Papua Barat

Vaksinasi Masih Rendah, Pasien Sembuh Naik, Sebabnya? Ini Kata Epidemiologi

58
×

Vaksinasi Masih Rendah, Pasien Sembuh Naik, Sebabnya? Ini Kata Epidemiologi

Sebarkan artikel ini

Ilustrasi dosis vaksin Covid-19. PAPUADALAMBERITA. FOTO: RUSTAM MADUBUN

PAPUADALAMBERITA.COM. MANOKWARI – Capaian vaksinasi Covid-19 Provinsi Papua Barat yang terupdate sampai 24 Maret 2022, dosis pertama capai 485.196 (60,8%) dari sasaran 797.402,  dosis kedua mencapai 331.054  (41,5%), dosis ketiga mencapai 32.438 (4,1%).

Baca juga: Dokter di Papua Barat Ini Sudah Disuntik Vaksinasi 11 Kali, Maunya 15 Kali

Sedangkan orang yang sembuh dari COVID-19 di Papua Barat hingga Selasa (29/3/2022) menunjukan peningkatan, data terupdate per 29 Maret 2022 menyebutkan, yang positif 31.295 orang atau 8.1 persen. Sedangkan yang sembuh 30.815 orang atau 98,5 persen.

Magister epidemiologi, dokter Arnold Tiniap, M.Epid mengatakan, kalau mau memahami tentang keterpaparan masyarakat, kadang tidak bisa pastikan apakah masyarakat secara alami sudah terpapar duluan dengan virus.

‘’Prinsip vaksinasi itu sebenarnya “sengaja” memasukkan kuman yang dilemahkan, kemudian tubuh mengenal, membentuk anti bodi. Sehingga apabila satu saat kuman yang sama masuk tubuh sudah siap melawan dia (virus, red),’’ ujar Arnold Tiniap yang ditemui wartawan di ruang kerjanya di RSUD Papua Barat, Selasa (29/3/2022).

Kata Tiniap, dalam situasi pandemi, karena sebagian masyarakat tidak diperiksa dan protokol kesehatan yang tidak terlalu optimal, dapat disimpulkan sebagian masyarakat terpapar.

‘’Cuman mereka yang diperiksa dan positif itu pelaku perjalanan, kemudian mereka yang ada keluhan, mereka periksa diketahuilah dia positif, juga pada saat berangkat diperiksa ketahuan positif, atau karena ada anggota keluarga positif kemudian di tracing (pelacakan kontak, red),‘ ’ujarnya.

Menurutnya, sebenarnya sebagian masyarakat sudah terpapar, dengan keterpaparan ini secara alami menimbulkan kekebalan tubuh, jadi tanpa divaksin, secara alami sudah ada kekebalan.

‘’Secara prinsip bisa kita lakukan seperti itu, tidak divaksin masyarakat dibiarkan terpapar, berapa negara melakukan itu,  kemudian timbul kekebalan,namun cara seperti itu secara etik kesehatan tidak etis, dan tidak bisa dilakukan,” ujarnya.

Lanjutnya, karena perkembangan ilmu kedokteran, dibuatlah virus dengan dosis lebih kecil, dan disuntikkan.

Dokter Arnld Tiniap, M.Epid yang ditemui wartawan di ruang kerjanya, Selasa (29/3/2022). PAPUADALAMBERITA. FOTO: RUSTAM MADUBUN

‘’Itulah yang menjawab kenapa vaksinasi rendah, tetapi penderita Covid-19 turun, karena sebagian besar masyarakat terpapar secara alami,’’.

Sehingga, itu menjawab, bahwa rendanya vaksinasi di satu wilayah, tetapi angka kematian, angka kesakitan rendah, karena sebagain besar sudah terpapar secara alami, dan imunitasnya secara alami juga sudah terbentuk.

Untuk memastikan itu diperlukan penelitian, tetapi dengan situasi kasus delta yang menyebar secara sporadis, kemudian omicron lagi, menunjukan sebagian besar warga sudah terpapar.(tam)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Maaf Tidak Bisa Dicopy !!