Papua Barat

Tinggalkan Prasangka

205
×

Tinggalkan Prasangka

Sebarkan artikel ini
Print
  • Pemred Papuadalamberita.com.Rustam Madubun. FOTO: REZAL.
  • ARTIKEL OLEH: Rustam Madubun

PAPUADALAMBERITA.COM.MANOKWARI – Sawang sinawang adalah sebuah ungkapan dalam bahasa Jawa yang berarti saling memandang atau saling melihat, tetapi sering digunakan dengan makna yang lebih mendalam, yaitu saling mencurigai atau melihat sesuatu secara negatif satu sama lain.

Ungkapan ini menggambarkan situasi di mana dua pihak saling melihat atau mengamati dengan penuh kecurigaan atau prasangka, sehingga menciptakan ketegangan atau perasaan tidak nyaman.

Secara harfiah: Sawang berarti “melihat” atau “memandang”.

Sinawang adalah bentuk kata kerja yang artinya “terlihat” atau “teramati”.

Dalam konteks sosial,  sawang sinawang sering digunakan untuk menggambarkan ketegangan atau perasaan saling tidak percaya antar individu atau kelompok yang saling mengawasi atau memandang dengan prasangka buruk.

Ungkapan ini bisa digunakan dalam berbagai situasi, seperti di lingkungan kerja, politik, atau masyarakat, ketika ada ketidakpercayaan atau ketegangan antar pihak.

Lawan dari sawang sinawang adalah “rukun” atau “saling percaya”.

Jika sawang sinawang menggambarkan saling mencurigai atau melihat satu sama lain dengan prasangka negatif, maka lawannya adalah situasi di mana orang-orang saling memahami, menghormati, dan mempercayai tanpa kecurigaan.

Dalam konteks ini, lawan dari sawang sinawang adalah kerukunan atau harmoni, di mana hubungan antar individu atau kelompok terjalin dengan baik dan penuh kepercayaan.

Beberapa ungkapan atau kata yang bisa menggambarkan lawan dari sawang sinawang adalah:

  • Rukun (hidup berdampingan dengan damai dan tanpa konflik)
  • Saling percaya (memiliki kepercayaan satu sama lain)
  • Gotong royong (bekerja sama dengan semangat kekeluargaan)
  • Harmonis (terjalin dengan hubungan yang seimbang dan saling mendukung)

Situasi yang tidak penuh dengan sawang sinawang adalah ketika masyarakat atau individu bisa bekerja sama dengan baik, tanpa ada rasa curiga atau prasangka buruk.

Sudahi perseteruan, akhiri sawang sinawang. Saatnya merangkul, membangun harmoni, bekerja bersama untuk kemajuan bersama.

Tinggalkan prasangka, yakin bahwa kepercayaan itu mulia dan mahal, ayo wujudkan kedamaian demi masa depan Manokwari, Manokwari Selatan, Pegunungan Arfak, Teluk Bintuni, Teluk Wondama, Fakfak, Kaaimana dan Provinsi Papua Barat yang lebih baik.

Tinggal beberapa hari lagi kita akan memasuki tahun 2025, sebuah momen yang penuh harapan dan peluang baru.

Di tengah persiapan pelantikan kepala daerah, marilah kita sambut dengan hati yang baru dan semangat baru untuk Papua Barat yang lebih baik.

Saatnya kita lupakan perseteruan masa lalu, saling merangkul, dan bekerja bersama membangun daerah ini dengan penuh kedamaian dan kerjasama.

Papua Barat siap melangkah maju dengan kepemimpinan yang membawa perubahan positif  bagi seluruh masyarakatnya di tujuh kabupaten dan satu provinsi.(*)

Penulis: Pemred Papuadalamberita.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *