Papua Barat

OTG Naik 1.012 Bakal Hambat New Normal Papua Barat ? Tergantung Rapat Selasa Gugus Tugas dan Forkopimda

107
×

OTG Naik 1.012 Bakal Hambat New Normal Papua Barat ? Tergantung Rapat Selasa Gugus Tugas dan Forkopimda

Sebarkan artikel ini

Gubernur Papua Barat Drs Dominggus Mandacan saat memimpin Rapat Forkopimda bersama Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Papua Barat sebulan lalu di Kantor Gubernur Papua Barat. FOTO: rustam madubun/papuadalamberita.

PAPUADALAMBERITA.COM. MANOKWARI- Pemerintah Daerah Provinsi Papua Barat melalui Gugus Tugas Percepatan Penanganan CoronaVirus Disease 2019 (COVID-19) kembali mirilis penambahan Orang Tanpa Gelaja (OTG) per Senin (8/6) ada sebanyak lima orang, total 1.708 dan yang selesai pemantaun naik semenjadi 1.012 orang, masih dalam pemantauan 696 orang.

Pasien sembuh 74 orang atau 41,3% tidak ada penambahan pasien sembuh hari ini, sedangkan kasus orang positif 179 orang atau 15,8% dari1.136 orang yang hasil swab melalui PCR yang telah diterima Gugus Tugas Papua Barat.

Dari total pengambilan swab yang diperiksa di laborotorium rujukan sampai Senin (8/6) total orang yang telah diperiksa dan diterima Gugus Tugas Provinsi Papua Barat yaitu 1.136 orang, dari 1.136 orang,  yang negatif 957 orang atau 84,2 %, orang yang positif 179 orang atau 15,3 %, sedangkan orang yang sembuh 74 orang atau 41,3 %.

Melihat terus betambahanya pasien COVID-19 Papua Barat yang sembuh dan penambahan OTG apakah menjadi syarat Papua Barat masuk peresiapan pemberlakukan New Normal atau justru menghabat New Normal di Papua Barat?  saat itu kata dr Arnold Tiniap yang perlu dilihat adalah penurunan angka positif yang diamati terus-menerus disetiap kabupaten dan kota.

‘’Kalau kita lihat paling tidak dibawah 20 persen, sembuh sudah 41,6 %. Kalau untuk temuan kasus positif yang kita perlu nilai adalah penurunan bukan stagnan, jadi penurunan yang signifikan yang diamati dalam kurang waktu tingga minggu,’’ jelas Juru Bicara Gugus Tugas Papua Barat kepada wartawan dalam zoom meting yang di gelar Sabtu (6/6).

Dokter Arnoldus Tiniap mengatakan, Gugus Tugas Provinsi Papua Barat telah melakukan pertemuan evaluasi percepatan penanganan COVID-19 di Papua Barat.

‘’Nanti besok (Selasa 9/6) kita (Gugus Tugas akan menggelar rapat bersama,a Forkopimda Papua Barat untuk mengkaji terkait perispan-persiapan kita masuk new normal,’’ terang Arnoldus Tiniap.

Ia berharap Gugus Tugas Provinsi Papua Barat memperoleh data dari masing-masing kabupaten dan kota untuk menilai dari trand epedemologinya.

‘’Untuk memastikan apakah kita berada di curva menanjak atau mungkin ada kabupaten juga yang sudah mencapai puncak dan menurun,’’ tambah Arnoldus.

DATA PER SENIN 8 JUNI 2020

Orang Tanpa Gejala (OTG) : Tambahan hari ini  liam (5) orang, dari Kota Sorong empat orang (4), Kabupaten Teluk Wondama satu (1) orang, masih dalam pemantauan 696 orang, selesai pemantauan 871 orang.

Orang Dalam Pengawasan (ODP) : Tambahan hari ini satu orang dari Kota Sorong,, total 1.055 orang, masih dalam pemantauan 184 orang, selesai pemantauan 871 orang.

Pasien Dalam Pengawasan (PDP) : Tambahan hari ini satu (1) orang, dari Kabupaten Teluk Wondama, total 89 orang, masih dalam pengawasan 15 orang, selesai pengawasan 74 orang.

Jumlah Swab yang telah diperiksa: 1,136 orang, negatif 957 orang atau 84,2%, positif 179 orang atau 15, 8%. Sembuh 75 orang atau 41 orang atau 41, 3%.

Meninggal Dunia : 18 orang, PDP 14 orang, dari Kota Sorong delapan (8) orang, Kabupaten Manokwari satu (1), ODP satu (1) orang dari Kota Sorong, positif tiga (3) orang dari Kota Sorong.

Persentasi kematian dari kasus terkonfirmasi tiga (3) dari 179 adalah 1,7 %.

Juru Bicara Gugus Tugas Papua Barat, dr Arnoldus Tiniap. FOTO: rustam madubun/papuadalamberita.com

Pada zoom meting Ahad (7/6) dokter Arnoldus menambahkan, wacana untuk penerapan new normal dalam dalam kajian perlu disosialisasikan pada masyarakat, bahwa sebagian masyarakat masih menganggap kalau orang terinveksi virus corona harus menunjukan gejala.

‘’Kita harus menyampaikan kepada masyarakat, bahwa 80% bahkan lebih bahwa orang yang terinveksi Corona tidak bergejala, itu kita buktikan dengan data-data dari seluruh wilayah Papua Barat dan sebagian besar kota dan kabupaten pasien yang positif dari OTG, artinya sebagian besar tidak bergejala, dan ini perlu diedukasi terus-menerus pada masyarakat.

Ia menegaskan , masyarakat masih berpikiri bahwa orang positif harus sakit, sehingga masyarakat tidak mau menerima hasil, padahal tidak sadar bahwa dengan kondisi begitu masyarakat berpotensi menularkan kepada orang lain.

‘’Ini harus disampaikan terus agar masyarakat wapada, karena kesiagaan adalah aset, kalau tidak menjaga diri tanpa sadar  satu saat tidak menjaga kondisi kita akan masuk dalam tahapan tidak bergejala dan bisa sakit.(tam)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *