Papua Barat

Puasa Ramadhan: Meningkatkan Ketakwaan dan Kesehatan

359
×

Puasa Ramadhan: Meningkatkan Ketakwaan dan Kesehatan

Sebarkan artikel ini
Ustadz H Siwi Pribadi dalam khutab jelang sholat tarawih hari ke 7 Puasa Ramadhan, di MAsjid Nurul Fatah Manokwari, Jumat (7/3/2025). FOTO: RUSTAM MADUBUN.PAPUADALAMBERITA
Print

PAPUADALAMBERITA.COM.MANOKWARI – Ustadz Hayu Siwi Pribadi dalam khotbah jelang sholat tarawih di Masjid Nurul Fatah, Manokwari mengajak jamaah untuk memperbanyak ibadah dan menjaga ketakwaan selama bulan puasa.

Dalam kesempatan tersebut, Ustadz menyampaikan manfaat puasa yang tidak hanya bersifat spiritual, tetapi juga berpengaruh positif terhadap kesehatan.

“Kita salat tarawih pada malam hari ini untuk bisa meningkatkan ketakwaan kita, ” ujar Ustadz Hayu dalam tauzianya di Puasa hari ke 7 Ramadhan 1446 Hijriah di Masjid Nurul Fatah Reremi Puncak Manoriang, Manokwari Jumat (7/3/2025).

Ustadz menjelaskan bahwa bulan puasa memiliki banyak kemuliaan dan hikmah yang bisa diambil, salah satunya adalah manfaat kesehatan dari berpuasa.

Lanjut Ustadz Hayu, seraya merujuk pada hasil penelitian yang menunjukkan bahwa orang yang berpuasa mengonsumsi kalori lebih sedikit dan memanfaatkan waktu puasa untuk memperbaiki metabolisme tubuh.

Menurutnya, puasa juga mengajarkan kita untuk merasakan penderitaan orang-orang yang kurang mampu, seperti saudara-saudara kita di Palestina dan Gaza yang bahkan kesulitan mendapatkan air minum.

Ia juga mengutip temuan seorang profesor dari Jepang yang menjelaskan bahwa tubuh manusia melakukan proses yang disebut “Aautofagi”, yaitu mekanisme pembersihan sel-sel tubuh dari zat-zat yang tidak berguna.

“Autofagi ini terjadi selama puasa, ketika tubuh mulai mengolah sel-sel yang rusak dan menjadikannya sebagai sumber energy,” jelas Ustadz Hayu.

Lebih lanjut, Ustadz Hayu mengungkapkan bahwa puasa yang dilakukan dengan benar dapat meningkatkan kecerdasan, fokus, dan semangat, yang pada gilirannya akan membantu umat Islam dalam berkarya dan beribadah dengan lebih baik.

“Tubuh kita terdiri dari 70% cairan, dan bumi ini 90% juga terdiri dari air. Makanya, kita sangat membutuhkan air untuk kelangsungan hidup,” tambahnya.

Ia menjelaskan bahwa setelah berpuasa, tubuh akan menggunakan cadangan energi dari hati, dan kemudian mencari protein.

Jika tubuh tidak mendapat makanan, sel-sel yang sudah rusak akan diolah dan dimanfaatkan kembali, yang pada akhirnya dapat membawa perubahan positif pada tubuh manusia.

Namun, Ustadz Hayu mengingatkan bahwa ada beberapa syarat untuk memperoleh manfaat puasa secara maksimal.

“Makanan kita juga harus dijaga, pola hidupnya juga harus dijaga, dan pola makan harus diperhatikan. Kurangi makanan berminyak dan santan,” ungkapnya.

Ustadz juga menekankan pentingnya menjaga pola tidur, terutama setelah sahur.

“Jika biasa tidur setelah sahur, ini bisa menjadi masalah. Para ulama pun mengatakan hal ini perlu diperhatikan, “kata beliau.

Oleh karena itu, disarankan untuk tidur setelah Syuruq agar tubuh tetap sehat dan bugar.

Syuruk adalah akhir waktu Subuh yang dimulai saat fajar pertama kali terlihat di horison timur dan berakhir ketika matahari mulai terbit.

“Memang, salah satu hal yang menyenangkan selama bulan Ramadan adalah tidur, namun kita harus tetap menjaga kesehatan tubuh agar puasa kita bermanfaat, baik untuk fisik maupun spiritual,” pesannya.

Melalui khotbah ini, jamaah dapat mengambil hikmah dari puasa tidak hanya sebagai ibadah spiritual, tetapi juga sebagai sarana meningkatkan kualitas hidup yang lebih sehat dan penuh ketakwaan.(rustam madubun)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *