PAPUADALAMBERITA.COM.MANOKWARI–Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Papua Barat menggelar Torang Locavore 2025 dengan tema “Penguatan Ketahanan Pangan Lokal sebagai Strategi Pengendalian Inflasi Daerah”, Jumat (31/10/2025), di pusat perbelanjaan Manokwari City Mall.
Kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi antara Bank Indonesia, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Papua Barat dan Kabupaten Manokwari, Dinas Pendidikan Kabupaten Manokwari, serta sejumlah mitra strategis lainnya.

Gubernur Papua Barat Drs. Dominggus Mandacan, M.Si, melalui Asisten II Setda Papua Barat, Melkias Werinussa, SE., MM, dalam sambutannya menyampaikan bahwa tingkat inflasi di Papua Barat pada September 2025 tercatat sebesar 0,97 persen (mtm), meningkat dibandingkan Agustus 2025 yang berada di angka 0,87 persen (mtm). Secara tahunan, inflasi Papua Barat mencapai 1,02 persen (yoy), masih dalam kategori terkendali.
“Meski inflasi relatif rendah, tantangan kita adalah menjaga stabilitas harga pangan agar kesejahteraan petani dan produsen lokal tetap meningkat,” ujar Melkias membacakan sambutan Gubernur.
Ia juga menyampaikan apresiasi kepada Bank Indonesia dan seluruh pihak yang telah berkolaborasi dalam penyelenggaraan Torang Locavore 2025. Menurutnya, kegiatan ini menjadi langkah nyata edukasi dan pemberdayaan masyarakat untuk memperkuat ketahanan pangan daerah.
Torang Locavore 2025 menghadirkan berbagai program edukatif, di antaranya ESENSI (Edukasi Kebanksentralan dan Stabilitas Harga) serta SALIN (Sekolah dan Desa Peduli Inflasi). Kedua program ini melibatkan pelajar SMA/SMK dan kelompok Dasawisma untuk belajar mengelola pekarangan rumah menjadi lahan produktif guna memenuhi kebutuhan keluarga dan menekan fluktuasi harga pangan.
“Pengendalian inflasi bukan hanya tugas pemerintah, tapi tanggung jawab bersama seluruh lapisan masyarakat,” kata Melkias.
Ia berharap, edukasi kepada pelajar dan pemberdayaan ibu rumah tangga dapat menumbuhkan kesadaran kolektif dalam menjaga ketahanan pangan secara berkelanjutan.

Sementara itu, Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Papua Barat, Arif Rahadian, menjelaskan bahwa pertumbuhan ekonomi Papua Barat hingga triwulan II 2025 mengalami perlambatan, namun hal itu bukan karena melemahnya ekonomi, melainkan akibat normalisasi sektor migas yang selama ini berkontribusi besar terhadap perekonomian daerah.
“Ekonomi Papua Barat tetap stabil. Perlambatan ini murni karena normalisasi operasional LNG yang menyumbang hingga 90 persen terhadap perekonomian daerah,” jelas Arif.
Ia menambahkan, tingkat inflasi Papua Barat masih berada dalam kisaran target nasional 2,5 persen ±1 persen, berkat sinergi antara pemerintah pusat, daerah, dan TPID melalui berbagai langkah konkret dalam Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).
Arif juga menyoroti implementasi peta jalan pengendalian inflasi 2025–2027 yang berfokus pada empat pilar 4K:
- Keterjangkauan harga, melalui operasi pasar dan pengawasan harga.
- Ketersediaan pasokan, dengan peningkatan produktivitas petani dan kerja sama antarwilayah.
- Kelancaran distribusi, melalui perbaikan infrastruktur dan rantai pasok.
- Komunikasi efektif, lewat edukasi publik agar masyarakat memahami kondisi harga dan tidak panik menghadapi fluktuasi pasar.
Sebagai bagian dari pilar keempat, BI bersama TPID menggagas kegiatan Torang Locavore 2025 untuk menumbuhkan kecintaan masyarakat terhadap pangan lokal.
“Istilah locavore berarti mencintai pangan lokal. Jika masyarakat lebih banyak mengonsumsi produk dari petani sendiri, maka pasokan lebih terjamin, harga stabil, dan ketahanan pangan meningkat,” tutur Arif.
Kegiatan Torang Locavore 2025 di Manokwari diharapkan menjadi momentum penguatan sinergi antara pemerintah, lembaga, dan masyarakat dalam menciptakan Papua Barat yang tangguh, mandiri, dan berswasembada pangan.(rustam madubun)













