dengan siapa saja hari ini tidak tampak, Raut wajahnya tersirat kesedihan, Ia merasa kehilangan seroang sosok pamong yang memiliki jasa besar terbentuknya Provinsi Irian Jaya Barat yang kemudian menjadi Papua Barat, raut waja kesdihan Dominggus Mandacan tidak bisa disembunyikan teteasan air mata pun tumpah ketika ucapan duka cita diberika kepada sanak keluarga di rumah duka.
Wakil Gubernur Papua Barat, Mohammad Lakotani, SH. MSI pun tergambar kesedihan,serta Kapolda Papua Barat, Brigjen Pol Drs Herry Rudolf Nahak MSI yang didampinggi Istrinya Endah Nahak pun menguari kesedihan.
Setelah prosesi pelepasan jenazah dari keluarga kepada pemerintah daerah, ratusan kendaraan mengiring mobil jenazah ke Kantor Gubernur Papua Barat di Arfai Manokwari, warga Manokwari berdiri disisi jalan, siswa SD, ASN yang sekolahnya dan perkantorannya berada di depan jalan ikut memberikan penghormat ketika mobil iring-iringan jenazah melintas.
Setibanya di Kantor Gubernur Papua Barat, peti jenazah dipikul staf Pemda Provinsi Papua Barat dipimpin Sekda Papua Barat Nataniel Mandacan sebagai pembawa foto almarhum dan Asissten I Setda Musa Kamudi membawa karangan bunga.
Dengan iringan dentuma instrume drum dari korsik Kodam XVIII/Kasuari, derap langkah pembawa peti jenazah perlahan memasuki ruangan lobi Kantor Gubernur Papua Barat sebagai tempat dipersemayamkan almarhum sebelum di bawa ke Gereja Katolik IManuel Sanggeng Manookwari untuk misa arwah dan ke TMP Trikora untuk pemakaman.
Pengantaran jenazah setelah missa arwah di Gereja Imanuel Sanggeng Manokwari memasuki Taman Makam Pahlawan Trikora Manokwari, Senin (23/9/2019). FOTO: papuadalamberita.com/rustam madubun.
Suasana hening itu tiba-tiba pecah, isak tangis dari ASN yang menunggu kedatangan almarhum menyambutnya. ‘’Bapaaaaak, bapaaaaaak, ‘’teriak sejumlah ASN yang tak kuasa menahan kesedihan.
Tangisan kembali terdegar dari ratusan ASN ketika protokoler memutar kembali perjalanan hidup almarhum semasa menjabat Gubernur Papua Barat dalam visual dan audio dengan lagu tanah Papua membuat isak tangis berkepanjangan.
Hampir dua jam, mulai pukul 10. 30 hingga pukul 12.19 WIT prosesi persemayaman terkahir almarhum berlangsung. Diawali dengan lagu Tanah Papua yang dibawakan Trio Ambis dengan iringan terompet dan organ, tangisan dari ASN pun tak terbendung.
Sebelum jenazah meninggalkan tempat persemayaman menuju Gereja Katolik Imanuel Sanggeng Manokwari untuk dilakukan mis arawah yang kemudian dibawa ke TMP untuk prosesi pemakaman, ketika lantunan lagu Ayah, lagi-lagi tangisan terdengar.
Usai sudah prosesi persemayaman, almarhum meninggalkan lobi lantai dasar kantor gubernur menuju mobil jenazash untuk dibawah ke Gereja Katolik Imanuel Sanggeng, Sekda Papua Barat dan Asisten Satu Setda kembali memimpin derap mebawa peti jenazah.
Sepanjang jalan dari Arfai hingga ke kota Manokwari warga berjejer memberikan penghormatan tertinggi kepada almarhum seperti di depan Kantor Kanwil Agama Papua Barat dan Kanwil HUMHAM Papua Barat pimpinan dan ASN membentuk barisan berjajar memberi hormat saat iring-iringan lewat, hal serupa juga bagi warga Manokwari hingga ke TMP.
Enam anggota TNI dari Kodam XVIII/KASUARI dan TNI AL Fasharkan Manokwari membawa jenazah memasuki TMP, Senin (23/9/2019). FOTO: papuadalamberita.com
Prosesi misa arawah usai. Jenazah dibawa dengan berjalan kaki menuju TMP Rombongan pembawa jenazah tiba di kompleks TMP Trikora sekitar pukul 14.47 WIT. Saat itu, ratusan pelayat sudah menunggu kedatangan jenazah. Tangis haru kembali pecah dideretan ASN didepan TMP.
Setelah peti jenazah yang diusung 3 prajurit Kodam XVIII/Kasuari dan tiga prajurit TNI AL Fasharkan Manokwari melewat gerbang disambut dengan satu kali tembakan salvo dari 10 prajurit TNI Kodam XVIII/Kasuari yang berdiri di sisi kiri dan kanan.
Upacara militer penghormatan terakhir kepada almarhum dipimpin langsung Gubernur Papua Barat sebagai Inspektur Upacara dengan Komandan Upacar mantan Dandim 1801 Manokwari.
Tembakan salvo kedua mengiringi peti jenasah diturnkan ke dalam makam sebagai temnpat peristirahatan mendiang almarhum Bram Atururi, suasana haru kembali terjadi, sanak keluarga, sahabat, kolega, ASN dan petinggi sipil dan militer tidak bisa menahan rasa hari.
Persemayaman peti jenazah almarhum ke peristirahatan terakhir di TMP oleh anggota TNI AD dan TNI AL, Senin (23?9/2019). FOTO: papuadalamberita.com/rustam madubun.
Gubernur Papua Barat memberikan penghormatan terakhir kepada almarhum dan meletakan karangan bunga di pusara, Senin (23/9/2019). FOTO: papuadalamberita.com/rustam madubun.
Pangdam XVIII/Kasuari memberikan penghormatan kepada almarhum, Senin (23/9/2019). FOTO: papuadalamberita.com/rustam madubun
Kapolda Papua Barat memberikan penghormatan terakhir kepada almarhum, Senin (23/9/2019). FOTO: papuadalamberita.com/rustam madubun.
Gubenur Papua Barat, Pangdam XVIII/Kasuari, Kapolda Papua Barat mewakili pemerintah daerah TNI dan Polri meletakan karangan bunga dipusara almarhum, ketiga orang nomor satu di Provinsi Papua Barat ini tidak bisa menahan rasa, tetesan air mata pun melepas kepergiaanya di pusara mendiang almarhum.
Keluarga, istri dan kelima anak kembali meneteskan air matanya suasana di TMP pada sore tadi terasa begitu hening.
Usai pembacaan riwayat hidup almarhuma. Gubernur Papua Barat memberikan amaat pelepasan jenazaah sebagai penghormatan terakhir dari Pemerintah Daerah Papua Barat kepada almarhum. Dengan wajah yang senduh dan suara kesedihan Gubernur Dominggus Mandacan mengatakan Abraham O Atururi merupakan bapak pembangunan bagi Papua Barat.
‘’Kepergian beliau meninggalkan kesedihan mendalam bagi kita semua, namunn kepergian almarhum adalah kehendak Tuhan Yang Maha Kuasa. Kami menyampaikan berbelasunkawa yang sedalam-dalamnya atas kepergian beliau semoga keluarga yang ditinggal diberi keiklasan, kesabaran, ketabahan,’’ ujar Gubernur.
‘’Kita semua kehilangan anak bangsa terbaik yang selalu setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia, pekerja keras dalam mengemban tugas negara. Almarhum semasa hidup dalam melaksanakan tugas penuh semangat yang patut menjadi tauladan bagi kita semua,’’ pesan Dominggus Mandacan.
Gubernur juga mengajak semua lapisan masayarakat Papua Barat untuk memafkan almarhum, jika semasa hidupnya almarhum ada kehilafan dan kekurangan. Saya mengajakan kita semua memaafkannya. Dengan iman kami mengucapkan selamat jalan saudaraku Abraham Oktavianus Atururi,’’ kata gubernur mengakhiri pelepasannya.
Upacara pemakaman selain diikuti Gubernur, Wakil Gubernur, Pangdam, Kapolda, Ketua DPR Papua Barat, Ketua MRP, petinggi TNI AL, Bupati dan wakil Bupati se papua Barat, ASN dan warga juga diikuti anggota TNI – Polri dan oraganisasi kemasyarakatan. Pada pukul 15.45 warga berangsur meninggalkan taman makam pahlawan.(rustam madubun)