PAPUADALAMBERITA.COM.JAKARTA – Bank Indonesia (BI) terus berupaya untuk memperkuat layanan kebanksentralan dengan memanfaatkan teknologi digital guna mendukung efisiensi dan keberlanjutan operasional, Rabu (13/11/2024).
Salah satu terobosan penting adalah pembentukan Unit Layanan Single Window (ULSW), yang berfungsi sebagai pusat koordinasi dan optimalisasi tata kelola data untuk mendukung Indonesia National Single Window (INSW).
Inovasi lainnya adalah hadirnya Galeri Aplikasi Layanan Bank Indonesia (ALBI), yang memungkinkan pelaku usaha dan pemangku kepentingan BI untuk berinteraksi secara langsung dalam mengakses berbagai layanan kebanksentralan.
Selain itu, BI juga mengimplementasikan digitalisasi prosedur operasional standar (SOP) yang mencakup berbagai aspek, mulai dari front office, middle office, hingga Core Banking System (CBS).
Komitmen Bank Indonesia untuk terus menjaga kualitas layanan tercermin dalam pencapaian standar internasional, seperti sertifikasi ISO 9001:2015 untuk sistem manajemen mutu, ISO 27001:2022 untuk manajemen keamanan informasi, dan ISO 22301:2019 untuk manajemen keberlangsungan bisnis.
BI juga terus memperbaiki sistem manajemen arsipnya dengan meraih sertifikasi ISO 15489:2016.
Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Destry Damayanti, dalam acara CBSEA 2024 mengungkapkan bahwa sinergi dengan para stakeholder menjadi kunci dalam mencapai keberhasilan inovasi layanan kebanksentralan.
“Ke depan, sinergi dan digitalisasi layanan harus terus ditingkatkan untuk memenuhi ekspektasi stakeholders yang juga akan terus meningkat. Kami berkomitmen untuk memberikan layanan yang andal, prima, dan berstandar internasional,” ujar Destry.
Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi, Todotua Pasaribu, turut menekankan pentingnya penguatan iklim investasi di Indonesia.
Dalam kesempatan ini, Pasaribu juga mengungkapkan bahwa target investasi Indonesia pada tahun 2024 ditetapkan sebesar Rp1.650 triliun, meningkat dari tahun sebelumnya yang tercatat Rp1.400 triliun.
Hingga September 2024, total investasi yang telah terealisasi mencapai Rp1.261 triliun atau sekitar 76,45% dari target yang ditetapkan.
“Perjanjian kerja sama ini akan menjadi faktor penting dalam mendukung kemudahan berinvestasi, terutama dengan adanya digitalisasi yang akan mempermudah proses perizinan dan mendukung pertumbuhan investasi,” tambah Pasaribu.
Acara CBSEA 2024 juga diwarnai dengan penandatanganan Perjanjian Kerjasama antara Bank Indonesia dan Kementerian Investasi/BKPM mengenai perizinan terkait sektor keuangan.
Kerja sama ini merupakan kelanjutan dari Nota Kesepahaman yang telah ditandatangani pada 28 Agustus 2024, dengan tujuan untuk mempercepat implementasi dan sinergi antara lembaga dalam mewujudkan layanan keuangan yang lebih baik.
Dalam pengantar acara, Gubernur Bank Indonesia menegaskan bahwa inovasi yang terus dilakukan BI adalah bagian dari visi besar untuk menjadi bank sentral digital terdepan yang berkontribusi signifikan terhadap perekonomian nasional.
“Kami terus berupaya meningkatkan kredibilitas serta kualitas layanan kebanksentralan, dan melalui teknologi digital, kami yakin dapat lebih efektif mendukung perekonomian Indonesia yang berkembang pesat,” tutupnya.
Dengan terus berinovasi, Bank Indonesia bertekad memastikan bahwa layanan kebanksentralan yang diberikan tidak hanya memenuhi standar internasional, tetapi juga selaras dengan kebutuhan dan harapan para stakeholders dalam menghadapi tantangan ekonomi global.(*)
Penulis: Bank Indonesia
Editor: Rustam Madubun