Nasional

Baju Syar’i Jadi Tren Lebaran Tahun 2019

154
×

Baju Syar’i Jadi Tren Lebaran Tahun 2019

Sebarkan artikel ini
Print
BUSANA muslim model syari berbahan teribos (kiri), katun (tengah) dan satin (kanan) dipajang di Toko Tuneeka di Blok A Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, Sabtu (11/5/2019). FOTO: ANTARA NEWS/KATRIANA

PAPUADALAMBERITA.COM – JAKARTA – Model baju syar’i nampaknya akan menjadi tren lebaran tahun ini. Hingga hari ini, sudah ribuan pembeli menyerbu lapak pedagang busana muslimah di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat untuk berburu model baju tersebut.

“Yang paling banyak diborong busana model syar’i,” kata Ifa, penjaga toko busana muslimah Albatany Daffa Central di Blok A Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, Sabtu.

Dia mengatakan dalam satu hari, tokonya mampu menjual hingga 300 potong baju muslimah dengan lebih dari 200 potong di antaranya adalah busana muslimah model syar’i.

Busana muslimah model syar’i, kata dia, memiliki model lebih modis dengan ciri-ciri utama dijual satu paket dengan jilbab dengan warna yang serasi dengan busananya, berbeda dengan model gamis yang tidak dijual dalam satu paket dengan jilbab.

Baju syari dijual dengan harga sekitar Rp135ribu sampai Rp250ribu per potong. Sementara busana model gamis juga dijual dengan harga antara Rp200ribu sampai Rp300ribu per potong.

Bahan kain yang ditawarkan dari busana muslimah model tersebut bermacam-macam mulai dari jaguar, katun dan satin.

Model syar’i bahan katun lebih banyak diserbu pelanggan karena serat kainnya lebih lembut sehingga lebih nyaman dipakai dibandingkan bahan jaguar yang memiliki ciri-ciri serat kain lebih kasar.

Meski berserat lebih kasar, busana muslimah model syar’i dengan perpaduan bahan jaguar dan katun juga banyak dibeli pemborong karena terlihat lebih glamor, kata Ifa.

Berbeda dengan Ifa, Ratih, penjual busana muslimah lain, mengatakan pembeli di tokonya lebih banyak membeli busana muslim model syari berbahan teribos.

Bahan tersebut, kata dia, memiliki ciri-ciri serat lain yang lebih tipis dan lebih ringan dibandingkan bahan katun. Meski lebih tipis dan ringan, bahan jenis ini tetap tidak menerawang.

Ratih mengaku, dirinya bisa menjual 200-300 potong per hari untuk busana muslim model syari.

“Karena mau lebaran, jadi pelanggan lebih banyak membeli model syari,” jelasnya.

Di antara busana model syari yang dibeli, dia mengatakan pelanggan di tokonya lebih sering memilih busana warna krem, peach, hijau toska dan perpaduan di antara warna-warna tersebut.

Selain praktis atau juga mungkin karena harganya yang murah, baju syar’i sebenarnya mulai digemari sejak tahun 2015-an.

Kehadirannya merupakan antitesis dari merebaknya gaya jilbab mini dengan atasan ketat yang sering dipadukan dengan bawahan yang juga ketat seperti celana jins.

Kini, dengan mulai menggemanya gaya hidup hijrah, utamanya di kalangan selebritas yang menyerukan untuk bergaya hidup ke jalan yang lebih Islami, baju syar’i pun mulai naik daun.

Sejumlah influencer yang menerapkan fesyen hijrah seperti kakak-beradik Sungkar hingga penyanyi Mulan Jameela tampak gencar mempromosikan gaya fesyen ini.

Anisa, pembeli baju syar’i di Pasar Tanah Abang sengaja datang berburu baju model ini karena terdorong keinginan untuk tampil anggun layaknya para influencer kekinian.

“Lebih suka yang syar’i karena lebih praktis dan lebih sederhana, tapi tetap anggun,” kata karyawati swasta berusia 25 tahun itu.(antara/pdb)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *