DPRP Papua Barat
Papua Barat

Cara Cepat Fakfak Atasi COVID-19, Ubah BLK dan Diklat Pemda Jadi Karantina Terpusat

175
×

Cara Cepat Fakfak Atasi COVID-19, Ubah BLK dan Diklat Pemda Jadi Karantina Terpusat

Sebarkan artikel ini
Print

Kepala Dinas Kesehatan Fakfak Gondo Suprapto, SKM. M.Si yang juga Sekertaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Fakfak. FOTO : DOKUMEN/papuadalamberita.com.

PAPUADALAMBERITA.COM. MANOKWARI- Terkait pembentukan karantina terpusat  dimasing-masing kabupaten di Papua Barat yang kini bergulir, juru bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Papua Barat dr Arnoldus Tiniap mengapresiaasi Dinas Kesehatan Kabupaten Fakfak yang secara cepat menyediakan karantina terpusat untuk Orang Tanpa Gejala (OTG) dan Orang Dalam Pemantauan (ODP).

Baca juga: Juru Bicara COVID-19: Hari Ini Papua Barat Peningkatan Positif, Bintuni Tambah 10 Orang

‘’Kita bisa mengkonfirmasi belajar dari teman-teman di Fakfak, karena itulah kita mengundang Kepala Dinas Kesehatan Fakfak sekaligus sebagai Ketua Gugus Tugas COVID-19 Fakfak, untuk memberikan gambaran terkait apa yang dipersiapkan dan sudah seberapa jauh mereka melaksanakan karantina, maka teman-teman wartawan bisa menanyakan kepala dinas kesehatan Fakfak,’’ ujar juru bicara COVID-19 Papua Barat melalui video zoom bersama wartawan Jumat (22/5/2020).

Awal terlaksanakannya karantina terpusat setelah Fakfak melakukan pembatasan wilayah tidak ada arus penumpang masuk dan keluar dari dank e Fakfak baik pesawat maupun kapal sejak tanggal 26 Maret 2020.

‘’Maka kami menyediakan suatu tempat yang kita gunakan untuk penampungan bagi orang-orang yang masuk ke Fakfak secara karena illegal (tidak melewati jalur resmi),’’  jelas Kepala Dinas Kesehatan Fakfak Gondo Suprapto, SKM. M.Si kepad awartawan dalam video zoomnya bersama juru bicara Gugus Tugas Papua Barat serta wartawan.

Kadis Kesehatan Fakfak yang juga Sekertaris Gugus COVID-19 Papua Barat Ternyata mengatakan sejak tanggal 29 Maret sudah masuk 19 orang melalui jalur laut ddari Kabupaten Sorong dengan speedboat sejak itu ke19 orang ditampung ke karantina terpusat.

‘’Karantina terpusat kami adalah Balai Pendidikan dan Latihan (Diklat) Pemda Fakfak yang dikelola Badan Kepegawaiaan dan SDM Kabupaten Fakfak,  jadi disitu ada tempat tidur, ruang rapat, ruang belajar yang kami rubah sebelumnya. Sehingga kami bagi ruangan putra dan putri, dan kami buat, jadi kami sudah mulai pertama dari tanggal 29 Maret 2020, 19 orang itu kami pisahkan dengan tempat tidur yang berjarak satu meter dibagi laki-laki dan perempuan pada ruanganya berbeda,’’ kata Gondo Suprapto.

Gondo melanjutkan, bahwa sejak 19 orang di karantina terpusat ada piket yang terdiri dari petugas kesehatan, Satuan  Polisi Pamong Praja (Sat Pol PP),  unsur TNI dan Polri juga ada clening service, petugas ini memantau pergerakan peserta karantina terpusat.

’’Setelah kita pantau selama tujuh (7- 14 ) hari tidak ada gejala maka kita lepaskan kembalikan mereka dan buat surat keterangan, karena ada stigma di masyarakat bahwa masyarakat sudah takut dengan orang dari daerah terjangkit, mereka takut sekali, sehingga kami cari jalan mereka karantina terpusat,’’ tambah Kadis Kesehatan Fakfak.

Selain ke 19 orang, ada datang orang lewat Kabupaten Bintuni maka dimasukan ke karantina terpusat, 70 orang dari Sorong dengan KM Kalabia dan dimasukan ke dalam karantina terpusat.

‘’Setelah kami rapid tes 70 orang itu ada satu yang reaktif sehingga kami pisahkan di  Balai Latihan Kerja (BLK) Tore dekat bandara memang berbentukan asrama-asrama,’’ urai Kadis Kes.

Awalnya membuat karantina terpusat kepala dinas mengaku menemui kendala banyak penolakan dari warga setempat namun setelah ada penjelasan masyarakat dapat mengerti tentang bagaimana penularan dan pencegahan COVID-19.

Saat ini menurut Gondo Suprapto Kabupaten Fakfak memiliki dua tempat karantina terpusat, yaitu di Diklat Pemda Kabupaten di daerah Wagom dekat kantor Pemda dan yang kedua di BLK di Torea.

‘’Namun sekarang sisa lima orang ODP di Diklat Pemda yang kami sedang menunggu hasil swab dari Makassar. Jadi sudah 150 orang yang pernah mengikuti karantina terpusat di Fakfak,’’ tambahnya.

Awalnya melaksanakan karantina terpusat persiapan kurang, ide pertama membuat karantina terpusat adalah Bupati Fakfak yang kemudian dikerjakan Dinas PUPR untuk memperbaiki gedungnya.

‘’Setelah terisi 19 Maret konsumsi dan kebutuhan penghuni karantina terpusat disediakn RSUD Fakfak dan  keluarga juga dijinkan berkunjung sesuai dengan waktu yang ditentukan dengan membawa makanan,  karena semua ODP tidak bergejalakliniks dan sehat-sehat.(tam)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *