Nasional

Wamenkes : Belum Ada Kejadian Ikutan Berat Pasca Imuniasasi

246
×

Wamenkes : Belum Ada Kejadian Ikutan Berat Pasca Imuniasasi

Sebarkan artikel ini
Print

Wamen Kementrian Kesehatan RI (kanan). PAPUADALAMBERITA. FOTO: BIRO KOMUNIKASI dan PELAYANAN MASYARAKAT DEPKES RI

PAPUADALAMBERITA. COM. MANOKWARI – Sejauh pelaksanaan vaksinasi bagi Lansia belum ada Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) yang berat. Hanya gejala ringan yang dialami Lansia pasca vaksinasi COVID-19 demikian yang dirilis Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, drg. Widyawati, MKM dalam laman Kementrian Kesehatan RI.

Wakil Menteri Kesehatan RI dr. Dante Saksono Harbuwono mengatakan tidak ada laporan untuk KIPI. Namun ada beberapa komorbid atau penyakit penyerta terutama hipertensi yang menyebabkan tertundanya pemberian vaksinasi.

Terkait hal itu, ia menjelaskan sudah dilakukan relaksasi batas tekanan darah yang sebelumnya di bawah 140 menjadi 180 boleh divaksinasi.

“Mengenai KIPI, sejauh ini belum ada kejadian KIPI yang berat namun kejadian KIPI memang ada itu angkanya 4,2 per 1 juta vaksinasi. Jadi sangat rendah sekali kejadian KIPI nya biasanya berupa gatal-gatal ringan tapi tidak ada KIPI yang berat di keseluruhan vaksinasi,” Katanya saat meninjau pelaksanaan vaksinasi massal bagi Lansia di Balai Besar Pelatihan Kesehatan (BBPK) Jakarta, Jumat (5/3).

Terkait platform vaksin yang dipakai tidak hanya Sinovac tetapi ada platform lain yang akan didatangkan ke Indonesia antara lain Pfizer, Novavax, dan Astrazeneca.

Dr. Dante menekankan vaksinasi COVID-19 ini terus diupayakan selesai sampai waktu yang ditargetkan, yakni sampai akhir tahun 2021. Untuk mengejar target tersebut pelaksanaan vaksinasi harus diubah menjadi sebuah gerakan bukan lagi program.

Gerakan vaksinasi mengharuskan semua elemen masyarakat ikut andil mensukseskan vaksinasi sesuai waktu yang ditetapkan, mulai dari pihak swasta, asosiasi-asosiasi, hingga keluarga ikut membantu gerakan vaksinasi.

“Jadi gerakan vaksinasi ini percepatannya tidak secara eksklusif oleh Kemenkes tapi oleh seluruh masyarakat karena narasinya bukan lagi sebagai program tapi gerakan nasional secara bersama,” tutur dr. Dante.(rls/tam)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *