Papua Barat

Bagian (5) Tiga Belas Hari di Pelukan Rawara: Ketika Pencarian Berujung Pada Keikhlasan

1239
×

Bagian (5) Tiga Belas Hari di Pelukan Rawara: Ketika Pencarian Berujung Pada Keikhlasan

Sebarkan artikel ini
Persiapan tim gabungan pencarian korban yang tak mengenal lelah.FOTO: POLRES BINTUNI
Print
  • Sungai Rawara menyimpan kisah pilu di arusnya yang deras. Selama tiga belas hari, tim gabungan TNI-Polri berpacu dengan waktu, menyusuri jejak yang samar, berharap menemukan sosok yang telah hanyut. Namun, ketika alam tak lagi memberi petunjuk, pencarian pun berujung pada keikhlasan, meninggalkan duka yang mengalir bersama riak sungai.

PAPUADALAMBERITA.COM.MANOKWARI – 31 Desember 2024 upaya pencarian terhadap Kasat Reskrim Polres Teluk Bintuni yang hilang terseret arus Sungai Rawara dalam operasi gabungan TNI-Polri akhirnya dihentikan setelah berlangsung selama 13 hari.

Baca juga: Bagian (4) Menelusuri Jejak di Arus Rawara: Tujuh Hari dalam Dekapan Sungai

Pihak keluarga korban, AKP Purn. Gelora Tarigan, telah bertemu langsung dengan para saksi dari TNI dan Polri yang berada di lokasi saat kejadian. Pos Kotis Meyado pada Sabtu, 28 Desember 2024, pukul 19.00 WIT.

Dalam pertemuan ini, pihak keluarga mendengar langsung kronologi kejadian dari para saksi. Salah satu perwakilan keluarga menyampaikan apresiasinya atas kerja keras tim pencarian.

“Terima kasih atas penjelasan yang telah diberikan oleh para saksi dari TNI dan Polri. Dengan ini, saya akan menjelaskan kepada keluarga besar agar tidak ada lagi berita simpang siur terkait kejadian ini,” ujar perwakilan keluarga.

Selain itu, keluarga korban juga memberikan dukungan kepada tim pencarian.

“Saya ucapkan terima kasih kepada seluruh personel yang telah berusaha semaksimal mungkin dalam pencarian. Tetap semangat dan jangan terpengaruh oleh komentar dari luar yang dapat melemahkan semangat tim,” tambahnya.

Pencarian Hari ke-11 hingga Hari ke-13

Pencarian terhadap Kasat Reskrim Polres Teluk Bintuni kembali dilanjutkan pada Minggu, 29 Desember 2024. Pukul 10.00 WIT, tim pencarian yang dipimpin Kapolres Teluk Bintuni menggunakan Helikopter Bell 412 EP Ops Damai Cartenz serta tiga unit longboat untuk menyisir Sungai Rawara.

Hingga pukul 19.30 WIT, pencarian hari ke-11 dan ke-12 tetap belum membuahkan hasil.

Pada Senin, 30 Desember 2024, pukul 09.00 WIT, Kapolres Teluk Bintuni bersama 15 personel Polres dan satu anggota keluarga korban menuju Jembatan Rawara. Mereka berkoordinasi dengan warga sekitar Sungai Rawara dan meminta bantuan untuk memberikan informasi jika menemukan tanda-tanda keberadaan korban. Kapolres juga menjanjikan hadiah bagi warga yang menemukan petunjuk.

Hingga pukul 12.00 WIT, pencarian hari ke-13 resmi dihentikan dalam keadaan aman dan kondusif.

Prosesi Pamitan dan Penghentian Pencarian

Pada Selasa, 31 Desember 2024, pukul 09.00 WIT, Kapolres Teluk Bintuni beserta tim pencarian dan evakuasi melakukan prosesi pamitan kepada satuan Pam Rahwan 642/KPS Meyado sebelum kembali ke Bintuni dengan 11 unit kendaraan roda empat.

Dalam kesempatan itu, perwakilan keluarga korban menyampaikan rasa terima kasih kepada seluruh tim yang telah bekerja keras dalam proses pencarian.

“Kami sekeluarga mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dan usaha rekan-rekan dalam pencarian. Kami tidak dapat membalasnya satu per satu, semoga Tuhan membalas segala kebaikan ini. Jika selama pencarian ada kata atau tindakan yang kurang berkenan, kami mohon maaf,” ujar perwakilan keluarga.

Selain itu, keluarga juga meminta agar jika ada pihak yang mengetahui atau memiliki informasi terkait utang almarhum Tomi Samuel Marbun, mereka dapat menghubungi keluarga.

Tepat di bawah langit siang yang membisu, pada pukul 12.00 WIT, langkah-langkah lelah itu akhirnya berbalik arah.

Dengan harapan yang belum sepenuhnya padam, tim pencarian dan evakuasi kembali ke Bintuni, menutup tirai operasi tahap pertama.

Sungai Rawara tetap mengalir, menyimpan rahasia di kedalamannya, sementara di hati yang menanti, doa terus berbisik lirih.

Tiga belas hari berlalu tanpa jawaban, namun langkah tak boleh goyah. Di antara arus yang enggan berbisik, mereka kembali menyibak misteri—sebab yang hilang tak hanya raga, tetapi juga kepastian yang menanti untuk dijemput.(rustam madubun)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *