PAPUADALAMBERITA.COM. MANOKWARI – Pada Juni 2019, Provinsi Papua Barat tercatat mengalami inflasi sebesar 0,25% (mtm). Nilai inflasi ini lebih rendah dibanding inflasi bulan sebelumnya seiring proses normalisasi permintaan paska bulan Ramadhan 1440H.
Kepala Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Papua Barat, Donni Heatubun mengatakan realisasi inflasi pada periode ini berada dibawah perkiraan yang semula diperkirakan mengalami inflasi yang lebih tinggi.
Laju Inflasi di Papua Barat pada periode ini disumbang oleh kenaikan harga kelompok bahan makanan terutama kelompok ikan segar (ikan ekor kuning, ikan kembung, ikan cakalang/sisik), tomat sayur, serta cabai rawit.
Peningkatan inflasi pada ikansegar terutama masih dipengaruhi oleh faktor cuaca yang kurang bersahabat.
Tingginya gelombang akibat arus angin selatan yang terjadi di wilayah perairan Papua Barat menyebabkan hasil tangkapan menjadi kurang optimal.
Hal ini juga didorong oleh proses transisi normalisasi permintaan paska bulan Ramadhan 1440
H. Selain itu, adanya ekspektasi masyarakat terhadap kenaikan harga menyebabkan masyarakat dan pedagang memaklumi adanya kenaikan harga selama lebaran.
Meskipun demikian, inflasi pada periode ini menurun dibandingkan inflasi bulan Mei 2019. Selanjutnya, inflasi sandang juga ikut mendorong inflasi secara bulanan dengan mencatat inflasi bulanan terbesar dari seluruh kelompok inflasi.
Hal ini tidakterlepas dari momen lebaran sehingga masyarakat membelanjakan dananya untuk membeli baju baru sehingga ikut meningkatkan harga kelompok sandang.
Sementara itu, kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan menjadi andil deflasi terdalam secara bulanan pada periode ini. Hal ini terutama disebabkan oleh terjadi koreksi harga tarif angkutan udara.
Dengan demikian, sampai dengan bulanJuni 2019, inflasi Papua Barat tercatat 1,19% (ytd) dan secara tahunan inflasi Papua Barat tercatat sebesar 2,75% (yoy), lebih rendah daripada rata-rata inflasi tahunan
dalam tiga tahun terakhir.
Dengan bercermin pada siklus inflasi tahunan Papua Barat, diperkirakan bulan Juli 2019 masih terjadi inflasi dengan peningkatan yang terbatas. Selain tekanan dari kelompok bahan makanan dan tarif angkutan udara, tekanan inflasi pada periode tersebut diperkirakan terjadi akibat biaya pendidikan.
Mulai masuknya tahun ajaranbaru menyebabkan kebutuhan biaya pendidikan akan mengalami peningkatan.
Koordinasi kebijakan Pemerintah dan Bank Indonesia dalam mengendalikan inflasi akan terus dilakukan baik ditingkat provinsi maupun kab/kota melalui naungan TPID.
Koordinasi tersebut dilakukan untuk memastikan ketersediaan pasokan dan distribusi komoditas-komoditas strategis yang dapat menyumbang inflasi terutama menjelang momen Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN).
Kebijakan pengendalian inflasi yang ditempuh melalui 4K (keterjangkauan harga, kelancaran distribusi,
komunikasi efektif, ketersediaan pasokan) akan terus dilakukan dan dioptimalkan melalui sinergi Bank Indonesia Prov Papua Barat dengan dinas terkait.(tam)