Penampilan Maropi Perowano Dengan Tari kipas Dari Kepulauan Kei Maluku Tenggara di ajang IndoFest 2022. PAPUADALAMBERITA.COM. FOTO : Febby Kaihatu.
Para Penari dan Pemain Tifa dari Maropi Perowano Berpose Bersama Duta Besar Republik Indonesia Untuk Belanda, Mayerfas. PAPUADALAMBERITA.COM. FOTO : Febby Kaihatu.
PAPUADALAMBERITA.COM. RIJSWIJK – IndoFest 2022 yang dihelat selama dua hari di Broodfabriek Rijswijk oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Den Haag, yang merupakan salah satu ajang promosi seni budaya hingga kuliner Indonesia di Belanda, pada hari kedua Minggu (11/12) kemarin juga ikut menampilkan tarian asal Kepulauan Kei Provinsi Maluku, yakni Tari Kipas yang dibawakan secara apik dan indah oleh grup tari dan tifa anak-anak keturunan Maluku yang berasal dari Kota Woerden, Provinsi Utrecht, Maropi Perowano.
Diiringi tabuhan tifa, para penari yang beranggotakan anak-anak keturunan Maluku generasi keempat ini dengan luwes membawakan tari kipas. Berbalutkan busana bernuansa merah dan hitam yang juga tak kalah apik.
Maropi Perawano ingin mempromosikan tarian asal Maluku kepada masyarakat Indonesia di Belanda khususnya masyarakat Belanda sendiri.
Tari kipas sendiri adalah tarian yang lembut, yang lazimnya dibawakan oleh para penari perempuan. Sedangkan grup tifa yang mengiringi para penari ini, juga beranggotakan anak-anak Maluku keturunan kedua, ketiga dan keempat yang ada di Belanda.
Penampilan Maropi Perowano mendapat banyak pujian dan decak kagum para pengunjung IndoFest 2022, tak terkecuali Duta Besar Republik Indonesia untuk Belanda, Mayerfas.
Di sela-sela kegiatan tersebut, Duta Besar Mayerfas yang ikut menyaksikan langsung tari kipas yang dibawakan oleh Maropi Perawano mengaku senang dengan keterlibatan Maropi Perowano di ajang IndoFest 2022.
Ia juga memuji penampilan Maropi Perowano yang membawakan tarian daerah asal Kepulauan Kei Provinsi Maluku. “Saya selalu berpesan kepada orang-orang tua yang berasal dari Indonesia, agar jangan pernah kehilangan identitas kita, terutama kepada anak-anak dan cucu-cucu yang adalah generasi penerus. Seperti anak-anak dari Maropi Perowano ini, walaupun mereka berkewarganegaraan Belanda, tapi akarnya tetap Maluku,” katanya.
Memperkenalkan mereka kepada kebudayaan daerah khususnya Maluku, lanjutnya, tentu saja menjadi salah satu cara agar anak-anak ini tetap mengenal dan bisa mencintai adat istiadat maupun budaya leluhur mereka. Dan ajang IndoFest ini menurutnya, menjadi salah satu ajang yang bagus untuk memperkenalkan adat dan budaya serta kuliner daerah dari Indonesia kepada masyarakat di Belanda.
Dalam kesempatan tersebut, Pietje Leatemia, salah seorang masyarakat keturunan Maluku di Woerden mengaku bangga menyaksikan Maropi Perowano memperkenalkan tarian asal Maluku di even sebesar IndoFest ini.
Sementara itu, Duta Besar Mayerfas juga mengatakan bahwa tidak tertutup kemungkinan pihaknya akan menggelar even seperti ini juga, tapi khusus bagi masyarakat Maluku. “Beberapa daerah lain sudah kami gelar, seperti Padang, Medan, Manado. Nah, Maluku kan juga sangat kental akan seni, budaya maupun kulinernya. Kami sedang menjajaki kalau memungkinkan, bisa dilaksanakan tahun depan,” tuturnya.
Ditanya, seperti apa konsep even yang akan digelar tersebut, menurutnya bisa saja dalam bentuk sarasehan Maluku atau lainnya, yang bisa menghadirkan pegiat seni asal Maluku, UMKM maupun kuliner.
Dikatakan, konsepnya bisa saja dibuat seperti IndoFest, yang menjadi ajang silaturahmi masyarakat Indonesia. “Jadi orang yang datang tidak hanya sekedar menikmati pertunjukan seni dan kuliner, tapi arena nya didesain sedemikian rupa sehingga orang bisa sambil duduk, menonton, makan dan ngobrol dalam suasana yang hangat dan penuh kekeluargaan,” terangnya.
Kalau perlu, lanjutnya, even ini bisa dilaksanakan oleh anak-anak Maluku sendiri, dan pihaknya akan memfasilitasi sepenuhnya.(Febby Kaihatu)