Tim SAR Gabungan Manokwari menemukan salah satu korban terseret Sungai Wariori pekan kemarin. FOTO: TIM SAR MANOKWARI/PAPUADALAMBERITA.
PAPUADALAMBERITA.COM. MANOKWARI – Lokasi tambang di tengah hutan lindung antara Kabupaten Manokwari dan Kabupaten Pegunungan Arfak, Papua Barat selalu punya cerita memilukan dan miris.
Maklum lokasi ini mengiurkan, surga bagi petualang rupiah, pemodal besar dari luar dan dalam Manokwari berani beriinfestasi, memasukan alat berat excavator, membongkar hutan, menggaruk kali, mendulang emas, rupiah berlimpah, ‘’tumbalnya’’ nyawa penambang tidak terelakan.
Lokasi ini menyedot banyak pencari kerja dari luar provinsi Papua Barat masuk Manokwari.
‘’Turun di mana om,’’ tanya saya pada salah satu penumpang kapal KM Sirimau dalam pelayaran Ambon Sorong Manokwari Januari 2023 lalu.
‘’Turun Manokwari,’’ ujarnya.
‘’Om naik dari mana,’’ tanya ku lagi.
‘’Dari Kupang,’’ jawabnya.
‘’Manokwari kerja di mana,’’ ujarku.
‘’Mau ke lokasi tambang,’’ jawabnya cepat.
Itu sepenggal cerita dengan Markus salah satu penumpang KM Sirimau yang ku temui saat pelayaran Ambon Sorong Manokwari Januari lalu.
Pelayaran itu, di Dek III (3) KM Sirimau diisi mayoritas penumpang asal NTT yang turun di Manokwari, terasa cukup banyak.
Masih dari KM Sirimau ketika mau meninggalkan Pelabuhan Ambon seorang warga bermata sipit berkulit terang yang perkiraan saya dia WNA keturunan Cina melambai-lambai tangan ke dermaga pada seorang bocah dan ibu.
‘’kaka Ingat sekolah, sampe di Manokwari beta info ee,’’ ujarnya ke kedua orang yang di dermaga.
‘’Papa (ayah, red) Handphone jangan kasih mati,’’ ujar ibu paru baya dari dermaga.
‘‘Bapak di Manokwari tinggal di mana,’’ tanya saya yang berdiri didekatnya saat tangga KM Sirimau mau diangkat.
Dari Dialekknya saya menduga Ia sudah lama tinggal di Ambon.
‘’Beta baru parnah ke Irian (mungkin maksudnya Papua, red), nanti ada om yang jemput di Manokwari, beta seng tau (tidak mengetahui, red) Om tinggal di mana,’’ jelasnya.
Lain lagi dengan teman asal Timika ini. ‘’ Selamat siang Om Rustam, masih Tinggal di Manokwari ka, saya di Manokwari ni,’’ ujar sahabatku asal Timika melalui chtaing wahtasappnya.
‘’Bah ko (kamu, red) bikin apa di Manokwari, ‘’ balas ku.
‘’Saya ada di pelabuhan kasih turun boos punya excavator, mau ke lokasi tambang, bagaimana aman ka’’ ujarnya jujur.
‘Manokwari si aman-aman saja, tapi di lokasi tambang sa tratu tau (tidak mengetahui, red) karna tra (tidak, red) pernah ke atas,’’ balasku lagi.
‘’Ok sudah om nanti kita kontak-kontak eee,’’ balas dia, yang hingga kini tak tau masih ada di Manokwari atau tidak.
Dari cerita tiga orang itu cermin bahwa isi perut bumi antara Manokwari dan Arfak menyimpan miniral emas sebesar sebutir padi saja bisa menghasilkan rupia dalam jumlah besar.
Perhubungan Sungai Wariori Kampung Wariori Indah, Distrik Masni Kabupaten Manokwari dengan lokasi penambangan emas Wasirawi adalah long boat atau exvator menjadi primadona.
Itu moda transportasi di lokasi, untuk sampai di lokasi tambang dari ibu kota Papua Barat, Manokwari ada angkutan darat, kendaraan umum atau truk.
Bagi yang berduit (punya uang banyak, red) bisa menggunakan helicopter dari Distrik Masni ke lokasi tambang.
Capung besi menjadi moda transportasi udara juga cukup banyak yang berhome base di Masini, itu milik pemodal tambang yang berdoe (uang, red) banyak.
Bereroperasinya tambang itu kerap menimbulkan insiden yang merengut nyawa banyak orang, baik di aliran sungai maupun kecelakaan di jalan raya.
Tambang ilegal ini menyimpan cerita pilu, duka pertama yang menelan 18 korban jiwa di Kampung Duabey, Distrik Minyambouw, Pegunungan Arfak Jalan Trans Papua Barat antara Kabuaten Manokwari dan Kabupaten Pegunungan Arfak terjadi di Rabu Abu 13 April 2022.
Delapan belas (18) warga Nusa Tenggara Timur (NTT) yang meninggal dunia saat truk yang ditumpanggi hendak ke pusat kota Manokwari mau mengikuti ibadah Rabu Abu jelang Jumat Agung hari raya Paskah 2022 terbalik.
Selain 10 orang kritis, 18 warga meninggal dunia yang berasal dari Kabupaten Belu, Malaka Amarasi, Kabupaten Kupang Kabupaten Sikka. Mereka pekerja – pekerja tambang pada perusahaan milik Toko Tengah Manokwari.
Insiden ini memperoleh perhatian serius pengurus Flobamora Manokwari Papua Barat, pengurus menyewa penerbangan Batik Air untuk mengirim korban di makamkan di kampung halaman Kupang NTT.
Setelah duka 2022, duka penambang terulang lagi, jika, tahun 2022, 18 warga NTT meninggal dunia dalam kecalakaan lalu lintas.
Insiden kali ini menimpa 10 warga dengan moda transportasi sungai, terjadi dalam dua hari berturut-turut, di Kamis dan Jumat Sungai Wariori mencabut nyawa lima pekerja tambang, tiga orang dinyatakan hilang.
Cerita pilu pertama di Kamis (23/2/2023) penambang operator excavator kembali dari Wasirawi melalui bendungan Sungai Wariori. Excavator yang dioperasikan Irwansyah (29) dengan lima orang seperti ditelan Sungai Wariore, terperosok ke dalam galian, tersert arus sungai yang cukup deras.
Duka, nyawa Yuliana dan Ratnasari dalam kabin eksavator tidak tertolong. Irwansyah operator excavator selamat. Kedua korban yang meninggal dievakuasi masing-masing suami Aspar dan Novri yang lebih awal menyelamatkan diri.
Sedangkan, Salsabila anak lima tahun pasangan Yuliana dan Novri sampai ditutupnya Operasi pencarian Tim SAR Manokwari belum ditemukan.
Keesokan harinya, Jumat (24/2/2023) musiba menimpa 6 penambang lagi, mereka terseret arus saat menyebrang Sungai Wariori.
Dua orang selamat, dua orang ditemukan meninggal dan dua orang dalam pencarian, yang selamat Ilham (25) dan Wandi (25) yang meninggal Manosor (23) Panji (24) yang jasadnya ditemukan Tim SAR pada Selasa (28/2/2023). Ronaldo (23) dan Andi (28) sampai hari pencarian ditutup belum ditemukan.
Itulah tragedi di lahan basah, tambang yang dikelola “konglomerat”, tambang yang masih iligela. Tapi sudah menghasilan milirian rupiah, merengut puluhan nyawa yang diteketahui karena insiden, belum termnasuk yang tidak diketahui meninggal karena sakit atau kecelakaan, penganiayaan atau perkelahian.
Berita terkait tambang ilegal selalu punyacerita, seperti pembelian dan penimbunan BBM Solar yang pernah ditahan Ditrkrimsus Polda Papua Barat.
Terseretnya pekerja tambang di Sungai Wariori pada Kamis dan Jumat di Februari 2023 mengingatkan kembali, bahwa tambang emas masih sangat menggiurkan di hutan Kabupaten Manokwari dan Kabupaten Pegunungan Arfak. Tetapi ilegal itu masih ada.
Banyak penerima hasil tambang, tetapi banyak penambang meninggal dunia, hilang, belum ditemukan, kubangan di hutang konservasi sebagai paru-paru dunia itu kian menganga. Inalilahi wainnaillahi rojiuun.(rustam madubun)
Pekerja tambang korban kecelakaan lalu lintas di Distrik Minyambouw Jalan Trans Papua Barat, Kabuaten Manokwari dan Kabupaten Pegunungan Arfak Rabu 13 April 2022 saat diangkut truk KOdam XVIII/Kasuari ke Bandar Udara Rendani Manokwari untuk dikirim ke kampung halaman di Kupang NTT. FOTO: PAPUADALAMBERITA/RUSTAM MADUBUN.