PAPUADALAMBERITA.COM, Jakarta – Guru harus menguasai pedagogik siber yakni keahlian mengajar dengan memanfaatkan teknologi.
“Kemampuan ini sangat
diperlukan, bagaimana mengajar anak-anak yang sekarang semua informasi terbuka
bebas. Mereka dengan mudah mengakses pengetahuan melalui gawai mereka,”
ujar Pakar teknologi informasi Prof Richardus Eko Indrajit Eko dalam seminar
yang diselenggarkan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) di Jakarta, Kamis.
Ia mengatakan, saat ini banyak guru mengalami kebingungan bagaimana cara
mengajar anak-anak zaman sekarang. Bahkan banyak juga siswa yang mengolok-olok
gurunya.
Oleh karena itu, kata dia, guru harus punya cara tersendiri pada saat semuanya
jadi serba tahu, karena bisa menemukan jawabannya di internet.
“Guru tidak lagi
satu-satunya sumber pengetahuan, sekarang yang menjadi sumber pengetahuan itu adalah
murid itu sendiri,” jelasnya.
Pada saat ini, guru tidak hanya melakukan transfer ilmu tetapi menjadi
fasilitator yang memotivasi dan menginspirasi. Untuk menghadapi itu semua, para
guru diminta untuk belajar mengenai pedagogik siber.
Dia memberi contoh, jika siswa diminta untuk membuat makalah mengenai pahlawan
nasional adalah hal biasa dan siswa dengan mudah menyalinnya dari internet.
“Tapi kalau ditanya sebutkan lima pahlawan nasional dan tidak ada yang
boleh sama lebih dari dua pahlawan antarsiswa. Pertanyaannya, dari lima
pahlawan itu siapa yang paling ditakuti Belanda,” terang Eko.
Dalam kesempatan itu, Eko menjelaskan bahwa saat ini idealnya guru hanya
berbicara lima menit, sisanya yang berbicara adalah siswa.
“Kalau berpikir guru lebih pintar dari siswa, itu salah. Akan tetapi kalau
guru lebih bijaksana dari siswa itu memang benar, karena guru pernah muda
sedangkan murid belum pernah tua,” kata Eko berseloroh.(ant)