Papua Barat

Khutbah Jumat, Ustad Baharuddin Sabollah Ungkap Tiga Rahasia yang Datangkan Amal Kebaikan

163
×

Khutbah Jumat, Ustad Baharuddin Sabollah Ungkap Tiga Rahasia yang Datangkan Amal Kebaikan

Sebarkan artikel ini
MASJID Nurul Fatah, Reremi Puncak Manokwari, Papua Barat. FOTO: rustam madubun/papuadalamberita.com

PAPUADALMBERITA.COM,  MANOKWARI – Jumat (15/3/2019), Ustad Baharuddin Sabollah menyampaikan khutbah Jumat di Masjid Nurul Fatah, Reremi Puncak, Manokwari Papua Barat.

Dalam khutbahnya, Ustad Baharuddin Sabola mengingatkan jamaah tentang betapa pentingnya tiga rahasia “pusakah” yang disimpan akan mendatangkan kebaikan dan amalan bagi umat muslim.

“Dimana Bagonda Rasulullah Nabi Muhammad SAW pernah bersabdah yang artinya ada tiga pusakah yang membawa kebaikan,’’ kata Ustad Baharuddin Sabollah.

Pusakah yang dimaksud bukanlah puskah yang seperti terlintas dalam pikiran manusia yaitu puskah pemberian sesuatu secara turun – temurun yang biasanya pusakah itu diimpan serapi mungkin.

‘’Lalu apakah pusakah yang mendatang kebaikan menurut Rasulullah SAW.  Tiga puskah kata nabi yang perlu kita simpan serapi mungkin maka pusakah itu akan mendatangkan kebaikan dalam hidup, baik dalam kehidupan dunia juga kehidupan di ahirat,’’ jelas ustad mengutip pesan Rasulullah SAW.

Yang pertama pusakah  apakah itu kata Nabi?  Menyembunyikan keluhan. “Rupanya keluhan ini merupakan puskah yang harus kita sembunyikan, kalau perlu jangankan orang lain tau tentang apa yang kita keluhkan, tetapi  keluarga dalam rumah pun kalau boleh jangan sampai tau tentang keluhan kita, seperti, eratnya kita menyembunyikan pusakah dari nenek moyang kita,’’ ujar ustad.

Menyembunyikan keluhan, tetapi apa yang terjadi ?kudrat seorang manusia setiap saat ada perencanaan, lalu gagal, bahkan tertunda Ia mengeluh.

‘’Padahal mengeluh salah satu pusakah, kata nabi  jika kita mampu menyembunyikan dengan sebaik-baiknya tanpa diketahui orang,  maka persoalan itu akan mendatangan kebaikan dalam hidup, karena kehidupan dunia dan dirindukan di aherat,’’ urainya.

Kedua, pusakah apakah yang mendatangkan kebaikan, yaitu menyembunyikan musibah.

‘’Kadang petambak-petambak disaat isi tambaknya mati, Ia mendapatkan ujian dari Allah SWT hasil pertambaknya gagal, biasanya petambak itu sebelum ditanya sudah jawab duluan.  Adow hasil empang saya mati semua, sudah mengeluh, musibah yang didaptkan sudah diungkapkan sebelum ditanya, tetapi kalau Ia berhasil, ditanya tidak mau mengaku , berapa kilo pak udangnya di timbang kemarin? Naiknya 100 kilo ya? Dia jawab ada sedikit,’’ cerita Ustad Baharuddin mencontohkan.

Padahal jika kembali pada konsep agama dan pada nikmat-nikmat  Allah SWT, itu lah jangan kau lupa menyebut-nyebutnya dan jangan kau lupa memberitakannya.

‘’Justru  pada kita sukses, tidak ingin memberitahukan pada sesorang  tentang kesuksesan kita, tetapi disaat gagal tanpa diminta kegagalan tersebar dimana-mana,’’ khutbahnya.

USTAD Baharuddin Sabollah (bersorban) dalam satu kesempatan. FOTO: album pribadi ustad/papuadalamberita.com

‘’Bagaimana Umar Bin Khattab Radiallahu Anhu disaat anaknya meninggal dunia tidak bisa Abubakar menyembunyikan kesedihannya, justru Umar tertawa. Sahabat yang lain bertanya, wahai Umar bukankah disaat seorang keluarga telah tiada justru orang-orang bersedih tetapi kenapa Umar justru tertawa. Umar memberi jawaban, nafsuku menghendaki menagis tetapi Ku lawan nafsuku dengan tertawa, karena mengikuti hawa nasfuku merupakan malapetaka. Sehingga tidak pernah diketahui sahabat kalau Umar mendapatkan satu ujian dari Allah SWT,’’ tambah Ustad.

Ustad Baharuddin dalam khutbnya mengurai, pusaka keketiga yang mendatangkan kebaikan adalah pusaka menyembunyikan sedekah. Bersedekah, tanganan kanan memberi tangan kiri tidak perlu..

Para sahabat telah mencontohkan disaat telah tiba waktu ibadah, sahabat sahabat Nabi telah berkumpul di dalam masjid sebagian sahabat memberikan sedekah maka yang diberikan pun tidak tau siapa yang memberi sedekah.

‘’Mengapa demikian , dipersiapkan dari rumah, begitu tau ada yang susah maka uang Ia ikat di baju pada orang yang susah, sudah sampai di rumah baru tau kok ada uang terikat  di baju saya,’’ contohnya lagi.

Tidak tau siapa yang memberi, itu adalah merupakan sumber mudahnya rejeki dari Allah SWT.

Diakhir Khutbahnya, Ustad Baharuddin Sabollah mengatakan  apa yang diberikan kepada seseorang tanpa diketahui orang lain,  ternyata Allah akan memberi balasan jauh lebih banyak.

‘’Ini perlu kita lakukan karena memang memberi sesuatu dengan keiklasan, Allah akan memberikan gantinya,’’ tutup Baharuddin Sabola.(tam)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *