PAPUADALAMBERITA.COM.MANOKWARI – Pengurus Majelis Taklim se Manokwari mengikuti pembinaan manajemen majelis taklim di Aula Alfatih MUI Papua Barat, (23/1/2024).
Kegiatan pembinaan manajemen majelis taklim digelar Majelis Ulama Indonesia Papua Barat di buka Ketua Umum MUI Papua Barat H Ahmad Nausrau SP,di, MM dengan pembawa materi dari Jakarta Drs H Ahmad Yani.
Drs H Ahmad Yani Trainer Dai, Manajeme Masjid dan Majelis Taklim, mengatakan majelis taklim adalah tempat untuk pengajaran, pengkajian nilai-nilai ajaran islam.
Drs H Ahmad Yani Trainer Dai, Manajemeb Masjid dan Majelis Taklim, mengatakan majelis taklim adalah tempat untuk pengajaran, pengkajian nilai-nilai ajaran islam.
Ahmad Yani yang juga sebagai Ketua Departemen Dakwah PP Dewan Masjid Indonesia (DMI) ini
mengatakan, keutaman Majelis Taklim adalah menyuburkan pertumbuhan iman, taqwa dan ilmu pengetahuan sehingga ibarat tanaman, majelis taklim itu seperti pupuk dan air yang harus diberikan secara rutin.
‘’Membekali diri dengan ilmu, pengalaman dan dinamika dalam dakwah dan pembinaan umat, mengokohkan hubungan dengan sesama Agar terbangun kebersamaan dalam mengemban tugas-tugas dakwah dan pembinaan umat,’’ ujar Ahmad Yani.
Anggota Komisi Dakwah MUI Pusat ini sebut ada lima fungsi majelis taklim yaitu;
- Membina dan mengembangkan pemahaman terhadap ajaran Islam dalam rangka membentuk masyarakat yang bertaqwa.
- Taman rekreasi rohani agar kesegaran rohani semakin baik.
- Sarana silaturahim antar anggota dan antar majelis taklim.
- Sarana berdialog antar Umat Islam, khususnya antar ulama dan muballigh dengan kaum muslimin.
- Sarana penyampaian gagasan yang bermanfaat bagi umat dan bangsa.
‘’Tujuann Majelis Taklim adalah Membina hubungan yang baik Kepada Allah SWT, membina hubungan yang baik kepada sesama manusia, baik dalam skala kecil yakni keluarga maupun dalam skala yang lebih besar yakni masyarakat,’’ Ahmad Yani yang juga menjabat Sekretaris Dewan Syuro IKADI.
Ia mengatakan ruang lingkup pembinaan majelis taklim meliputi Tarbiyah ruhiyah (pembinaan rohani) sehingga masing-masing orang dekat dan ingat kepada Allah Swt .
Tarbiyyah aqliyah (pembinaan akal) sehingga masing-masing orang, baik sebagai murabbi (pendidik) maupun mutarabbi (orang yang dibina) memperoleh dan dapat mengembangkan ilmu pengetahuan.
‘’Tarbiyyah jasadiyah (pendidikan jasmani) sehingga murabbi dan mutarabbi terbina jasmaninya hingga menjadi sehat dan memiliki daya tahan tubuh,’’ jelas tokoh intelektual muslim yang sudah mengarang 60 judul buku ini.
Sehingg kata Dia, Kewajiban Insan Majelis Taklim adalah Kewajiban kepada Allah swt dan Rasul-Nya dengan mengokohkan iman dan taqwa.
Kewajiban terhadap diri sendiri dengan selalu menjaga kesehatan, menambah ilmu, Berakhlak mulia dan mencari nafkah yang halal dan cukup.
‘’Kewajiban terhadap keluarga dengan mendidik, menafkahi. Terhadap kerabat atau keluarga besarnya, aktivis majelis taklim juga akan selalu menjalin hubungan dengan sebaik-baiknya,’’ sebutnya.
‘’Kewajiban terhadap orang lain dengan selalu menjalin hubungan yang sebaik-baiknya dan memenuhi hak serta kewajiban,’’ sambungnya.
Ia mengatakan, Aktivitas Majelis Taklim yaitu Pengajian dengan materi yang terarah dan dibutuhkan, Perpustakaan, Pelatihan Ketrampilan, Konsultasi dan Pemecahan Masalah, Wisata Rohani untuk pembelajaran dengan mengunjungi museum, tokoh yang mau diteladani, masjid yang dikelola dengan baik, lembaga pendidikan yang unggul,
Serta kerjasama antar majelis taklim seperti pelatihan MC, Mubaligah, Mengurus Jenazah, Penyukuhan, seminar.
Lanjutnya, bahwa majelis taklim juga harus memiliki paket kajian meliputi pengantar memahami ajaran islam, aqidah islam, fiqih islam, akhlak, sifat terpuji , Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir, ilmu hadits dan hadits pilihan, Sirah Nabawiyah dan sejarah para nabi, serta Ilmu Dakwah.
Kata Dia, urgensi manajemen majelis taklim adalah tujuan atau target yang hendak dicapai terumuskan dengan jelas dan matang, usaha mencapai tujuan dilakukan bersama dengan kerjasama yang baik, dapat dihindari terjadinya tumpang tindih.
‘’Pelaksanaan tugas dilakukan secara efektif dan efisien. 5. Kontrol dan evaluasi dilakukan dengan standar yang jelas, gejala penyimpangan kerja dapat dicegah atau dihentikan,’’ tambah Ia.
Sedangkan fungsi manajemen majelis taklim adalah perencanaan, perumusan tentang apa yang akan dicapai dan tindakan apa yang akan dilakukan, pengorganisasian, yaitu penyatuan, pengelompokan dan pengaturan potensi majelis taklim dalam satu kesatuan.
Pelaksanaan, yaitu upaya membimbing dan mengarahkan pengurus untuk beraktivitas sesuai tugas dan tanggungjawabnya, pengawasan, yaitu kontrol dan evaluasi untuk mengetahui kesalahan dan kekurangan untuk diperbaiki.
Ditambahkan b ahwa organisasi majelis taklim harus jelas, Struktur kepengurusannya, apa saja tugas dan tanggungjawabnya, siapa pengurusnya , berapa lama jabatan kepengurusan berlangsung.
‘’Dan hal-hal yang harus dikelola, pengelolaan acara, pengelolaan PHBI, pengelolaan perpustakaan , 4. pengelolaan administrasi, pengelolaan dana, pengelolaan sarana, dan pengelolaan anggota (SDM)
Sehingga memperoleh solusi menyamakan persepsi/pemahaman yang baik, mensolidkan kepengurusan, mengaktifkan anggota, menyusun kurikulum pengajian yang terarah.
‘’Meningkatkan kualitas sumber daya pengurus dan ustadz, mengembangkan metode yang menarik, . 7. mengembangkan aktivitas yang bervariasi, melengkapi sarana yang dibutuhkan, dan memenuhi kebutuhan dana, menjalin kerjasama antar majelis taklim, tutupnya dalam materinya.(rustam madubun)