Papua Barat

Wajah Ceriah Bupati Mansel, 25 Tahun Terlantar Bank Indonesia Bangkitkan Gairah Petani Kakao Ransiki

312
×

Wajah Ceriah Bupati Mansel, 25 Tahun Terlantar Bank Indonesia Bangkitkan Gairah Petani Kakao Ransiki

Sebarkan artikel ini
Print

Bupati Manokwari, Markus Waran, Jumat (24/7/2020) di Ransiki Manokwari Selatan. PAPUADALAMBERITA. FOTO: rustam madubun.

PAPUADALAMBERITA.COM. MANOKWARI- Wajah ceriah Markus Waran tergambar kebahagian mendalam, Bupati Manokwari Selatan, Papua Barat didatangi dua orang nomor satu Provinsi Papua Barat, yaitu Gubernur Papua Barat Drs Dominggus Mandacan dan PLT perwakilan Bank Indonesia(BI) Papua Barat, Joko Supratikto, Jumat (24/7/2020) di Kampung Abreso, Distrik Ransiki Kabupaten, Ransiki Manokwari Selatan pagi.

Baca juga: Gubernur Optimistis Bantuan Bank Indonesia Tingkatkan Komoditas Kako Manokwari Selatan

Baca juga:Bank Indonesia Papua Barat Dorong Pengembangan Cokelate Manokwari Selatan

Kebahagian Waran adalah kebahagian warga Manokwari Selatan, pasalnya Gubernur Papua Barat dan PLT BI Papua Barat bukan datang dengan tangan kosong, jani atau kata, tetapi keduanya hadir dengan seabrek bantuan peralatan olahan cokelat dan peresmian rumah produksi kepada Koperasi Ebier Suth Cokran.

Penyerahan bantuan membangkitkan semangat petani kako Ransiki yang selama 25 tahun diterlantarkan PT Cokran.

‘’Pada kesempatan ini bersama pemerintah daerah kabupaten Manokwari Selatan dan masyarakat Manokwari Selatan eks karyawan PT Cokran yang tergabung dalam Koperasi Ebier Suth Cokran kami menyampaikan terima kasih kepada Tuhan karena bahwasanya Tuhan itu baik dengan kondisi keberadaan perkebunan ini yang hadir pada saat itu membuka daerah ini memajukan daerah ini dan mendidik para petani perkebunan yang ada di sini 25 tahun yang telah berlalu,’’ ujar petinggi di Manokwari Selatan

Bupati Mansel mengatakan, akibat dari manajemen perkebunan ini terbengkalai tidak tersentuh oleh siapapun,  tetapi Tuhan itu baik menghadirkan Kabupaten Manokwari Selatan oleh Gubernur Provinsi Papua Barat tetapi dan hari ini genaplah kata-kata Sending bahwa apabila anak-anak Tuhan Tuhan yang berada di tanah ini selalu berdoa, bersyukur maka tanda heran satu akan terbuka dan terjadi tanda heran yang lain memajukan tanah ini.

‘’Dengan kemampuan keuangan daerah Manokwari Selatan yang terbatas melalui pimpinan OPD terkait kami akan terus mendukung Ebier Suth Cokran, pada saat PT coklat Ransiki menelantarkan sudah berapa ribu karyawan yang bekerja di perkebunan ini,’’ jelas Bupati Mansel mengenang kisah perjalanan PT Cokran kala itu.

PLT Perwakilan Bank Indonesia, Papua Barat, Ketua DPR Papua Barat, Gubernur PApua Barat, Bupati Manokwari Selatan, Jumart (23/7/2020). PAPUADALAMBERITA. FOTO: rustam madubun.

Waran menegaskan, puji Tuhan kehadiran Kabupaten Manokwari Selatan mendukung Koperasi Ebier Suth Cokran, sejak awal diresmikan kabupaten ini saat  Ia sebagai bupati dilantik di tahun kedua.

‘’Kami mendukung koperasi Ebier Suth Cokran, semua karyawan yang ada sampai saat ini dan saya sampaikan kita akan berjalan pasti ada sentuhan dari pihak lainnya untuk intervensi mengembangkan potensi perkebunan coklat Ransiki,’’ ucap Waran.

Tak henti-hentinya Waran dalam kesempatan itu selaku bupati pribadi dan atas nama warga Ransiki Ia tidak henti-hentinya mengucap syukur.

‘’Puji Tuhan, sekali lagi, terima kasih kepada Bank Indonesia serta jajarannya, terima kasih kepada Bapak Gubernur Papua Barat yang membantu 200.000 hektar.

Lanjut Waran, pada saat itu Ia bersama gubernur melakukan penanaman perdana buah kakao.

‘’Sekarang hasil tanamnya sudah tumbuh, kemarin saya tanya (ke petani, red)  katanya sudah berbua, padahal baru berapa bulan sudah buah, saya datang lihat itu ternyata itu yang sudah ditanam duluan,’’ imbuhnya dengan nada gurau.

Untuk itu Ia bersama masyarakat Kabupaten Manokwari Selatan berharap, terutama karyawan PT Ransiki yang bergabung dalam koperasi membutuhkan sentuhan dan dukungan dari berbagai pihak untuk membenahi mengembangkan perkebunan kakao di Ransiki.

Memang ada sudah beberapa investor dari luar negeri yang sudah hadir disini membangun komunikasi  meminta kerjasama dengan pemerintah daerah dan pihak koperasi, tetapi karena situasi kondisi dunia dengan adanya COVID-19 semua tinggal kata dan nama saja.

‘’Puji nama Tuhan sudah berawal dan mulai dari negeri dan tanah sendiri, dalam artian mulai berawal dari provinsi Papua Barat dan Bank Indonesia yang juga ada di Provinsi Papua Barat,’’ tegas Waran bersemangat.

Ia mengatakan, bahwa itu menunjukkanada tanda heran satu ke tanda heran lain terbuka untuk pengembangan komoditi kakao di Manokwari Selatan.

Untuk menjaga kesimbangan lingkungan, perkebunan masyarakat,  serta kemajuan pembangunan Manokwari akan dilakukan proteksi lahan.

Koperasi Ebier Suth Cokran di Kampung Abreso Distrik Ransiki, Kabupaten Manokwari Selatan bantuan Bank Indonesia Perwakilan Papua Barat, Jumat (23/7/2020). PAPUADALAMBERITA. FOTO: rustam madubun.

‘’Pada prinsipnya, masyarakat dan pemerintah daerah (Manokwari Selatan, red) akan proteksi lahan yang ada, sehingga dengan adanya pembangunan tata ruang kota tidak akan semua kebun yang ada ini dimanfaatkan untuk pembangunan fisik, tetapi akan kami proteksi perkebunan yang ada untuk kepentingan terutama dalam pengembangan komoditi kakao ke depan untuk jangka panjang,’’ tegas Waran.

Ada beberapa lokasi yang disiapkan, nanti akan dikembangkan terutama perkebunan kakao.

‘’Untuk itu, bapak gubernur yang kami hormati, kami berharap mudah-mudahan jangan hanya 200 000 hektar, tetapi COVID-19 pulih, dari 200.000 tinggal dikalikan empat, ini akan meningkatkan dengan kemampuan yang ada,’’ sambung Waran.

‘’Dengan kemampuan keuangan yang ada, kami memberikan dukungan pada koperasi sebagai badan hukum yang syah sehingga dapat terus menampung eks karyawan, ada lapangan kerja bagi mereka dan pendapatan dan ekonomi karena koneksi kerja masyarakat di Manokwari Selatan juga meningkat,’’ ucap dokter ArnoldT iniap.

Perkebunan kakao sejak di Manokwari Selatan saat masih Distrik Ransiki, pernah sejumlah pejabat lain kerja disini.

‘’Tapi ada yang tidak mau mengaku, dan diam,  tetapi harus ingat, bahwa pernah jadi karyawan di Cokaran Ransiki, untuk itu kami mohon dukungan apabila ada punya kenalan, punya investor, jangan cuma datang dengan kata (ucapan, red) tetapi kalau boleh langsung tanam patok supaya masyarakat percaya, tetapi kalau datang cuman buang kata-kata masyarakat bilang itu lemon,’’ kata Waran mengingatkan.(tam)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *