Kendaraan keperesidenan Indonesia 2 yang mebawa Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin saat melintas di barisan “jajar hormat” siswa SD dan SMP Asegi, Manokwari Sabu (16/7/2023). FOTO: RUSTAM MADUBUN.PAPUADALAMBERITA.
PAPUADLAMBERITA.COM. MANOKWARI – Sejak jadi wartawan, sekali meliput kunjungan presiden RI, dua kali meliput kunjungan wakil presiden RI.
Pengalaman pertama, ketika meliput Presiden Soeharto buka Musyawarah Nasional (Munas) Pramuka di Bumi Perkemahan (Buper) Waena Jayapura Irian Jaya (waktu itu, red), tahun 1994.
Waktu itu, saya masih di Harian Pagi Cenderawasih Pos, tahun-tahun segitu mungkin ada wartawan di Manokwari saat ini baru SD, SMP atau ada yang belum lahir.
Tugas “negara” kedua di tahun 2021, ketika wakil Presiden RI Ma’ruf Amin berkunjung ke Manokwari 14-15 Oktober 2021.
Liputan kepala negara saya terbaru, ketika usia kelahiranku menanjak senja, alhamdulillah masih ada semangat pagi yang tidak kalah dengan semangat wartawan muda berusia 25-35 tahun, yang semangatnya selalu membara dan gesit.
Hal biasa, dalam liputan orang nomor satu dan dua di republik ini, segala hal-ihwal liputan harus steril, karena penerapan sekuriti tingkat tinggi oleh satuan dengan tageline SETIA WASPADA, Pasukan pengamanan presiden (Paspamres) adalah keamanan kepala negara, utama.
Jika RI 1 – RI 2 panggilan sandi untuk presiden dan wakil presiden berkunjung ke daerah, otomatis pengamanan VVIP di tangan Komando Daerah Militre (Kodam), kemudian kepolisian.
Dalam pengamanan, ada juga panggilan sandi ring satu, ring dua, ring tiga hingga ring empat, siapa – siapa yang berada di ring -ring itu, selektif, terdafatar, terukur, nama tidak terdaftar jangan mimpi, siapapun kamu silhkan pulang, karena protokoler pemerintah daerah harus nurut manut pada sistem keamanan Paspampres.
Jangankan menembus depan podium mengambil gambar, video kepala negara atau wakil kepala negara dari jarak dekat, ketika masuk area perlu pemeriksaan ketat, itu wajar, karena ada Standar Operasional (SOP) pengamanan dan keamanan kepala neggara yang wajib hukumnya dijealankan.
Selain itu, teknologi keamanan seperti penggunaan kamera pengawas, detektor logam, sensor gerak, dan sistem pengamanan elektronik lainnya juga dikerahkan untuk meningkatkan perlindungan presiden dan wakil presiden.
Bahkan jika ada drone yang tidak jelas melintas di atas lokasi VVIP saya pastikan itu di tembak, semuanya ini demi standar pengamanan kepala negara dan wakil kepala negara.
Jika kita masuk dalam undangan atau tim liputan VVIP RI1 dan RI2 jangan lupa semua SOP harus diperhatikan baik, ditaati jika tidak mau diusir keluar dari ruangan VVIP.
Dalam kunjungan seorang presiden atau wakil presiden RI mulai dari bandar udara hingga kembali sudah pasti menjadi buruan jurnalis dalam liputan.
Baru saja, Jumat dan Sabtu (14-15/7/20230) Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin mengunjungi Manokwari untuk membuka konferensi hari pekebaran injil di Hotel Aston dan meninjau program peremajaan kelapa sawit rakyat di Kampung Wasegi Indah, Distrik Prafi, Kabupaten Manokwari Papua Barat, Sabtu (15/07/2023).
Sejumlah wartawan Manokwari yang telah mengantongi kartu liputan VVIP RI2 dari Kodam XVIII/Kasuari seusai meliput di Aston bergeas ke kebun kelapa sawit Kampung Asegi.
Saya dan beberapa teman baru tersadar ketika regestrasi masuk lokasi kebun sawit.
‘’Yang memakai celana jens dilarang masuk, kecuali celana kain,’’ ujar anggota yang tergabung dalam PAM VVIP RI2, termasuk anggota Paspampres yang siaga di situ, tetapi ketika di hotel Aston aturan celana jens tidak dilarang, sehingga saya leluasa masuk, meski melalui pemeriksaan standar utama VVIP RI 2.
Kami nurut manut SOP pengamanan, toh dalam hati kami, yang jaga juga hanya menjalankan perintah, karena tugas negara.
Tetapi kami terus berupaya masuk ke kebun sawit untuk meneruskan liputan kunjungan wakil presiden, beberapa menit kemudian datang sahabat saya kini menjadi Deputi Set Wapres RI Velix Wanggai yang ikut rombongan wakil presiden.
Saya dan teman-teman masih mengenakan celana jens kembali ke gerbang masuk kebun sawit dengan harapan ‘’suara sakti’’ seorang ring satunya RI2 Velix Wanggai dapat membawa kami ke area kebun kelapa sawit.
Namun apa daya, bukan salah Paspampres bertindak, tapi salah kami berbusana, yang pakai celana jens tidak boleh masuk, kami pun pulang, yang penting sudah usaha, yang bertugas juga mungkin berkata; kami hanya menjalankan tugas, juga telah diingatkan Kodam Kasuari dalam grup wartawan peliput VVIP RI2 untuk berbusana rapi, dan bukan jens.
Dalam hati saya, saya mengakui prinsip anggota Paspampres memegang teguh perintah komando atasannya, bukan celana jens silahkan masuk, pakai jens ganti celan kain baru masuk.
Kami pun pulang, memangnya mau ganti dimana, ini kan di kebun kelapa sawit, mana ada toko jual celana kain, kalaupun ada belum tentu saya mau beli, terus di tengah hutan itu suruh pulang ganti, haaaa?
Kami yang baru mau beranjak dari area ring satu, sempat terdengar suara radio komunikasi yang terletak di bahu seorang anggota TNI dekat kami, yang menanyakan siapa yang masih berdiri di area ring satu itu di geser.
Tak lama kemudian seorang anggota Paspampres mendekati, menyapa dan saling salam-salaman. Mungkin ia melihat kulit saya gelap, ia bertanya kamu asli sini? Saya bilang tidak, tapi tinggal disini sudah lama, saya asli Kei Maluku Tenggara.
‘’Kalau rombongan lewat berdiri ke pinggir ya, ini sudah dekat,’’ ujarnya ramah, yang belakang di ketahui Ia anggota Paspampres asal NTT.
Sambil basa-basi kami pun meninggalkan lokasi ring satu, Ia kembali bergabung bersama anggota pengamanan VVIP RI2.
Sesampainya di barisan merah putih, pelajar SD dan SMP Kampung Asegi, masuk lah iring-iringan kendaraan Indonesia 2 serta pejabat gubernur Papua Barat ke kebun kelapa sawit.
Distulah kutemukan sejumlah foto menarik, yaitu mobil RI 2 yang melintas diantara lambaian bendera merah putih yang sebagian dipegan anak-anak sekolah yang menanti sejak pagi.
Saat itu waktu di jamtanganku menujukan pukul 14.30 WIT, entah berapa lama mereka berdiri tanpa pamrih hanya untuk memberikan salam kepada wakil kepala negara yang mau meresmikan kebun kelapa sawit di kampunganya.
Mereka tersenyum bahagia, walaupun KH Ma’ruf Amin tidak menurunkan kaca mobil, bapak Wapres melambai-lambai tangan dari dalam mobil nampak dari luar walau sedikit buram.
Tetapi, mereka gembira, senang, bangga ada orang penting berkunjung ke kampungnya, yang belum tentu kampung di daearah lain berkesempatan seperti mereka yang melihat wakil presiden dari dekat.(rustam madubun)