-
Lima personel dan satu TBO telah menjejak tepian, namun arus kian beringas. Di seberang, Kanit Resmob mengangka34t tangan, membentuk tanda silang—isyarat tegas bahwa deras sungai tak lagi bisa dilawan.
PAPUADALAMBERITA.COM.MANOKWARI – Setelah lima personel dan satu Tenaga Bantuan Operasi (TBO) berhasil menyeberang, Kanit Resmob memberikan kode tanda silang (X) kepada personel yang berada di seberang sungai sebagai isyarat untuk tidak lagi melakukan penyeberangan.
Isyarat ini dibalas oleh Danton Brimob, Aiptu Gunawan, dengan tanda silang (X) yang sama, menegaskan bahwa tidak perlu lagi ada yang menyeberang.
Danton Brimob juga menyampaikan bahwa anggota yang telah berada di seberang cukup untuk memantau kebun Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).
Jika situasi aman, mereka diminta melihat apakah ada makanan seperti pisang atau kasbi yang bisa diambil untuk persediaan.
Setelah itu, tim yang telah berhasil menyeberang mulai bergerak menuju titik kebun KKB DPO Marthen Akingking.
Namun, tiba-tiba terdengar dua kali suara teriakan dari arah sungai. Tim yang sedang menuju kebun KKB segera berbalik untuk mengecek apa yang terjadi.
Sesampainya di tepi sungai, mereka melihat Kasat Reskrim sudah berada di tempat dangkal di tengah sungai. Selain itu, terlihat Bripda Stefanus Dokainubun berenang ke arah tepi sungai.
Kasat Reskrim tampak kesulitan dan jatuh bangun. Kanit Resmob langsung melompat ke sungai sambil berteriak,
“Komandan, tunggu saya! Jangan bergerak ke mana-mana!” Namun, arus yang sangat deras menyeret Kanit Resmob, membuatnya hampir tenggelam.
Ia berusaha berenang menuju batang kayu dan akhirnya berhasil menepi.
Anggota TNI AD yang turut memberikan pertolongan juga mengalami kendala saat melompat ke sungai karena celananya tersangkut di kayu.
Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Teluk Bintuni tidak lagi terlihat di sungai, diduga hanyut terbawa derasnya arus Kali Rawara.
Sisa tim yang tidak melakukan penyeberangan, berjumlah 12 orang, segera melakukan penyisiran.
Sebagian dari mereka menginformasikan kepada tim di Kali Cempedak tentang insiden tersebut. Tim di Kali Cempedak pun segera menuju lokasi untuk membantu pencarian. Tim menaikkan drone milik TNI AD untuk membantu pencarian Kasat Reskrim.
Di sisi lain, tujuh anggota yang berhasil menyeberang melakukan patroli untuk memastikan tidak ada ancaman dari KKB.
Dalam patroli ini, mereka menemukan DPO Marthen Akingking yang sedang beraktivitas di sekitar pondoknya, sehingga dilakukan tindakan penegakan hukum terhadapnya.
Setelah insiden ini, anggota TNI AD segera menghubungi Danyon Kapuas 642 melalui HT satelit milik TNI AD untuk melaporkan kejadian Kasat Reskrim yang hanyut. Danyon kemudian menghubungi Kapolres Teluk Bintuni untuk menyampaikan informasi tersebut.
Kapolres segera bergerak ke Pos Pol Mayado dan menghubungi Wakapolres untuk memberitahukan istri Kasat Reskrim bahwa suaminya mengalami insiden hanyut saat menyeberangi Kali Rawara.
Kapolres juga berkoordinasi dengan Danyon Kapuas 642/KPS Mayado untuk meminta bantuan dalam pencarian dengan mengerahkan sebanyak mungkin longboat guna mencapai titik lokasi hanyutnya Kasat Reskrim.
Selain itu, Kapolres memerintahkan Kapospol Mayado untuk mencari longboat yang bisa disewa guna mendukung operasi pencarian.
Namun, hanya tiga unit longboat yang bisa digunakan karena daerah yang dituju merupakan zona merah, yaitu markas Kodap IV Sorong Raya yang dipimpin oleh Deni Mos, serta wilayah tersebut terisolasi.
Pukul 14.30 WIT, Kapolres dan tim pencarian tiba di Pos Kotis Mayado TNI AD untuk mempersiapkan longboat dan logistik.
Pada pukul 16.00 WIT, Kapolres Teluk Bintuni, Danyon 642 Kapuas, serta tim pencarian tiba di Pos Rawara milik TNI AD guna melakukan pencarian. Namun, karena hujan deras dan aliran sungai yang meluap, pencarian tidak dapat dilakukan hari itu. Tim akhirnya memutuskan untuk berangkat keesokan harinya, 19 Desember 2024, pukul 06.00 WIT.
Pada 19 Desember 2024, pukul 07.00 WIT, Kapolres, Danyon 642 Kapuas, serta anggota TNI/Polri dan Basarnas memulai pencarian dengan menyusuri Sungai Rawara. Tim tiba di Kali Cempedak untuk menurunkan logistik.
Pukul 17.30 WIT, tim gabungan melanjutkan pencarian selama 30 menit. Namun, karena hari mulai gelap, pencarian dihentikan sementara dan dijadwalkan dilanjutkan pada hari berikutnya.(rustam madubun/bersambung)