PAPUADALAMBERITA.COM.JAKARTA – Untuk menambah wawasan, referensi pemahaman, peran, fungsi, dan kebijakan-kebijakan Bank Indonesia.
Serta infnformasi koleksi numismatik dan arsitektur gedung Museum BI, peserta capasity building Papua Barat dan Papua Barat Daya diajak Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Papua Barat menjelajahi Museum Bank Indonesia.
Kunjungan ke Museum Bank Indonesia sebagai satu objek wisata di kawasan kota tua, Taman Sari, Jakarta Barat, pada Kamis (25/4/2024).
Bagi saya kunjungan ke museum yang memiliki fungsi mensosialisakan berbagai kebijakan bank Indonesia ini yang ketiga kalinya.
Sebelumnya, pada tahun 2016 dan tahun 2017 pernah saya sambangi dalam acara yang sama, yaitu capasiti building yang digelar KPw Bank Indonesia Papua Barat.
Kunjungan pertama saya pada 20 Oktober 2016 dan kedua pada 22 November 2017.
Menjelajahi Museum Bank Indonesia, dimaksud agar peserta capasity building yang dihelat KPw Bank Indoensia Papua Barat mengetahui dan memahami kebijakan BI terkini.
Museum BI menempati gedung BI Kota yang sebelumnya digunakan De Javasche Bank, gedung mempunyai nilai sejarah tinggi.
Pemerintah Repubblik Indonesia telah menetapkan bangunan Museum BI sebagai bangunan cagar budaya sesuai SK Gubernur Provinsi DKI Jakarta No.475 tahun 1993.
Museum BI menjadi tempat mengumpulkan, menyimpan, dan merawat benda numismatik ataupun dokumen bersejarah BI.
Dalam museum terdapat beragam bentuk benda numismatik ataupun dokumen yang bernilai sejarah dalam perjalanan bank Sentral Indonesia yang dikelola, disajikan secara lengkap dan runtut, sehingga mudah dipahami masyarakat.
Museum BI tidak hanya sarana rekreasi literasi entertainment, tetapi Museum BI sebagai sarana edukasi yang menghibur bagi masyarakat dengan menyajikan fasilitas pengetahuan kebanksentralan berbasis teknologi terkini
Deputi KPw Bank Indonesia Prrovinsi Papua Barat Roni Cahyadi ikut mendapinggi wartawan dan ataf protokoler dalam kunjungan ke museum.
Deputi KPw BI Papua Barat menjelaskan, kjungam ini merupakan bagian dari kegiatan koordinasi dan sinergitas.
“Karena Bank Indonesia di daerah memerlukan teman-teman wartawan maupun protokoler pemerrintah daerah untuk mewartakan dan mempublikasikan semua kebijakan-kebijakan Bank Indonesia,” sebut Roni.
Sedangkan, Kepala Museum Bank Indonesia, Hary Nugroho, menjelaskan Gedung Museum Bank Indonesia berdiri tahun 1828 dan terakhir direnovasi pada tahun 1927.
“Di sinilah Bank Indonesia berdiri, dan pertama kali beroperasi tahun 1953, yang sebelumnya beroperasinya bank Belanda yang namanya Java sche bank, yang kemudian kembali dibeli saham oleh pemerintah Indonesia,” terangnya.
Ia menjelaskan, Museum Bank Indonesi berbeda dengan museum-museum yang lain.
“Museum Bank Indonesia adalah kanal komunikasi daripada kebijakan dan juga sejarah Bank Indonesia, sehingga dalam Museum kami bagi menjadi 3 cluster,” rinci Hary Nugroho.
Pertama mengenai Cluster kebijakan bank Indonesia dari mulai awal berdiri hingga saat ini.
Kedua ada Cluster koleksi numismatik koleksi-koleksi uang koin yang bersejarah mulai dari duli sampai saat ini.
Dan salah satu yang mungkin nanti akan menarik adalah adanya koin Rp uang Rupiah Irian Barat
Jadi ternyata Irian dulu punya mata uang sendiri namanya ibrp.
Inilah yang menarik di museum Bank Indonesia kemudian yang terakhir
Ketiga cluster mengenai arsitektur yang ada di museum Bank Indonesia yang sangat megah.
Dalam kunjungan itu, jurnalis dissuguhkan filim pendek emudian mengenai Cluster arsitektur bangunan Bank Indonesia.
Dalam filim itu bercerita tentang arsitektur bangunan Miseum Bank Indonesia dalam empat dimensi.(rustam madubun)
