Dilayat Paulus Waterpau, Mantan Kabid Humas Polda Papua Barat Jadi Perwira Upacara Pemakaman
PAPUADLAMBERITA.COM. MANOKWARI – Berita duka seorang purnawirawan perwira tinggi Polri yang pernah mengabdi di Papua begitu cepat tersiar di sosial media. Mantan Kapolda Papua, Irjen Pol (pur) Tommy T Jacobus, tutup usia pada Sabtu (22/6/2019) sekitar pukul 08.15 waktu Indonesia Barat di Rumah Sakit Polri Jakarta.
Walaupun saat itu Saya mengenalnya tidak sedekat saya mengenal sejumlah pejabat Polri saat ini, namun, profesi sebagai jurnalis di Harian Jayapura Pos (Grup Cenderawasih Pos) yang meliput di lingkungan Polda Papua dan Kodam XVII/Trikora (kini Kodam XVII/Cenderawasih) membuat saya harus menjumpainya karena tugas dan profesi.
Kedekatan beliau tidak hanya pada organisasi wartawan seperti Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Papua, namun kepada wartawan beliau sangat familier dan welcome.
Desember 2005 awal beliau menapaki kaki di Bumi Cenderawasih sebagai Kapolda Papua, pemilik nama lengkap Tommy Trider Jacobus menggantikan Irjen Pol Dodi Sumantiawan. Menjabat Kapolda Papua dua tahun, Mei 2007, Tommy Jacobus digantikan oleh Irjen Pol Max Donald Air.
Sebelum pindah dari Polda Papua, almaruh termasuk salah satu jenderal bintang dua dari tiga jenderal dan satu kombes di Mabes Polri yang diperpanjang usia pensiunya.
Surat dari Presiden RI Ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono memperpanjang usia pensiun tiga jenderal saat itu salah satunya Kapolda Papua, Ia bersama Wakapolri Komjen Pol Adang Daradjatun, Kapolda Nangroh Aceh Darusalam (NAD) Irjen Pol Bahrumsah Kasman dan seorang ahli analisa forensik berpangkat Kombes di pusat laboratorium forensik Polri.
Mereka diperpanjang lantaran tenaga dan pikiran perwira-perwira terbaik Polri ini sangat dibutuhkan di institusi Polri.
Keterbukaan beliau kepada tokoh agama, masyarakat, dan jurnalis ketika menjabat Kapolda Papua lazimnya seperti Kapolda-kapolda sebelumnya. Sejak awal berdinas di Polda Papua selalu dekat dengan pimpinan-pimpinan media dan wartawa yang keseharian meliput di lingkungan Polda Papua.
Seingat saya, ada dua pertemuan dengan beliau yang saya sempat mengikuti ketika coffee morning di Polda Papua. ‘’Jaga keselamatan, jaga keseimbangan berita (terutama konfirmasih) dan jaga profesionalisme,’’ itulah kutipan pesan beliau kepada kami yang masih saya ingat sampai saat ini.
Selama menjabat Kapolda Papua tugas terberat beliau adalah ketika peristiwa bentrokan depan Kampus Universitas Cenderawasih (Uncen) Jayapura di Abepura pada 16 Maret 2006 yang menewaskan satu anggota Brimob Polda Papua, Briptu Arizona dan tiga anggota Dalmas Polresta Jayapura.
Peristiwa berdarah selain menewaskan empat anggota polisi dan satu anggota intel TNI AU Jayapura, belasan polisi dan puluhan mahasiswa cedera.
Dua hari setelah peristiwa tersebut (18/3/2006) Beliau menyatakan permohonan maaf kepada semua wartawan yang tengah melakukan tugas-tugas jurnalis dalam meliput perstiwa tersebut atas insiden pengrusakan kamera milik sejumlah wartawan saat itu oleh anggotanya.
Dengan lapang dada, Ia menegakan hukum postif dimana ada sejumlah aktivis yang tertangkap dan diproses hukum, disisi lain sejumlah anggota polisi diberi sangsi karena merusak kamera wartawan, bahkan Ia mengantikan properti milik wartawan yang dirusak, walaupun ada empat anggota polisi kehilangan nyawa dan 11 anggota polisi lainnya luka-luka.
Buntut dari kasus itu 23 aktivis Front Persatuan Perjuangan Rakyat Papua Barat (Front Pepera PB) dan Parlemen Jalanan (Parjal) harus duduk dikursi pesakitan di Pengadilan Negeri Jayapura.
Beliau mengalami masa, dimana teriakan Papua merdeka dari berbagi strata sangat kencang di Jayapura. Itulah memori beliau yang masih terekam baik dalam ingatanku.
Anggel Berta Sinaga pemilik Harian Pasific Post Jayapura pun merasa kehilangan orang terdekatnya. ‘’Beliau sangat dekat dengan wartawan sebagai Kapolda , pak Tommy sangat mengerti peran wartawan dalam menunjang keberhasilan kepolisian. Sangking dekatnya setiap ada acara di kediaman (rumah) pasti para wartawan diminta hadir,’’ kenang Anggel kepada papuadalamberita.com, Ahad (23/6/2019).
Kenangan lain dari belaiu yang tidak dilupakan mantan wartawati Cenderawasih Pos ini beliau juga selalu meluangkan waktu berekreasi, walau hanya sekedar bernyanyi dan bermain bilyard.
‘’Ketika ada kasus dan memerlukan konfirmasi, sebagai Kapolda beliau selalu meluangkan waktu. menjawab setiap pertanyaan yg dilontarkan kepadanya,’’ tutur Anggel.
‘’Udah ya. Jadi nangis mengingatnya,’’ tutup Anggel yang tidak bisa menahan rasa harunya atas kepergian mantan Kapolda Papua yang juga sebagai Ayah angkatnya saat itu.
Rumah duka di Jalan Flamboyan I Blok B. 38 No.18, RT.6/RW.14, Bambu Apus, Kecamatan Pamulang, Kota Tangerang Selatan, Banten terus datanggi keluarga kerabat sahabat dari pemerintah, TNI serta petinggi-petinggi Polri, tampak ikut melayat Mantan Kapolda Papua Barat- Kapolda Papua Irjen Pol Paulus Waterpau.
Informasih yang diperoleh papuadalamberita.com Irjen (Pur) Tommy Treider Jacobus, akan dimakamkan pada Selasa, 25 Juni 2019. Pukul 9.30 WIB, acara ibadah oleh Gereja dan keluarga, pukul 10.30 persiapan upacara pemberangkatan jenazah, pukul 11.00 Jenazah diberangkatkan dari rumah duka dan pada pukul 12.00 upacara pemakaman jenazah di TPU Tanah Kusir Jakarta.
Bertindak selaku perwira upacara di rumah duka dan di pemakaman, dijadwalkan akan dipimpinan AKBP Hari Supriono perwira Mabes Polri yang juga mantan Kepala Bidang (Kabid) Humas Polda Papua Barat.
‘’Pak Hari, ijin konfirmasih kabarnya pak Hari yang jadi perwira upacara saat pemakaman almarhum Pak Tommy Jacobus ya,’’ tanya saya melalui sambungan whatsappnya, Ahad (23/6/2019).
‘’Saya nanti dipemberangkatan jenasah dari rumah duka dan di pemakaman jadi perwira upacara,’’ balas AKBP Hari Supriono dalam whatsapnya. Selamt jalan Jenderal. Bapak adalah terbaik bagi kami jurnalis di Papua saat itu.(rustam madubun)