Paslon Bupati dan Wakil Bupati Teluk Bintuni Petrus Kasihiw – Matret Kokop (PMK2) jilid II terima aspirasi masyarakat transmigrasi Distrik Tembuni, Sabtu (7/11/2020). PAPUADALAMBERITA. FOTO: istimewa
PAPUADALAMBERITA.COM. BINTUNI – Pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Teluk Bintuni nomor urut 2 Ir Petrus Kasihiw, M.T – Matret Kokop,S.H mengingatkan kepada masyarakat suku Jawa yang bermukim di daerah transmigrasi, Tembuni agar tidak mudah tertipu dengan gula-gula pembangunan yang disampaikan kandidat lain. Sebab hal itu baru sebatas janji politik yang belum tentu akan ditepati.
“Ipar-ipar saya yang ada di Bangunharjo dan Bangun Mulya ini, ojo gelem diapusi wong liyo (jangan mau dibohongi orang lain). Kita ini ipar, makanya jujur saya sampaikan apa yang terjadi, agar ipar saya tidak tertipu,” kata Petrus Kasihiw dalam kampanye terbatas pada dua kampuung di distrik Tembuni, Sabtu (7/11/2020).
Ditegaskan Petrus Kasihiw untuk iparnya bahwa Pit-Matret yang akan memimpin Teluk Bintuni periode kedua. Dasarnya, dirinya menikahi seorang perempuan Jawa asal Solo, Jawa Tengah. Sedangkan Matret Kokop, beristri perempuan transmigrasi asal Yogyakarta.
“Saya sampaikan bahwa ada dua orang Papua yang beristrikan orang Jawa. Nggak tahu kenapa wong jowo gelem karo wong ireng koyok aku (kenapa orang Jawa mau sama orang hitam seperti saya), Istri saya itu namanya Sri Rahayu, putri Solo, Jawa Tengah. Pak Matret pu maitua juga wong jowo. Jadi apalagi, kita ini ipar,” tandasnya disambut tepuk tangan masyarakat yang hadir.
Menurutnya, status saudara ipar, derajatnya lebih tinggi dari saudara biasa. Untuk itu, Pit-Matret berharap agar masyarakat Kampung Bangunharjo dan Bangunmulya bisa mendukung ipar sendiri, dengan mencoblos pasangan nomor urut 02 saat Pilkada mendatang.
“Kalau tidak bisa 100 persen, kemenangan Pit-Matret harus bisa menang 90 persen dari DPT, supaya pembangunan di daerah transmigrasi ini bisa dilanjutkan,” harapnya.
Pesan agar tidak tertipu dengan isu-isu menyesatkan itu, disampaikan Pit untuk meluruskan isu yang dihembuskan pihak-pihak yang menginginkan kekuasaan dengan cara yang tidak benar. Selama pemerintahan Pit-Matret, di isukan tidak ada pembangunan yang membawa manfaat di masyarakat.
Dari data yang dikeluarkan KPUD Teluk Bintuni, di Kampung Bangunharjo dan Bangunmulya yang berdiri 1 Tempat Pemungutan Suara (TPS), jumlah jiwa yang masuk dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) sebanyak 251 orang.
Matret Kokop yang berbicara setelah Petrus Kasihiw berorasi, meminta agar masyarakat transmigrasi bersatu supaya program pembangunan yang sudah direncanakan Pit-Matret, terus berlanjut.
“Saya hanya pesan untuk kita semua. Kita tidak boleh putus asa. Kita semua harus bersatu. Kita harus 100 persen. Program pembangunan ini tinggal melanjutkan,” ujar Matret Kokop, yang mendapat gelar Bapak Transmigrasi dari masyarakat Suku Jawa di Teluk Bintuni.
Kehadiran Pit-Matret di Bangunharjo dan Bangunmulya, disambut dengan keluarga besar suku Jawa dengan istimewa. Aneka makanan dan minuman disajikan sebelum dan sesudah Pit-Matret naik panggung, menyampaikan orasi politiknya. Setelah meresmikan posko, masyarakat transmigran menyampaikan aspirasi kepada Pit-Matret yang masih berstatus sebagai Bupati dan Wakil Bupati. Mereka berharap ada pembangunan saluran air agar daerah mereka tidak tergenang banjir saat musim hujan.
“Yang saya harapkan seperti ini. Jadi seluruh aspirasi masyarakat, disampaikan melalui pengurus posko PMK2. Aspirasi harus untuk kepentingan umum, kepentingan bersama, jangan aspirasi pribadi,” jelas Kasihiw.(aba)