BAPENDA PAPUA BARAT
Papua Barat

Dua Kali Ma’ruf Amin Kunjungi Manokwari, Bukan Ulama Biasa

97
×

Dua Kali Ma’ruf Amin Kunjungi Manokwari, Bukan Ulama Biasa

Sebarkan artikel ini

Wakil Presiden RI Ke-13 Ma’ruf Amin saat berkunjungan ke MAnokwari pada 15 Oktober 2021 lalu. FOTO: RUSTAM MADUBUN.PAPUADALAMBERIITA.

PAPUADALAMBERITA.MANOKWARI – Lahir dengan nama Ma’ruf al-Karkhi pada tanggal 11 Maret 1943, bertepatan dengan tanggal 4 Rabiulawal 1362 Hijriyah diDesa Kresek, Tanggerang, Batavia, dari pasangan Kyai Haji Mohamad Amin dan Hajjah Maimoenah.

Baca juga: Cuaca Cerah, Pesawat  Wapres RI Mendarat Mulus di Manokwari 

Dalam jabatan sebagai wakil presiden RI Ma’ruf Amin telah dua kali melakukan kunjungan kerja ke Manokwari Papua Barat.

Kunjungan kerja pertama pada tanggal 14, 15 Oktober tahun 2021, saat itu di Manokwari wakil presiden olahraga bersama di Kodam XVIII/Kasuari, pertemuan bersama Majelis Ulama Indonesia (MUI) Papua Barat di Kantor MUI Papua Barat.

Dan sebelum meninggalkan Manokwari wakil Presiden memimpin rapat koordinasi terpadu percepatan pembangunan kesejahteraan di Provinsi Papua dan Papua Barat, serta Percepatan Penanggulangan Kemiskinan Ekstrem di 5 Kabupaten Sasaran Prioritas di Gedung PKK, Kompleks Kantor Papua Barat, Kamis (14/10/2021), kemudian wakil presiden melihat pemangunan Gereja Paulus Sowi Manokwari.

Dalam catatan papuadalamberita.com kunjungan kerja kedua yakni saat ini, tanggal 14-15 Juli 2023. Ada kesamaan tanggal kunjungan kerja di tahun 20021 dan tahun 2023, yaitu pada tahun 2021 wakil presiden berkunjungan pada tanggal 14-15 Oktober 2021, dan pada tahun 2023 juga pada tanggal 14 – 15 Juli 2023. Walaupun itu hanya kebetulan dalam tanggal, tetapi faktanya memiliki tanggal kunjungan yang sama.

Ma’ruf Amin ternyata bukan ulama biasa, ternyata Ia memiliki keturnan ini, dalam laman wikipeedia menuliis Ma’ruf terlahir dari keluarga yang sangat religius, bahkan ia masih memiliki garis keturunan dari Nawai al-Bantani, ulama asal Banten dan juga masih keturunan Sultan Maulana Hasanuddin, Sultan Banten pertama yang memiliki nasab sampai kepada Nabi Muhammad SAW.

Ayahnya memberi nama “Ma’ruf al-Karkhi” bukan tanpa sebab, melainkan Kyai Mohamad Amin berharap Ma’ruf dapat menjadi ahli agama, seperti Abu Mahfudz Ma’ruf bin Firus al-Karkhi atau lebih dikenal dengan Ma’ruf al-Karkhi, seorang ahli sufi dari Persia.

Wakil Presiden RI Ke-13 Ma’ruf Amin bersamaa awak pesawat yang membawa wakil presiden dan rombongan selama kunjungan ke Provinsi Papua Barat saat tiba Bandara Rendani Manokwari Jumat (14/7/2023) . FOTO: RUSTAM MADUBUN.PAPUADALAMBERIITA.

Nama “al-Karkhi” pada nama belakang Ma’ruf tidak bertahan begitu lama, karena tidak tercatat. Pada tahun-tahun berikutnya, nama belakang yang dipakai adalah nama ayahnya, Amin. Sehingga namanya berubah menjadi Ma’ruf Karkhi menjadi “Ma’ruf Amin”.

Pada tahun 1955, Ma’ruf memperoleh pendidikan awalnya di Sekolah Rakyat Kresek dan bersamaan juga ia digemblengkan pengetahuan agama di Madrasah Ibtidayah Kresek, kemudian melanjutkan pendidikan menengah Madrasah Tsanawiyah (1958) dan Madrasah Aliyahnya (1961) di Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur milik Hasyim Asy’ari, pendiri Nahadlatul Ulama.

Ia di sekolahkan di sebuah pondok pesantren di Banten tahun 1963. Setahun setelahnya, ia menempuh pendidikan tinggi pada tahun 1964 di Fakultas Ushuluddin Univeristas Ibnu Khaldun, Bogor dan berhasil memperoleh gelar sarjana filsafat Islam.

Selepas tamat perguruan tinggi, ia sempat mendapat tawaran prajurit kepolisian sekitar tahun 1965. Akan tetapi, tawaran tersebut ditolaknya, bersamaan dengan datangnya penolakan dari pihak keluarganya.

Ma’ruf mengawali berumah tangga pada tahun 1964 dengan Siti Churiyah. Mereka dikaruniai delapan orang anak, diantaranya Siti Ma’rifah, Siti Mamduhah, Siti Najihah, Siti Nur Azizah, Ahmad Syauqi, Ahmad Muayyad, Siti Hannah, dan Siti Haniatunnisa.

Wakil Presiden RI Ke-13 Ma’ruf Amin bersamaa Ketua MUI Papua Barat di KAntor MUI Papua Barat pada kunjungan 15 Oktober 2021 lalu . FOTO: ISTIMEWA .

Ia dan keluarga kecilnya mulai menginjakkan kaki di Koja, Tanjung Priok, Jakarta pada pertengahan tahun 1964. Saat itu, kariernya di bidang sosial dan politik sangat cemerlang.

Pada tanggal 21 Oktober 2013, Siti Churiyah wafat di Rumah Sakit Premier, Jatinegara, Jakarta Timur  setelah 49 tahun menjalani pernikahan.

Pada tanggal 31 Mei 2014, Ma’ruf Amin menikahi Wury Estu Handayani yang kini menjadi ibu dari wakil presiden RI. Keduanya menjalani taaruf secara singkat sebelum akhirnya menikah dalam upacara sederhana di Masjid Agung Sunda Kelapa, Menteng, Jakarta Pusta.

Wakil Presiden RI Ke-13 ini memiliki ciri khas memakai sarung yang melambangkan kebudayaan muslim.(rustam madubun)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *