Asisten II Setda Papua Barat Melkias Werinussayang ditemui wartawan di KAntor Gubernur Papua Barat, Senin (30/1/2023). FOTO: PAPUADALAMBERITA./RUSTAM MADUBUN.
PAPUADALAMBERITA.COM. MANOKWARI – Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengatakan akan memenuhi kebutuhan dokter spesialis jantung dan stoke di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) di Provinsi Papua Barat.
Baca juga: Enam Gubernur di Tanah Papua Rapat Kerja Bersama Mendagri di Papua Barat Daya
Hal itu disampaikan Menteri Kesehatan kepada Sekda Papua Barat Dance Sangkek, Asisten II Setda Papua Barat Melkias Werinussa, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat Otto Parorongan dan Direktur RSUD Provinsi Papua Barat dokter Arnold Tiniap serta pejabat dari Manokwari saat pertemuan bersama di Kantor Kementrian Kesehatan RI di Jakarta pekan kemarin.
‘’Pertemuan dengan Menteri Kesehatan bapak Menteri Kesehatan menginginkan kapasitas rumah sakit yang ada di Papua Barat, lalu beliau menyiapkan peralatan-peralatan untuk jantung dan stroke, sehingga ada dokter bedah jantung, dokter bedah stroke, otak saraf itu yang beliau (Menkes, red) dorong,’’ ujar Asisten II yang ditemui wartawan di Kantor Gubernur Papua Barats Senin (30/1/2023).
‘’Karena Menurut Menteri Kesehatan itu yang kita butuhkan, Kemudian beliau melihat kapasitas rumah sakit yang ada di Papua Barat sebenarnya sudah sangat memenuhi standar,’’ sambung Melkias.
Menurut Asisten II, bahwa namun menurut Menteri yang menjadi persoalannya sekarang kalau peralatan medis jantung dan stroke didorng ke Papua Barat baik di rumah sakit kabupaten dan provinsi itu harus ada tenaga medisnya.
‘’Kalau tenaganya harus mereka sekolah ahli lagi sekitar empat (4) tahun), tetapi ada jalan keluarnya yaitu untuk menunjang fellowship yaitu teman-teman dokter umum diberikan pendidikan tambahan belajar selama enam (6) bulan, itu sudah bisa mengoperasikan peralatan yang dimaksud tadi, jantung dan stroke,’’ jelas Warenussa.
Sehingga, menurut Asisten II tenaga doketer itu yang di persiapakan, kemudian kementrian dorong peralatan. Kenapa ini menjadi prioritas Menteri Kesehatan?
‘’Karena beliau (Menteri Kesehatan, red) melihat angka kematian yang disebabkan oleh jantung dan stroke cukup tinggi, kemudian sebagai anggota BPJS kita bayar iurannya, tetapi orang lain yang terima, misalnya kita sakit harus pergi berobat ke Makassar, Manado atau Jakarta, mestinya tidak seperti itu,’’ ungkap Melkias.
‘’Karena penanganan jantung dan stroke itu perlu dengan hitungan jam. Oleh sebab itu peralatan itu harus ada untuk bisa menolong jika terjadi sesuatu, Ini yang beliau dorong,’’ ungkapnya.
Tambah Asisten II, bahwa Menteri Kesehatan berharap dalam persiapan selama enam bulan adalah dokter yang dikirim anak-anak asli Papua sehingga anak-anak itu kembali mengabdi dan melayani di ke daerah.
‘’Selain itu, ada juga pendidikan pengambilan spesialis juga dorong oleh menteri kesehatan untuk anak-anak asli Papua, dokter-dokter muda untuk dikirim pengambilan special,’’ tambahnya
‘’Pak Menteri juga sempat bertanya terkait perkembangan fakultas kedoteran milik Universitas Negeri Papua yang di Kabupaten Sorong,’’ tuturnya.(tam)