PAPUADALAMBERITA.COM.MANOKWARI – Asisten II Bidang Pemerintahan Kesra dan Otonomi Khusus Setda Papua Barat, Melkias Werinussa, SE., MH, menjelaskan bahwa Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Papua Barat tengah berupaya keras untuk menekan angka inflasi.
Baca juga: Tantangan Pengelolaan Data Kependudukan di Papua Barat, Menurut Kepala Disdukcapil
Sesuai update ekonomi Papua Barat berdasarkan rilis dari BPS periode Oktober 2024, Papua Barat mengalami deflasi sebesar -0,59% (mtm), dengan inflasi tahunan mencapai 2,05% (yoy).
Dalam upaya tersebut, pihaknya menargetkan bisa mencapai deflasi dalam dua bulan ke depan guna memenuhi target nasional yang mengharuskan angka inflasi berada di bawah 3 persen.
Dalam penjelasannya, Melkias Werinussa menyebutkan bahwa pada bulan Oktober ini, Sesuai update ekonomi Papua Barat berdasarkan rilis dari BPS periode Oktober 2024, Papua Barat mengalami deflasi sebesar -0,59% (mtm), dengan inflasi tahunan mencapai 2,05% (yoy).
‘’Angka inflasi Year on Year (YoY) Papua Barat tercatat sebesar 2,05%. Angka ini, menurutnya, masih berada dalam batas toleransi inflasi, yaitu di bawah angka 3%,’’ jelas Melkias Werinussa yang di temui wartawan di Hotel Aston Manokwari, Selasa (19/11/2024).
‘’”Namun, kami harus tetap hati-hati dan menjaga angka ini agar tidak melampaui angka 3%, karena jika sudah melebihi, maka kami akan kesulitan memenuhi syarat yang ditetapkan oleh pemerintah pusat,” ungkapnya.
Menurut Werinussa, meskipun TPID Papua Barat telah bekerja keras, ada beberapa tantangan yang dihadapi dalam menanggulangi inflasi.
Adalah kebijakan yang mempengaruhi distribusi barang, terutama dalam sektor peternakan. Salah satu masalah yang baru-baru ini dihadapi adalah soal pengiriman Day Old Chicken (DOC), yaitu anak ayam yang digunakan sebagai bibit peternakan.
“Masalahnya, pengiriman DOC selama ini dilakukan melalui pesawat Lion Air, menggunakan layanan Lion Parcel,’’ sebut Assisten II.
‘’Namun, pesawat yang beroperasi, tidak menyediakan layanan pengiriman DOC. Hal ini menyebabkan gangguan distribusi bibit ayam yang sangat mempengaruhi pasokan barang ke peternakan,” jelas Werinussa.
Untuk menyelesaikan masalah ini, pihak Pemerintah Provinsi Papua Barat telah mengadakan pertemuan dengan pelaku usaha di sektor peternakan dan pihak penerbangan, termasuk otoritas bandara.
“Kami sedang mencari solusi agar pengiriman DOC bisa lancar kembali, baik melalui koordinasi dengan pihak penerbangan maupun dengan membuat izin-izin yang diperlukan,” tambahnya.
Werinussa juga menegaskan bahwa dalam upaya menekan inflasi, pihaknya akan terus melakukan operasi pasar yang melibatkan dinas-dinas terkait, seperti Dinas Perindustrian dan Perdagangan serta Dinas Ketahanan Pangan.
“Langkah-langkah teknis akan terus dilakukan untuk memastikan pasokan bahan pokok tetap stabil dan harga tetap terjangkau oleh masyarakat,” kata Melkias Werinussa.
Pemerintah Provinsi Papua Barat berharap dengan berbagai upaya yang sedang dilakukan, target deflasi dalam dua bulan mendatang dapat tercapai, demi menjaga kestabilan ekonomi daerah dan kesejahteraan masyarakat Papua Barat.(*)
Penulis: Rustam Madubun
Editor: Papuadalamberita.com