Calon bupati Manokwari Selatan, Markus Waran yang ditemui wartawan, Selasa (6/10/2020) di Rumah Sakit TNI AL dr Azhar Zahir Manokwari. PAPUADALAMBERITA. FOTO: rustam madubun
PAPUADALAMBERITA.COM.MANOKWARI – Pasien positif Corona dari Kabupaten Manokwari Selatan, Papua Barat sekilas berbagi pengalaman saat dirinya terinfeksi dan harus menjalani masa isolasi mandiri di kediaman pribadinya di Oransbari Manokwari Selatan.
Markus Waran calon Bupati Manokwari Selatan 2020 berbagi cerita, kiranya menjadi pelajaran berharga dan semangat bagi warga Papua Barat, bahwa Corona itu ada, nyata dan tidak perlu ditakuti tetapi patut diwaspadai dengan mentaati protocol kesehatan yang dianjurkan pemerintah dari pusat hingga daerah.
Selama masa isolasi dan perawatan mandiri di rumahnya, Markus Waran, pasien corona yang sembuh, harus berjuang melawan virus corona yang menjangkiti tubuhnya selama 14 hari.
Ini pengakuannya kepada wartawan, yang ditemui Selasa (6/10/2020) di RS AL dr Azhar Zahir Manokwari sebelum melakukan pemeriksaan kesehatan sebagai syarat mengikuti Pilkada bupati Manokwari Selatan 9 Desember 2020 nanti.
Sejak beberapa waktu lalu, tanggal 26 September saya dengan inisiatif sendiri melakukan pemeriksaan apakah termasuk dalam COVID atau tidak, ternyata saat itu saya positif, kemudian saya karantina selama 14 Hari, dalam masa karantina saya berterima kasih kepada masyarakat Manokwari Selatan, terutama keluarga, para medis, dokter yang saat itu, setelah dinyatakan positif saya diberikan obat dan suplemen dan dikarantina.
Insisiatif saya jalani karantina mandiri di kediaman saya di Oransbari Manokwari Selatan sampai dengan waktu yang ditentukan dan melakukan sweb tes ulang ke dua kali masih tetap positif itu di Rumah Sakit Umum Provinsi Manokwari.
Setelah itu, saya melakukan sweb lagi di Kabupaten Teluk Bintuni yang ketiga masih juga positif, swab tes yang keempat baru negatif.
Sedangkan Rumah Sakit Bintuni kedua sudah negatif, sehingga hari ini mereka keluarkan surat keterangan bahwa sebagai calon bupati saya sudah dinyatakan negatif dari COVID-19.
Untuk itu hari ini saya bersama pak wakil akan mengikuti tahapan selanjutnya dari KPU Kabupaten Mansel untuk pemeriksaan kesehatan lengkap nanti tanggal 8 baru kita pencabutan nomor undian.
Jadi memang pada saat itu saya tidak merasa gejala sama sekal, karena mungkin saya imunnya kuat itu kata dokter, jadi saya msuk katagori Orang Tanpa Gejala (OTG),
Apa yang dialami pak saat kena COVID-19? Memang pada saat saya kena (tertular, red) COVID ini memang saya punya pernapasan sesak, tetapi Puji Tuhan suplemen yang diberikan, obat dan vitamin saya istirahat teratur dan sembuh, untuk itu pada kesempatan ini saya mau mengimbau kepada public.
Jangan takut dengan COVID-19, saya katakan jangan takut, kenapa ? Kita tidak usah takut, yang penting kita mau melakukan apa yang diimbau pemerintah pertama: 3M itu mari kita jalani.
Jaga jarak, cuci tangan pakai masker dan lain sebagainya yang sudah disarankan, sudah diimbau mari kita jalani sehingga kita memutus mata rantai COVID-19 ini, agar kita semua di Papua Barat di Indonesia dengan mentaati, mematuhi peraturan menjaga jarak 3M yang sudah dibawa pemerintah maka niscaya kita sama-sama menyelamatkan masyarakat Indonesia di persada nusantara dari COVID-19.
Saya sebagai pasien COVID-19, mengatakan memang kita harus punya kesadaran sendiri, pertama mencuci tangan sebelum melakukan aktivitas apapun, kedua pemakaian masker, yang ketiga menjaga jarak pada saat berkumpul yang kapasitasnya lebih dari satu atau dua orang.
Calon bupati Manokwari Selatan Markus Waran (kiri) dan calon wakil bupati Manokwari Selatan (kanan) persiapan menuju ruang pemeriksaan untuk menjalani pemeriksaan, Selasa (6/10/2020) di RS TNI AL, Azhar Zahir Manokwari. PAPUADALAMBERITA. FOTO: rustam madubun
Sehingga kita terhindar dari COVID-19 dan benar COVID-19 ada, ada. Puji Tuhan dengan mengikuti arahan dokter saya pun mendapat mukjizat untuk sembuh, negatif tetapi tetap menjalankan 3M yang sudah diamanatkan presiden.
Yang pertama menyatakan saya negatif adalah Rumah Sakit Bintuni tepat hari Sabtu dan hari Ahad malam dari provinsi juga menyatakan saya negatif dua-dauanya menyatakan negatif.
Sehingga dua surat keterangan dari lab (laborotorium, red) pemeriksaan yang berbeda menjadi kekuatan mengatakan bahwa negatif untuk melaporkan ke KPU mengikutkan tahapan selanjutnya.
Bagaimana dengan stigma masyarakat terhadap virus ini menganggap bahwa positif negatif negatif ?
Saya selaku pasien COVID-19 menyampaikan kepada masyarakat, bahwa stigma yang menyatakan kita di Papua ini mandi air garam dan sebagainya, saya akui bahwa imun kita memang kuat tetapi tubuh kita lemah.
Jadi jangan kita bergantung dengan stigma-stigma yang ada karena kita punya alam yang baik di sehingga kita tidak takut dengan COVID-19. Tetapi mari kita waspada kita patuhi dan kita taati imbauan pemerintah baik itu pemerintah pusat, pemerintah provinsi maupun pemerintah kabupaten dan kota dan juga dari tokoh tokoh yang ada di lingkungan kita.
Sehingga kita memutus mata rantai COVID-19 ini, jangan kita dengan adanya stigma itu terus kita malas tahu, tapi kita ingat, dokter kita yang ada di Indonesia ini terbatas, petugas medis kita pun terbatas, sehingga kepada masyarakat yang ada di Papua Barat bumi Kasuari dan Cenderawasih mari kita amankan bumi cenderawasih dan burung kasuari dari COVID.
Apakah keluarga semua sudah dites swab? Keluarga saya kebetulan di Malang, anak istri di sana. Saya punya ajudan sama sopir di swab tapi negatif, saya sendiri yang positif. ”Puji Tuhan sekrang saya sudah negatif”.(tam)