PAPUADALAMBERITA.COM.MANOKWARI – Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Provinsi Papua Barat, dr. Ade Ismwan, mengatakan sejumlah tantangan dihadapi tenaga medis di Papua Barat dalam meningkatkan pelayanan kesehatan.
Pernyataan tersebut disampaikan kepada wartawan usai mengikuti upacara Peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-60 di Kantor Gubernur Papua Barat, Manokwari, Senin (11/11/2024).
Menurut dr. Ade, meskipun pelayanan kesehatan di Papua Barat terus berupaya ditingkatkan, masih ada sejumlah masalah kesehatan yang perlu penanganan serius, seperti program penanggulangan stunting serta penanganan penyakit menular dan tidak menular.
Penyakit-penyakit ini, kata dr. Ade, tetap menjadi prioritas utama dalam pelayanan kesehatan di provinsi yang terletak di ujung timur Indonesia ini.
“IDI Papua Barat tetap berkomitmen bekerja sama dengan pemerintah daerah dalam meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat,’’ sebut dr Ade.
‘’Kami akan terus melakukan penanganan yang bersifat preventif, promotif, dan kuratif untuk masalah kesehatan di wilayah ini,” ungkapnya.
Dokter. Ade menekankan pentingnya kesadaran masyarakat dalam menjaga kesehatan mereka.
“Kesehatan bukan hanya tanggung jawab pemerintah daerah, atau tenaga kesehatan, tetapi juga tanggung jawab individu, keluarga, dan masyarakat. Setiap orang harus peduli terhadap kesehatan diri dan lingkungan mereka,” tambahnya.
Namun, masalah utama yang dihadapi sektor kesehatan di Papua Barat adalah kekurangan jumlah tenaga medis, terutama dokter spesialis.
“Kami masih sangat kekurangan dokter spesialis di beberapa bidang. Misalnya, untuk spesialis jantung, di Manokwari baru ada dua dokter, sedangkan untuk penyakit saraf satu dokter,” jelas dr. Ade.
Saat ini, jumlah total dokter yang tersebar di berbagai kabupaten di Papua Barat mencapai hampir 400 orang, terdiri dari dokter umum, dokter spesialis, dan dokter subspesialis.
Meskipun demikian, beberapa spesialisasi masih sangat dibutuhkan, termasuk spesialis anestesi, ortopedi, dan anak, yang saat ini hanya tersedia dalam jumlah terbatas di Manokwari.
Untuk mengatasi masalah ini, IDI Papua Barat terus berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi Papua Barat serta lembaga pendidikan kedokteran di berbagai instansi.
“Kami berharap kerjasama ini bisa memberikan solusi untuk menghadirkan lebih banyak dokter spesialis di Papua Barat, sehingga pelayanan kesehatan di daerah ini bisa lebih optimal dan masyarakat tidak perlu lagi dirujuk ke luar daerah,” harapnya.
Di sisi lain, dr. Ade juga mengapresiasi komitmen Pemerintah Daerah Provinsi Papua Barat yang telah menggelar upacara peringatan Hari Kesehatan Nasional.
Menurutnya, ini menunjukkan keseriusan pemerintah daerah dalam meningkatkan layanan kesehatan bagi masyarakat.
“Ini adalah bukti bahwa pemerintah daerah tidak hanya fokus pada pembangunan infrastruktur, tetapi juga memperhatikan sektor kesehatan yang menjadi pilar penting dalam pembangunan masyarakat,” kata dr. Ade.
Dalam menghadapi tantangan kesehatan ini, kolaborasi antara tenaga medis, pemerintah, dan masyarakat di Papua Barat diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi kesehatan dan kesejahteraan masyarakat di daerah tersebut.(*)
Penulis: Rustam Madubun
Editor: Papuadalamberita.com