Papua Barat

Pembangunan Pabrik Pakan Ternak  Menekan Kenaikan Harga Telur dan Inflasi Daerah, Akan Dibangun di Masni

109
×

Pembangunan Pabrik Pakan Ternak  Menekan Kenaikan Harga Telur dan Inflasi Daerah, Akan Dibangun di Masni

Sebarkan artikel ini

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Perindag) Papua Barat,  George Yarangga ditemui wartawan Selasa (6/3/2021) di SwissBell Hotel Manokwari. PAPPUADALAMBERITA. FOTO: RUSTAM MADUBUN

PAPUADALAMBERITA.COM. MANOKWARI – Setiap jelang perayaan hari raya keagamaan salah satu keluhan klasik adalah kelangkaan dan tingginya harga telur dipasaran. Kondisi tersebut punya andil besar memicu terjadinya inflasi daerah.

Mengatasinya,  harus dibangun pabrik pakan ternak di Manokwari. Lahannya sudah ada, bahan bakunya tersedia,anggarannya sudah di ajukan ke Bappenas, semoga terealisasi. Pengajuan itu merujuk pada Undang-undang Nomor 09/tahun 2020 tentang percepatan pembangunan di Papua dan Papua Barat.

‘’Masalah kelangkaan telur dari tahun ke tahun menjadi persoalan. Kami punya staf setiap hari mencatat harga bahan pokok di pasar Sanggeng maupun Pasar Wosi, Manokwari memang hal ini  (kelangaan, red) menjadi persoalan di setiap waktu,’’ ujar Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Perindag) Papua Barat George Yarangga yang ditemui wartawan Selasa (6/3/2021) di SwissBell Hotel Manokwari.

Kepala Dinas Perindag Papua Barat mengataklan, untuk menjawab hal ini Manokwari harus ada industri pabrik pakan  ternak.

‘’Kita sudah mengusulkan, mendorong atas hasil kajian yang dilakukan Fakultas Peternakan, Universitas Papua (Unipa) Manokwari  yang bekerja sama bekerjasama dengan dinas perindustrian dan koperasi Papua Barat. Kami mendorong untuk membangun pabrik pakan ternak unggas, Kami sudah bawa proposal itu ke Bappenas dan pak gubernur (Drs Dominggus Mandacan, red)  Bappenas pada Februari kami berharap bisa didorong berdasarkan Inpres nomor: 09 tahun 2020 tentang percepatan pembangunan Papua dan Papua Barat,’’ jelas Kepala Perinda Papua Barat.

George Yarangga mengharapkan di tahun 2022 pembangunan pabrik pakan ternak itu sudah masuk di Manokwari.

‘’Diharapkan Tahun 2022,  usulan kami bisa masuk. Kkenapa kami mengusulkan (pembangunan pabrik pakan ternak, red)? Karena dengan adanya industri pakan ternak, bisa menekan harga pakan sampai 67% yang selama ini dari di Surabaya,’’ kata George Yarangga.

Yarngga mengatakan, petani ternak ini teriak-teriak selalu mengeluh tentang harga pakan ternak, rencana pembangunan pabrik pakan ternak ini  jangan hanya wacana.

‘’Kami berharap dan pak gubernur sudah merekomendasikan dam usulkan anggaranya masuk ke APBD APBN,  ini  kita melihat peluang dari Inpres nomor 9 tahun 2020 itu. Kemudian,  bahan baku tersedia,  dari dinas pertanian mengatakan jagung siap,  kedelai siap, sagu siap, kepala ikan menjadi bahan baku dari pakan ternak juga memadai,’’ sebut Yarangga.

Menurut Yarangga kapasitas produksi pabrik pakan teternak itu dapat memprodukesi 20 ton per hari dengan mempekerjakan sekitar 100 tenaga kerja.

‘’Ini kan multiplayer effect. Selain dapat memberikan peluang tenaga kerja, juga jika industri ini berjalan jalan harga telur bisa terkendali,  karena kalau kita punya pabrik pakan disini,  peternak kita tidak perlu datang kan pakan ternak dari luar Papua Barat, sehingga kita berharap kalau usulan ini Jadi , ini bisa kita menekan yang menyumbang inflasi,’’ ucap Yarangga.

Kepala Perindag Papua Barat,  George Yarangga Selasa (6/3/2021) di SwissBell Hotel Manokwari. PAPPUADALAMBERITA. FOTO: RUSTAM MADUBUN

Lanjut Yarangga, sehingga tidak tiap Setiap tahun bicara ini (kenaikan harga telur, red) berulang-ulang, sehiungga di harpkan ada dorongan untudari Bappenas.

‘’Krena tanah (untuk lahan pembangunan pabrik, red) juga sudah siap,  ada sekitar dua setegah hektar di daerah Masni, Kabupaten Manokwari. Kami berharap proposal yang sudah masuk menjadi perhatian pemerintah pusat untuk mendorong membangun pabrik pakan ternak di Manokwari, Papua Barat,’’ jelas Yarangga.

Untuk menghadapi kehadiran pabrik pakan ternak ini, pemerintah daerah harus mempersiapkan sumber daya manusia, karena SDM harus siap mengelola pabrik pakan.

Untuk mengelola pabrik pakan ternak perlu penanganan serius pemerintah dan yang pengelolanya oleh perusahaan daerah.

‘’Tentunya harus memakai orang professional. Pasti pihak ketiga yang mengelola, pemerintah daerah hanya mengusulkan, yang kami bicarakan ini perusahaan daerah yang kelola,’’ tambah Yarangga.

‘’Sehingga anggarannya juga masuk untuk APBD provinsi,  sekaligus pemberdayaan tenaga kerja asli Papua Barat.

Merujuk pada Undang-undang Nomor:09 tahun 2020 tentang percepatan pembangunan Papua dan Papua Barat harus dibangun (pabrik pakan ternak, red) karena ini untuk kesejahteraan masyarakat Papua Barat.

Dalam perencanaan pembangunan pabrik pakan ternak pemerintah Provinsi Papua Barat mengusulkan sekitar Rp60 miliar.

‘’Kami ajukan sekitar 60 miliar  rupiah, tetapi ini kembali kepada kementerian lewat Bappenas yang didorong ke menteri pendustrian. Yang pasti bahwa kita menggunakan Inpres nomor : 9 tahun 2020 tentang percepatan pembangunan Papua dan Papua Barat. Kami berharap harus ada wujudnya  yang kelihatan , potensi kita ada,  bahan bak siap,  lahan kita sudah clear.  Terus kalau tidak terealisasi itu kenapa?,’’ tanyanya.(tam)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *