
menggelar simulasi pencoblosan dan penghitungan suara sebulan lalu. FOTO/Rustam Madubun/papuadalamberita.com
PAPUADALAMBERITA.COM,
MANOKWARI – Badan Kesatuan Bangsa dan Politik
(Bakesbangpol) Provinsi Papua Barat optimistis masyarakat di daerah ini tidak
terpengaruh dengan aksi boikot Pemilu yang diserukan kelompok tertentu.
Kepala Badan Kesbangpol Papua Barat, Albert Nakoh di Manokwari, Rabu,
mengatakan, seluruh daerah di provinsi tersebut relatif aman dari gerakan atau
kampanye yang mengajak masyarakat untuk memilih golongan putih atau Golput pada
Pemilu serentak ini.
“TNI, Polri, pemerintah daerah dan penyenggara pemilu kami jalan
sama-sama. Upaya antisipasi sudah kami lakukan secara sinergis,” kata
Nakoh.
Ia pun optimistis, masyarakat akan berbondong-bondong menuju tempat pemungutan
suara (TPS) pada 17 April 2019, untuk mencoblos pilihan masing-masing.
Pemerintah Provinsi Papua Barat, katanya, menginginkan partisipasi masyarakat
pada pemilihan presiden-wakil presiden, DPR, DPD, DPRD provinsi dan kabupaten
ini meningkat dibanding Pilkada serentak tahun 2015 lalu. Pihaknya juga menginginkan,
Papua Barat aman selama Pemilu berlangsung.
“Kalau bisa partisipasi masyarakat bisa 100 persen. Itu harapan kita
semua,” sebut Nakoh.
Menjelang pemungutan suara, beberapa waktu lalu Gubernur Papua Barat, Dominggus
Mandacan mengumpulkan seluruh bupati dan wali kota. Pertemuan di kantor
gubernur itu juga dihadiri Ketua KPU, Bawaslu, Kapolda serta Pangdam
XVIII/Kasuari.
Pada kesempatan itu, Bupati Maybrat Bernard Sagrim mengutarakan, di wilayahnya
ada kelompok kecil yang berusaha mempengaruhi warga agar tidak menyalurkan hak
suaranya pada Pemilu ini.
Terkait aksi kelompok yang berafiliasi kearah gerakan Papua merdeka tersebut,
bupati sudah berkoordinasi dengan aparat keamanan baik Polri maupun TNI agar
dilakukan pemantauan. Kelompok itu, menjalankan aksinya dengan menghasut warga
di wilayah Distrik Aifat Timur Tengah.
Untuk menangkal aksi tersebut, Pemkab Maybrat telah menggelar apel kesiapan
pengamanan Pemilu. Pemkab pun mengutus tim untuk masuk dilingkungan warga
sebagai antisipasi agar masyarakat tidak terpengaruh dengan aksi hasut yang
dilakukan kelompok tersebut.
‘’Pengaruh dan kampanye mereka tidak signifikan bagi masyarakat. Meskipun
demikian kami harus waspada,” kata Sagrim lagi.(antara/pdb)