Suasana Keakraban Petrus Kasihiw – Matret Kokop bersama bersama para tetangga bertukar pikiran di rumah pemenangan Piet – Matret, SP 3, Distrik Manimeri, Teluk Bintuni, Ahad (22/11/2020).PAPUADALAMBERITA. FOTO: ISTIMEWA
PAPUADALAMBERITA.COM. BINTUNI – Meski dijelekan sekelompok orang tentang kinerja pemerintahan Petrus Kasihiw – Matret Kokop dalam memimpin Kabupaten Teluk Bintuni pada periode pertama, namun ternyata kedua sosok ini masih menjadi sandaran sebagian besar masyarakat kecil sebagai tempat berkeluh kesah mengenai problem kehidupan sehari-hari.
Seperti yang terlihat pada Minggu (22/10/2020) malam. Puluhan warga dari SP3 yang mayoritas petani ini, mendatangi rumah pribadi Petrus Kasihiw di Jalur 3 SP 3 Kampung Bumi Saniari, Distrik Manimeri.
Dalam suasana santai, mantan Kepala Bappeda Kabupaten Tambrauw ini mengajak Matret Kokop, menemui warga di rumah pemenangan Piet-Matret yang berlokasi di tanah lapang depan rumah pribadinya.
“Kita tukar pikiran saja. SP3 ini menjadi kampung saya, jadi mau kemana lagi, para tetangga ini yang utama bagi saya. Saya dengan Pak Matret ingin mengetahui, keinginan warga di SP3 apa? Ini lepas dari kepentingan coblos mencoblos, tapi sebagai tetangga dan sebagai warga, dengan kapasitas saya sebagai Bupati yang sedang cuti,” kata Petrus Kasihiw.
Dalam pertemuan yang penuh keakraban itu, calon Bupati Teluk Bintuni nomor urut 2 ini mempersilakan warga untuk menyampaikan uneg-uneg, persoalan yang menjadi ganjalan selama 3,5 kepemimpinan PMK2 jilid I.
“Saya pengen dengar, apa yang menjadi keinginan warga. Apa yang menjadi masalah di kampung ini. Anggap saja kami ini orangtua bagi seluruh warga. Saya dengan pak Matret memang calon, tapi kami juga bupati dan wakil, sampai tahun depan. Tanggal 6 Desember sudah menjabat lagi sampai 17 Juni 2021,” tandas suami dari Pricilia Kasihiw itu.
Salah seorang warga SP 3 Fitrianingsih menyampaikan aspirasinya, mengeluhkan hama yang menyerang perkebunannya. “Banyak sapi yang masuk ke kebun. Jadi kalau boleh, kami mohon bantuan pagar untuk kebun,” ungkap Fitrianingsih.
Keluhan senada juga disampaikan warga lainnya Anwari terkait tanaman kebun yang siap panen namun sering rusak karena diserang hewan dan hama lain.
Menjawab keluhan itu, calon Bupati Petahana ini mengaku sedang merancang Peraturan Daerah (Perda) tentang Hewan Ternak. Dimana akan diatur, setiap pemilik hewan ternak dan binatang peliharaan, pemiliknya wajib membuat kandang tidak boleh di lepas liarkan.
“Kalau sudah ada perda itu, tidak boleh ada yang menuntut jika ada hewan ternak atau binatang piaraan yang tertabrak mobil dijalan. Karena jika itu terjadi, berarti pemilik tidak mematuhi aturan yang sudah dibuat,” tegas Kasihiw.
Usai menyampaikan uneg-uneg, perwakilan warga ini kemudian menyerahkan foto copy Kartu Keluarga (KK) sebagai bentuk dukungan terhadap PMK2 Jilid2. “Mari kita buktikan, bahwa PMK2 akan menang di kampung sendiri,” pungkas Piet.(aba)