Paulus Waterpauw dan Assisten II Setda Papua Barat menyapa anak-anak saat ibadah Minggu bersama Jemaat GKI Nazaret Fanindi Pantai, Manokwari, Ahad (3/9/2023. FOTO: DOKUMENTASI PRIBADI.
PAPUADALAMBERITA.COM.MANOKWARI – Pejabat Provinsi Papua Barat yang satu ini selalu mengingatkan warganya tentang dua isu kursial.
Ia tidak mengenal lelah menyuarakan tentang kemiskinan ekstrim dan stunting yang masih menghantui banyak anak-anak di provinsi yang Ia pimpin.
Pejabat itu adalah, purnawairawan polisi yang menyangdang tiga bintang di pundaknya, yaitu Komjen Pol Drs Paulus Waterpauw MSI.
Paulus Waterpauw memiliki kepedulian besar terhadap nasib anak-anak dan warganya yang kurang beruntung di sekitarnya.
Setiap kali senggang dari pekerjaannya, Waterpauw berkeliling ke pemukiman dan berinteraksi dengan orang-orang di sana.
Ia mengetahui, bahwa anak-anak itu korban kemiskinan ekstrim yang hidup dalam lingkungan yang sulit dan keterbatasan.
Suami dari Roma Megawanty Pasaribu Ketua TP PKK Papua Barar ini percaya, bahwa pendidikan kunci memecahkan siklus kemiskinan.
Diberbagi kesempatan Ia terus memotivasi, membawa pesan pendidikan kepada anak-anak untuk terus belajar prilaku hidup sehat meski dalam keterbatasan.
Ia juga mengingatkan isu stunting sangat mempengaruhi perkembangan anak-anak di provinsi Papua Barat.
Seperti halnya ketika ibadah Minggu bersama Jemaat ( GKI ) Nazaret Fanindi Pantai, Kabupaten Manokwari, Ahad 3 September 2023.
Di kesempatan baik itu, Gubernur Waterpauw, memberikan penjelasan tentang kemiskinan ekstrim dan stunting yang saat ini tengah menjadi konsentrasi pemerintah daerah.
“Masyarakat membiasakan diri meningkatkan pendapatan dengan berupaya mandiri, menggarap, mengelola sumber daya yang ada,” ujar gubernur.
Waterpauw mengingatkan warga resiko dan penyebab stunting yang menghambat pertumbuhan anak-anak.
Dimana 45% penyebab stunting di Papua Barat adalah pernikahan dini.
Selaku penjabat gubernur Ia menyadari betapa pentingnya gizi yang baik bagi pertumbuhan, perkembangan fisik anak-anak Papua Barat.
“Kita di Papua Barat, 45% penyebab stunting adalah pernikahan dini. Oleh sebab itu, mulai sekarang kita harus wajib mengikuti ketentuan aturan dan norma-norma yang berlaku,’’ pesan gubernur.
‘’Karena apa, akibat dari kebiasaan mengikuti tradisi adat berupa ikatan perkawinan dini, ini masalah bagi generasi penerus kita,”jelas Pj Gubernur.
Kata Waterpauw kalau anak-anak tidak tumbuh dengan baik jangan harap orang tua di hari tua akan tenang hidupnya.
Ia berpesan, untuk itu, tumbuh kembang anak-anak dengan mental dan fisik yang kuat, gizinya dimulai dari sekarang.(tam)