
PAPUADALAMBERITA.COM, JAKARTA – Pemilihan umum (pemilu) pada 17 April 2019 telah usai
dan saat ini pihak-pihak yang berkepentingan sedang menunggu hasil penghitungan
resmi dari Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Penyelenggaraan pesta demokrasi kali ini tergolong rumit karena masyarakat
secara bersamaan harus memilih presiden serta para wakil rakyat di DPR,
DPRD Provinsi/Kota maupun DPD.
Kerumitan pemilu juga dukung oleh panasnya kondisi sosial politik dalam
beberapa tahun terakhir serta keraguan kedua belah pihak yang berkompetisi atas
kesiapan logistik KPU dalam mengadakan acara akbar ini.
Meski demikian, pemilu yang terbukti berjalan lancar dan tidak mengalami
gangguan keamanan memberikan optimisme kepada pengusaha maupun investor
terhadap keberlangsungan ekonomi Indonesia dalam jangka panjang.
Salah satu indikator optimisme itu terlihat dari menguatnya indeks harga
saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), pada pembukaan Senin pagi
(22/4), usai penyelenggaraan pemilu yang berjalan damai.
IHSG dibuka menguat 3,87 poin atau 0,06 persen ke posisi 6.511,09. Sementara
kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak naik 0,88 poin atau 0,09
persen menjadi 1.031.
Kepala Riset Valbury Sekuritas Alfiansyah mengatakan sentimen pelaku pasar terhadap
hasil pemilu, yang disertai oleh laporan laba perusahaan pada triwulan I-2019,
bisa menjadi katalis positif dan mendukung bagi IHSG untuk bergerak ke zona
hijau.
Penyelenggaraan pemilu 2019 ini telah menjadi perhatian investor, karena
sebelumnya pesta demokrasi dinilai menimbulkan ketidakpastian, sehingga membuat
investor mengambil sikap “wait and see”.
Oleh karena itu, usai pemilu diperkirakan kepercayaan investor akan kembali
sebab perekonomian akan berjalan di bawah kendali pemimpin terpilih, yang
berarti dalam lima tahun ke depan, akan ada kebijakan-kebijakan pasti yang
diusung pemerintah.
“Hal ini menimbulkan kepastian bagi investor. Selain itu, investor akan
melihat bagaimana kebijakan pemerintah terpilih bisa menangani masalah
struktural di Indonesia,” ujar Alfiansyah.
Stabilitas terjaga.
Peneliti Insitute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima
Yudhistira mengatakan tidak ada yang perlu dikhawatirkan dengan pelaksanaan
pemilu terhadap stabilitas ekonomi makro karena pelaku pasar sudah
mengantisipasi sejak jauh-jauh hari.
Siapapun yang menang dalam pesta demokrasi, pelaku pasar lebih berfokus pada
stabilitas keamanan dan saat ini masih terbilang kondusif.
Kondisi tersebut, yang menyebabkan kepercayaan pelaku pasar cukup bagus, salah
satunya tren IHSG positif naik, meskipun investor asing cenderung menahan beli
bersih (net buy) selama pemilu.
Bhima menuturkan kepercayaan asing juga didorong Indonesia masih menjadi pasar
yang prospektif dengan pertumbuhan ekonomi rata-rata lima persen di tengah
guncangan perekonomian global.
Geliat investor asing juga kembali muncul, karena dari Indonesia mempunyai
keunggulan dari sisi demografi yaitu memiliki banyak penduduk dengan usia
produktif.
Dengan kondisi itu, diperkirakan para pelaku pasar keuangan akan kembali aktif
atau tancap gas di bursa saham setelah terdapat penghitungan resmi pemilu 2019.
“Ini pasar yang masih bagus, kalau kita lihat kecenderungan ekonomi global
sedang melemah, banyak dana asing negara larinya ke ‘emerging market’, salah
satunya Indonesia,” kata Bhima.
Dalam kesempatan terpisah, pelaku pasar modal Hendra Martono Liem mengatakan
sejumlah pelaku pasar saham mulai mengambil posisi beli seiring dengan kondisi
keamanan yang dalam keadaan baik usai pemilu.
CEO PT Arah Investasi Mandiri itu menjelaskan saat ini tidak ada kecemasan
dalam diri pelaku pasar untuk berinvestasi di pasar modal, sehingga IHSG pada
akhir 2019 berpotensi menuju level 7.100 poin.
Diperkirakan investor mempunyai harapan terhadap program pembangunan
infrastruktur yang kembali berlanjut dan mampu mempengaruhi saham pada sektor
konstruksi dan keuangan.
Kendati demikian, Hendra Martono Liem mengingatkan agar investor tetap waspada
terhadap aksi ambil untung ketika harga saham bergerak naik.
Direktur Strategi Investasi dan Kepala Makroekonom Bahana TCW Investment
Management Budi Hikmat ikut mengingatkan agar investor tidak terlena dengan
sentimen pemilu karena masih terdapat sentimen lainnya yang mempengaruhi
kondisi pasar modal.
Sentimen lain yang juga harus diperhatikan diantaranya laporan kinerja keuangan
emiten, kebijakan pemerintah dalam perbaikan defisit transaksi berjalan hingga
kabinet baru di pemerintahan mendatang.
“Sentimen-sentimen itu cukup mempengaruhi investor menanamkan dananya di
pasar modal,” katanya.
Masuknya investasi
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menyakini investasi
akan masuk ke Indonesia setelah pergelaran pemilu usai, tidak hanya ke bursa
saham, namun juga penanaman modal langsung.
Sebagai upaya mempersiapkan masuknya modal tersebut, pemerintah telah
memperbaiki iklim investasi dengan membuat sistem pelayanan terpadu (OSS) sejak
pertengahan 2018 dan menyiapkan berbagai insentif pajak.
Tidak hanya itu, pemerintah juga berupaya mendorong kinerja ekspor yang
mengalami kelesuan karena berkurangnya permintaan dari negara-negara utama
tujuan ekspor.
Dalam kondisi ekonomi global yang masih diliputi ketidakpastian, pemerintah
berupaya agar kinerja ekspor dalam neraca perdagangan tetap positif, agar Indonesia
tidak dianggap sebagai negara yang berisiko.
Dengan upaya pembenahan dalam investasi dan ekspor, maka pemerintah bisa
memperkuat pertumbuhan ekonomi, yang selama ini sebagian besar disumbangkan
oleh konsumsi domestik.
Sementara itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memberikan gambaran umum
mengenai kondisi ekonomi ke depan usai penyelenggaraan pemilu yang berlangsung
tanpa gangguan berarti.
Para pemangku kepentingan ekonomi di dunia saat ini berharap Indonesia dapat
melewati keseluruhan proses pesta demokrasi dengan damai dan melanjutkan
kemajuan ekonomi yang telah dicapai.
Meski demikian, pemerintah masih mempunyai pekerjaan rumah untuk memperbaiki
masalah fundamental ekonomi Indonesia, antara lain pemerataan ekonomi,
peningkatan produktivitas, peningkatan daya kompetisi masyarakat, dan
antisipasi pelemahan ekonomi global.
Sri Mulyani mengharapkan pemimpin maupun anggota legislatif yang terpilih dapat
mengedepankan kepentingan rakyat, mempunyai tata kelola yang baik,
menghilangkan korupsi, menciptakan pemerataan dan kesejahteraan dan mau
memajukan Indonesia.
“Jadi siapapun terpilih mereka mengemban dan menjalankan amanat yang
dititipkan masyarakat kepada mereka,” ujarnya.
Melalui pelaksanaan pemilu yang berjalan lancar, maka pelaku usaha maupun
pemerintah makin optimistis bahwa kinerja ekonomi dapat makin baik di masa
depan.
Penanganan kegiatan ekonomi itu tidak hanya didukung oleh kebijakan yang
memadai namun juga sinergi yang kuat dan saling berkesinambungan antar pemangku
kepentingan.(antara/pbd)