PAPUADALAMBERITA.COM. FAKFAK – Anggota Komisi IV DPR, Robert J Kardinal, menilai langkah Menteri BUMN, Rini Soemarno, yang menginstruksikan agar PT Freeport Indonesia dan holding BUMN Tambang PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) membangun fasilitas pengolahan dan pemurnian (Smelter) di dekat lokasi tambang sudah tepat.
Menurut Robert, memang sudah sepantasnya lokasi Smelter dibangun di Papua, bukan di Gresik yang sangat jauh dari lokasi tambang.
“Kami apresiasi Presiden Jokowi dan Bu Rini atas kepeduliannya kepada masyarakat Papua dengan menginstruksikan kepada PT Freeport dan Inalum untuk membangun smelter di Papua. Jadi tidak salah jika 90 persen lebih masyarakat Papua-Papua Barat memilih Pak Jokowi karena memang beliau sangat peduli dengan masyarakat Papua,” kata Robert, Selasa (30/7).
Pernyataan Robert ini menyikapi langkah Menteri Rini yang telah meminta kepada Freeport dan Inalum untuk membangun fasilitas smelter di dekat lokasi tambang. Inisiatif Rini ini atas program Presiden Jokowi agar masyarakat di desa dan dekat dengan lokasi tambang kehidupannya bisa jauh lebih sejahtera.
“Ini merupakan program Pak Presiden, bagaimana masyarakat di desa dan dekat lokasi tambang itu bisa mendapatkan benefit sebesar-besarnya dari pertumbuhan ekonomi,” ujar Rini dalam kunjungannya ke tambang emas Grasberg yang dikelola Freeport di Timika, Papua Barat, Minggu kemarin.
Rini menginginkan operasional tambang Freeport harus mampu mengerek kemampuan masyarakat Papua Barat, khususnya di wilayah Mimika. Sebab, 94 persen pendapatan asli di wilayah Mimika berasal dari tambang emas tersebut.
“Ini tanggung jawab bersama Freeport dan Inalum. Jadi kami sudah harus meningkatkan program-program untuk masyarakat sehingga masyarakat Mimika dan sekitar tambang bisa menjadi mandiri jika sudah tidak ada Freeport lagi,” ujarnya.
Bagi Robert, sikap Jokowi tersebut menunjukkan besarnya semangat pemerintah untuk memajukan perekonomian masyarakat Papua. Dia pun berharap agar pembangunan smelter ini bisa segera direalisasikan.
“Pembangunan smelter di Papua ini sudah berulang kami suarakan dan akhirnya Pak Jokowi dan Menteri Rini merespon sangat baik keinginan masyarakat Papua ini. Apalagi smelter yang di Gresik ini kan progressnya baru 2,51 persen. Saya kira tidak ada kata terlambat untuk memindahkan smelter dari Gresik ini ke Papua. Terima kasih Bu Rini dan Pak Jokowi yang telah sangat memahami keinginan masyarakat Papua,” kata Ketua Kaukus Parlemen Papua-Papua Barat ini.
Lebih lanjut, Robert menegaskan, bangun smelter di Papua justru jauh lebih menguntungkan baik dari sisi perusahaan juga bagi masyarakat Papua. Selain lahan yang jauh lebih murah, biaya transport juga jauh lebih ekonomis karena hasil tambang disana tidak perlu harus jauh-jauh diolah ke Gresik.
“Mumpung belum jadi (Smelter PT Freeport di Gresik) mending bikin baru saja di Papua. Pemda bisa siapkan lahan untuk bangun smelter. Yang penting di Papua. Toh kalau di Papua jauh lebih murah. Kenapa sih harus di Gresik karena disana pasti mahal,” katanya.
Lebih dari itu, lanjut Robert, ekonomi di Papua nantinya bisa bergerak lebih baik sehingga akan sangat berdampak bagi pembangunan di Papua. Sebab nantinya juga akan menyerap tenaga kerja yang cukup banyak bagi masyarakat Papua.
Papua kan perlu dibangun juga. Sekarang ini pemerintah juga sudah susah payah bangun Papua sampai keluarkan kebijakan harga BBM sama dengan Jawa dan daerah lainnya di Indonesia. Ini pengorbanan luar biasa dan harusnya Freeport berkorban juga karena sudah menikmati kekayaan Papua selama setengah abad ini,” tambah politisi yang terpilih kembali dari daerah pemilihan Papua Barat ini.(ydi)